NTT Terkini

Program Satu Desa Satu Produk Gagasan Melki-Johni Bakal Bawa UMKM Lokal NTT ke Level Dunia 

Program Satu Desa Satu Produk Gagasan Melki-Johni Bakal Bawa UMKM Lokal NTT ke Level Dunia 

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Adiana Ahmad
POS-KUPANG.COM/HO-DOK.HUMAS NTT
BERTEMU KEPALA DAERAH - Gubernur NTT Melki Laka Lena dan para Kepala Daerah dari NTT saat melakukan pertemuan dengan Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Wakil Menteri Desa Riza Patria dan Wakil Menteri Perdagangan Dyah Widya Putri. Jumat (21/3/2025) di Jakarta.  

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG  - Program Satu Desa Satu Produk atau One Village One Product (OVOP) yang digagas Gubernur NTT Melki Laka Lena dan Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma ( Meli-Johni ) bakal membawa produk UMKM Lokal NTT ke Level dunia. 

Karena itu, Gubernur NTT Melki Laka Lena secara khusus meminta dukungan dari Pemerintah Pusat agar produk-produk lokal dari NTT tembus pasar internasional.

Melki juga melakukan sinkronisasi dengan mengajak para Kepala Daerah di NTT untuk bertemu sejumlah pejabat tinggi negara di Jakarta. 

Program Satu Desa Satu Produk gagasan Melki-Johni kini mendapat angin segar.

Setelah pertemuan dengan beberapa menteri sebelumnya, kini tiga kementerian menyatakan kesiapan mendukung program tersebut. 

Baca juga: Gubernur dan Wakil Gubernur NTT Pastikan Stok Beras Tiga Bulan ke Depan 

Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni, Wakil Menteri Desa (Wamendes) Riza Patria, dan Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri sepakat untuk mendorong pengembangan produk unggulan desa-desa di NTT agar bisa berkembang dan menembus pasar internasional.

Dukungan ini disampaikan dalam pertemuan Gubernur NTT Melki Laka Lena serta para Kepala Daerah se-NTT bersama dengan ketiga pejabat kementerian tersebut di Kantor Kementerian Kehutanan, Jakarta, Jumat (21/03/2025) malam. 

Dalam pertemuan ini, Gubernur Melki Laka Lena meminta bantuan pemerintah pusat untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi desa di NTT melalui pemanfaatan sumber daya lokal dan penguatan pasar produk unggulan.

Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menegaskan bahwa pihaknya siap membantu dalam pemetaan dan inventarisasi kawasan hutan di NTT, terutama yang sudah dihuni masyarakat selama puluhan tahun. 

Menurutnya, persoalan lahan sering menjadi kendala dalam pengembangan desa, terutama ketika wilayah pemukiman dan produksi masuk dalam kawasan hutan lindung.

"Kami akan terus menyelesaikan persoalan perizinan pemanfaatan lahan dengan solusi yang menguntungkan bagi masyarakat, tanpa mengabaikan kelestarian lingkungan," ujar Raja Juli Antoni, Sabtu (22/3/2025) seperti siaran Pemprov NTT. 

Selain itu, ia menambahkan bahwa hutan di NTT memiliki potensi besar untuk mendukung ekonomi desa melalui pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan. 

Baca juga: Gubernur dan Wakil Gubernur NTT Terpilih Gelar Rakor Bersama para Bupati /Wali Kota Terpilih se-NTT

“Kayu, rotan, madu hutan, dan berbagai hasil hutan lainnya bisa menjadi bahan baku industri kreatif yang bernilai tinggi dan dapat dimanfaatkan khususnya untuk produk-produk UMKM," tambahnya.

Sementara itu, Wamendes Riza Patria menyoroti tiga tantangan utama yang masih dihadapi desa-desa di NTT, yaitu kualitas sumber daya manusia (SDM), ketersediaan infrastruktur, dan akses permodalan. Menurutnya, pemerintah akan mendorong program kreatif untuk mengatasi tantangan ini.

“Salah satu inisiatif yang kami gagas adalah program Bapak/Ibu Asuh Desa, dimana pejabat negara akan menjadi pendamping bagi desa-desa tertentu. Mereka bertugas memberikan edukasi, membantu promosi produk unggulan, serta mendukung kemandirian desa,” jelas Riza.

Tak hanya itu, Kemendes juga akan menggandeng perguruan tinggi dan organisasi masyarakat untuk menyalurkan mahasiswa dan aktivis ke desa-desa guna memberikan pelatihan dan pendampingan bagi warga lokal.

Wamendag, Dyah Roro Esti Widya Putri menegaskan bahwa Kementerian Perdagangan akan membantu memasarkan produk unggulan desa-desa di NTT, tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga ke pasar internasional.

"Kami siap mempromosikan UMKM NTT ke 33 negara. Kemendag juga akan membantu meningkatkan kualitas produk agar memenuhi standar ekspor dan mampu bersaing di pasar global," kata Dyah Roro.

Menurutnya, banyak produk lokal NTT yang memiliki potensi besar, seperti tenun ikat, kopi, garam organik, dan hasil laut, yang bisa dikembangkan lebih luas. 

Program OVOP dinilai sebagai langkah strategis untuk menggairahkan ekonomi lokal dan meningkatkan daya saing produk NTT di kancah global.

Gubernur NTT, Melki Laka Lena mengapresiasi dukungan dari ketiga kementerian tersebut. Ia optimistis bahwa kerja sama ini akan membawa dampak dan manfaat besar bagi masyarakat NTT.

"Kami berharap program ini bisa berjalan dengan baik, dan dengan dukungan pemerintah pusat, produk-produk unggulan desa-desa di NTT bisa semakin berkembang dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat," ujar Gubernur NTT.

Dengan sinergi lintas kementerian dan pemerintah daerah, program One Village One Product diharapkan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi di NTT, menciptakan lapangan kerja baru, serta mengangkat potensi lokal ke level nasional dan internasional. (fan) 

Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved