Makan Bergizi Gratis

Penerima Manfaat Program MBG Didominasi Sekolah Naungan Kemendikdasmen

Hal tersebut disampaikan Abdul Mu'ti usai menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Badan Gizi Nasional (BGN), Kamis (27/3/2025). 

Editor: Ryan Nong
KOMPAS.COM/Muchamad Dafi Yusuf
SISWA SANTAP MBG - Ilustrasi pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis di SMK Bagimu Negeri Semarang, Jawa Tengah. 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengatakan, penerima manfaat terbanyak dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah sekolah yang berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).

Hal tersebut disampaikan Abdul Mu'ti usai menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Badan Gizi Nasional (BGN), Kamis (27/3/2025). 

"Kami berterima kasih karena penerima manfaat terbesar dari program ini adalah mereka yang belajar di Kemendikdasmen, mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, hingga SMA," kata Abdul Mu'ti dikutip dari Kompas.com. 

Dia mengatakan, pihaknya bersyukur karena program-program Badan Gizi Nasional berjalan lebih cepat dan melampaui ekspektasi sebelumnya.

Program MBG mulai dijalankan secara penuh pada Januari 2025 sebagai bagian dari upaya memperkuat ekosistem kesehatan anak-anak di sekolah.

"Dengan program Makan Bergizi Gratis, Insya Allah kita memiliki generasi yang lebih sehat, kuat, dan berkarakter," lanjut dia. 

Mu’ti menjelaskan, bahwa program MBG tidak hanya bertujuan meningkatkan gizi siswa, tetapi juga menjadi sarana membangun pendidikan karakter.

Seperti kebiasaan berdoa sebelum makan, menjaga kebersihan, serta menanamkan nilai-nilai tanggung jawab dan kemandirian. Oleh karena itu, kata Mu'ti, Kemendikdasmen mendukung sepenuhnya program Makan Bergizi Gratis sebagai upaya membangun generasi yang sehat dan kuat, serta berkarakter dan berakhlak mulia.

“Program ini juga menjadi sarana untuk memperkuat pendidikan karakter dan menanamkan nilai-nilai utama, seperti kebersamaan, tanggung jawab, serta kesantunan," ujarnya.

Selain itu, Kemendikdasmen juga telah mengoptimalkan peran UKS sebagai ujung tombak implementasi program ini di sekolah. Melakukan digitalisasi sarana-prasarana pendukung gizi, serta memperkuat data melalui dashboard program MBG guna memastikan kebijakan berbasis bukti.

Sementara itu, Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan bagian dari strategi nasional dalam menurunkan angka kekurangan gizi pada anak usia sekolah.

"Saat ini, pertumbuhan penduduk Indonesia masih tinggi, bertambah sekitar enam orang per menit atau tiga juta per tahun. Jika mencakup seluruh anak usia sekolah, jumlah yang seharusnya mendapatkan manfaat ini adalah 70 juta anak," tutur Dadan.

Adapun nota kesepahaman ini mencakup berbagai aspek kerja sama, termasuk peningkatan kapasitas sumber daya manusia, koordinasi dan edukasi, pemanfaatan sarana dan prasarana, serta pertukaran data dan informasi. (*)

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved