Pemuda di Kupang Gantung Diri

Kesaksian Ibu Korban Gantung Diri di Naikolan Kupang

Untuk makan malam, Helena biasanya memisahkan lauk dan makanan milik korban secara tersendiri di dalam kamar korban.

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/PETRUS CHRISANTUS GONSALES
Helena Langmani Lakata, ibu dari korban gantung diri di Naikolan, Kupang 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Petrus Chrisantus Gonsales

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Helena Langmani Lakata, ibu kandung JL (39), korban gantung diri di Naikolan, Kota Kupang, memberikan kesaksian sebelum anaknya JL (39) meninggal dunia.

Helena menuturkan, pada Rabu (2/4/2025), sore hari, setelah mandi dan minum kopi, semua terlihat aman-aman di dalam rumah.

"Setelah dia minum kopi, habis jalan, saya sudah tidak tahu dia pergi kemana, atau minum mabuk dimana," terang Helena.

Untuk makan malam, Helena biasanya memisahkan lauk dan makanan milik korban secara tersendiri di dalam kamar korban.

Ia menduga korban balik ke rumah kemungkinan tengah malam. Dibuktikan dengan saat bangun pagi, Helena melihat lauk di meja dalam kamar korban sudah tidak ada. Sedangkan nasi masih tersisa di sebuah mangkok plastik di atas meja.

"Saya lihat lauknya sudah tidak ada. Nasinya ada tapi tidak makan," ujar Helena. Akhirnya Helena keluar dari kamar korban dan mendapati pakaian korban seperti dilempar dalam keadaan sudah disobek-sobek.

Helena beranjak ke belakang rumah hendak menjemur pakaian dan melihat korban ada di belakang rumah. Akan tetapi Helena tidak menyadari sama sekali korban JL (39) sudah dalam keadaan gantung diri.

"Saya lihat dia di belakang, tetapi saya tidak tahu bahwa dia ada gantung diri. Karena dia berdiri seperti orang lagi kencing," jelasnya.

Lanjut Helena, setelah itu, adik dari korban ke belakang dan mendapati korban sudah dalam keadaan naas.

Baca juga: BREAKING NEWS: Seorang Pria Ditemukan Gantung Diri di Naikolan Kota Kupang

"Ya Tuhan,... Joka," kata adik korban, dengan perasaan kaget, seperti yang diceritakan Helena.

Dalam kehidupan sehari-hari, Helena menyampaikan, korban tidak memiliki penyakit dan tidak mengalami gangguan jiwa atau kelainan mental.

"Kecuali kalau sudah kena alkohol baru dia terganggu," tutur Helena. Dalam penuturan Helena, korban belum melakukan tindakan kriminal apapun.

"Hanya saat mabuk, dia sering angkat batu, kayu, atau barang tajam mau lempar orang. Itu yang adik-adiknya sering cegat dia," tuturnya.

Tidak hanya adik-adiknya, acap kali juga Helena sebagai seorang ibu pun tetap menasehati anaknya, bahwasannya tindakan yang dibuat oleh korban tersebut melanggar hukum.

Korban diketahui anak kedua dari tujuh bersaudara. Helena menyampaikan keluarga menerima peristiwa sebagai musibah dan mengikhlaskan kepergian JL (39). (moa)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved