Tarif Impor AS

Prabowo Utus Airlangga Negosisasi Tarif Impor Trump

Presiden Prabowo Subianto akan mengutus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto ke Washington.

Editor: Alfons Nedabang
KOMPAS.com/FIKA NURUL ULYA
AIRLANGGA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (18/3/2025). Terbaru, Prabowo Subianto akan mengutus Airlangga ke Washington untuk negosiasi tarif impor Donald Trump.  

Prabowo mengatakan kebijakan yang diambil pemimpin di AS karena mementingkan rakyat AS. Pemerintah Indonesia, kata dia, juga memikirkan rakyat Indonesia.

"Pemimpin-pemimpin Amerika mementingkan kepentingan rakyat Amerika, kita memikirkan kepentingan rakyat kita, tidak perlu ada rasa kecewa, rasa khawatir, kita percaya dengan kekuatan kita sendiri," kata Prabowo.

"Kalaupun ada tantangan kita hadapi dengan gagah, dengan tegar mungkin ada berapa saat tapi kita yakin kita akan bangkit dengan tingkat yang baik," imbuh dia.

Terpisah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia dan negara di ASEAN tidak mengambil langkah retaliasi dari dampak tarif Trump.

Tetapi, Indonesia dan Malaysia akan mendorong pengambilan keputusan trade investment TIFA. Hal tersebut lantaran TIFA sendiri secara bilateral telah ditandatangani sejak tahun 1996. 

"Sehingga kita akan mendorong berbagai kebijakan itu masuk dalam TIFA. Selanjutnya, beberapa non tariff measures, kemudian terkait dengan tarif dan bagaimana kita meningkatkan impor," kata Airlangga di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Senin (7/4).

Baca juga: Dampak Tarif Impor Donald Trump, Industri Otomotif dan Elektronik di Ujung Tanduk

Airlangga mengungkap, berdasarkan arahan Presiden Prabowo, Indonesia akan mencoba melakukan negosiasi kepada Amerika Serikat.

"Bapak Presiden sudah mengarahkan setelah hari ini, kita akan memberikan masukan kepada Amerika. Untuk kita bisa memberikan respons dan harapannya tentu Amerika sendiri kan ini dikenakan kepada seluruh negara," jelasnya.

Indonesia kata Airlangga, akan menempuh jalur diplomasi dan negosiasi untuk mencari solusi yang saling menguntungkan bagi kedua negara.

"Di samping itu Indonesia sendiri dalam proyek strategis nasional akan membangun beberapa proyek termasuk refinery. Mungkin salah satu komponennya kita beli dari Amerika," ujarnya.

Airlangga mengatakan Pemerintah Indonesia berencana menambah volume impor untuk mengurangi defisit neraca perdagangan Amerika Serikat.

Menurutnya, salah satu hal yang menjadi alasan AS menaikkan tarif impornya terhadap Indonesia karena AS mengalami defisit perdagangan terhadap Indonesia sebesar US$ 18 miliar.

"Terkait dengan tarif dan bagaimana kita meningkatkan impor, arahan Bapak Presiden (Prabowo) bagaimana delta daripada impor ekspor kita yang bisa sampai US$18 miliar," kata Airlangga.

Baca juga: Dampak Tarif Impor Donald Trump: PHK Besar-besaran di Depan Mata

Untuk memenuhi defisit tersebut, peningkatan volume impor dari AS akan didorong dengan produk-produk yang sudah biasa diimpor seperti gandum, kapas, hingga minyak dan gas (migas).

Airlangga menambahkan pihaknya akan mengambil dari 10 produk impor dan ekspor teratas seperti elektronik, mebel kayu, sepatu, tembaga, hingga emas dari sisi ekspor, dan impor produk semikonduktor.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved