TTS Terkini

Terkait Relokasi, Marince Benu akan Mengikuti Arahan Pemda TTS

Relokasi bagi pengungsi bencana tanah longsor Desa Kuatae, Kecamatan Kota Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), tunggu aarahan Pemda TTS.

POS-KUPANG.COM/MARIA VIANEY G GOKOK
PENGUNGSI - Marince Benu (61) Pengungsi Bencana Tanah Longsor Desa Kuatae. 

Laporan reporter POS-KUPANG.COM, Maria Vianey Gunu Gokok

 

POS-KUPANG.COM, SOE - Rencana relokasi bagi para pengungsi bencana tanah longsor Desa Kuatae, Kecamatan Kota Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), masih menunggu keputusan final terkait lokasi dan eksekusinya. 

 

Marince Benu (61), perempuan yang mengungsi bersama suaminya, Nikodemus Nae menjelaskan dirinya bersedia pindah dan mengikuti arahan dari Pemda TTS

 

"Pemerintah dong (mereka) turun lihat lokasi bencana tiap hari. Kemarin mereka buka jalan untuk motor saja yang bisa lewat. Tapi kalau hujan pasti setengah mati," jelasnya.

 

Marince menjelaskan bahwa rumahnya sudah ambruk dan ia menunggu di posko sampai mendapat arahan terkait relokasi.

 

"Siang begini tahambur (berpencar), ada yang kembali ke lokasi bencana. Saya tunggu disini saja, kapan mau relokasi, kami pergi," katanya.

 

Ia mengatakan, banyak pengungsi yang sudah keluar dari Gor Nekmese. Ada yang menginap di keluarga, ada juga yang karena harus masuk kerja dan sekolah, harus kembali ke Desa Kuatae.

 

"Di sana ada posko juga. Barang-barang sudah evakuasi. Pemerintah bantu, siapa yang mau angkut, pake oto pemerintah," ungkapnya.

 

Meski begitu, ia tetap menanti akan percepatan proses relokasi. Ia mengatakan jika relokasi selesai mereka bisa hidup dengan tenang. 

 

"Kalau sudah relokasi, bisa bergerak bebas. Tidak duduk duduk saja begini. Tapi kita sabar saja, pasti pemerintah sedang usaha juga. Kalau jadi juga pasti lama," jelasnya menyakinkan diri.

 

Marince juga berbagi cerita bahwa saudaranya akan membuat hunian darurat dan tinggal bersama anak saudaranya itu. 

 

"Ada tanah kecil, saudara punya. Saudara saya ada mau pergi lihat ko urus buat rumah kecil, dia dan dia pu anak tinggal. Sempit tidak bisa untuk dua kepala keluarga jadi kami disini saja," cerita Marince.

 

Sebelumnya ia dan suaminya hanya tinggal berdua di rumah mereka, di Desa Kuatae. Anak semata wayangnya merantau ke Batam. Mereka tidak memiliki hewan ternak, tetapi menggarap lahan dan menanam jagung. Ia menjelaskan jagung mereka telah selesai di panen. (any)

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved