Paskah 2025
Wakil Gubernur NTT Berharap Prosesi Jalan Salib Jadi Teladan bagi Jemaat Mengikuti Kristus
Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma berharap Prosesi Jalan Salib Jadi Teladan bagi Jemaat Mengikuti Kristus
Penulis: Elisabeth Eklesia Mei | Editor: Adiana Ahmad
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eklesia Mei
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Wakil Gubernur NTT, Johanis Asadoma atau Johni Asadoma berharap Prosesi Jalan Salib menjadi Teladan bagi Jemaat Mengikuti Kristus.
Hal ini disampaikan Johni Asadoma saat menghadiri Prosesi Jalan Salib lX Pemuda Gereja Masehi Injili di Timor atau GMIT Klasis Kota Kupang yang berlangsung di Taman Nostalgia (Tamnos), Kota Kupang selama dua hari yaitu 17-18 April 2025.
“Prosesi ini semoga menjadi teladan Kristus untuk kehidupan kita di dunia ini. Meneladani kehidupan jeritan pribadi Kristus adalah kewajiban kita orang Kristen untuk hidup penuh kasih perhatian kepada sesama dengan penuh kesederhanaan,” ucap Johni Asadoma.
Johni mengatakan, setiap kejadian penting yang terjadi dalam kehidupan Tuhan Yesus selama ada di dunia perlu untuk diperingati, direnungkan, dan dijadikan pedoman dan tuntutan dalam kehidupan umat Kristen sehari hari.
Baca juga: GMIT Ebenhaezer Betun Gelar Prosesi Jalan Salib Dalam Perayaan Paskah 2025
“Jalan salib kalau kita lihat sejarahnya merupakan akhir dari rangkaian perjalanan hidup Tuhan Yesus selama di dunia. Setelah jalan salib maka sampai lah pada penyaliban di bukit Golgota. Apa makna jalan salib bagi kita semua? Apa yang dialami Yesus dalam penderitaannya bagi umat manusia dan dalam kehidupan kita sehari-hari perlu untuk mentransformasikan itu dalam kehidupan kita,” ucap Johni.
Menurut Johni, hidup yang bermakna bagi sesama adalah hidup yang siap berkorban untuk sesama, hidup untuk saling menolong memperhatikan mereka yang lemah, mereka yang membutuhkan bantuan atau pertolongan dari semua orang.
“Inilah pengorbanan yang kita harus terapkan sebagai pengikut Kristus dan harus kita lakukan dalam kehidupan sehari hari,” ujarnya.
Kalau dibayangkan dan saksikan di televisi, kata Johni, bahwa kesengsaraan yang dialami Tuhan Yesus merupakan sesuatu penderitaan yang luar biasa, yang mana menurut catatan sejarah Tuhan Yesus bahkan menerima dua ribu cambukan pada tubuhnya.
“Dalam film itu menunjukkan kebengisan dan kekejaman dari tentara Romawi terhadap Tuhan Yesus. Tentu ini suatu penderita yang kalau kita pelajari tidak ada tokoh besar dunia satu pun yang alami penderitaan seperti Yesus dalam pelayanan,” ucapnya.
Lebih lanjut, Johni mengatakan, proses jalan salib tersebut adalah jalan kesengsaraan lain sebelum mengalami Via Dolorosa.
Baca juga: Ribuan Umat Paroki Katedral Atambua Ikuti Prosesi Jalan Salib Hidup
“Via Dolorosa yang dimaksudkan yaitu gambaran dari perjalanan hidup orang yang kita sembah dari lahir tidak ada yang menyenangkan. Kristus kahir di kandang domba, hidup berpindah pindah, mengajar, menginjil, membuat mukjizat membangkitkan orang mati. Tidak ada hal yang menyenangkan dalam ukuran kehidupan kita manusia, semua yang dialaminya sulit dan susah, penuh dengan penderitaan,” tuturnya.
Johni juga memberikan apresiasi kepada pemuda GMIT klasis Kota Kupang dan panitia yang telah menyelenggarakan kegiatan tersebut.
“Berbagai hambatan kendala pasti banyak tapi kalau kita sudah melaksanakan ini berarti menandakan komitmen keteguhan hati dari pemuda untuk mengenang dan merasakan apa yang dialami Tuhan Yesus lebih dari dua ribu tahun lalu,” tuturnya.
Johni pun mengajak seluruh jemaat untuk mengikuti prosesi jalan salib dengan hati hening, penuh iman dan terbuka dengan sentuhan kasih Allah.
“Mari kita laksanakan semua tahapan ini dengan baik, tertib, dengan mematuhi semua ketentuan yang berlaku. Kerja sama panitia dengan aparat keamanan tentu harus dilaksanakan sehingga bisa berjalan sampai akhir dengan baik,” ajaknya. (mey)
Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.