TTU Terkini

Pemkab TTU Pastikan Segera Perbaiki Jalan Longsor di Desa Naob

Longsor terparah ini terjadi di RT 12, Dusun C, Oepope, Desa Naob, Kecamatan Noemuti Timur. Nyaris semua badan jalan jatuh ke dalam kebun milik warga.

Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/DIONISIUS REBON
LONGSOR - Kondisi lokasi longsor di Desa Naob, Kecamatan Noemuti Timur, Kabupaten TTU, NTT. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon 

POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU - Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) memastikan akan melakukan perbaikan terhadap ruas jalan yang putus karena longsor di Kampung Oepope, Desa Naob, Kecamatan Noemuti Timur, Kabupaten TTU, NTT.

Penanganan ruas jalan longsor tersebut rencananya akan dilaksanakan dalam waktu dekat.

Demikian disampaikan Kepala BPBD Kabupaten TTU, Octho Nule saat diwawancarai POS-KUPANG.COM, Minggu (23/3/2025).

Menurutnya, dalam rapat bersama Sekda TTU dan stakeholder terkait pada Jumat, 21 Maret 2025 lalu, Pemkab TTU menetapkan status longsor di Desa Naob sebagai siaga bencana tingkat Kabupaten TTU.

Oleh karena itu, Pemkab TTU mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 300. 000.000 untuk dilakukan penanganan sementara terhadap ruas jalan yang putus karena longsor itu.

Baca juga: Akibat Ruas Jalan di Nibaaf Longsor, Sejumlah Desa di Noemuti Timur, Kabupaten TTU NTT Terisolir

Tidak hanya itu, jalan yang terdampak Longsor di Desa Naob sedang ditangani oleh Dinas PUPR Kabupaten TTU dan di lokasi itu ditetapkan sebagai status siaga bencana. 

Dikatakan Octho, rapat penetapan status bencana ini dihadiri oleh instansi seperti Dinas PUPR, Inspektorat, Dinas Lingkungan Hidup, BKAD dan Dinas Sosial.

Semua hasil rapat tersebut, kata Octho, akan dirangkum dan dibawa ke Meja Bupati TTU. Selanjutnya, Bupati TTU akan mengeluarkan surat pernyataan bencana.

Biaya perbaikan ruas jalan di Oepope Desa Naob bersumber dari dana Biaya Tak Terduga (NTT) BPBD Kabupaten TTU sebesar Rp. 300.000.000. Penanganan ruas jalan longsor di Desa Naob hanya fungsional. Oleh karena itu, sehingga memudahkan masyarakat Kecamatan Noemuti Timur untuk bisa bepergian ke kota atau ke luar ke daerah lain.

Pasalnya, pembangunan jalan permanen membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, rencana pada tahun 2026 mendatang, jalan itu akan dibangun dengan menggunakan alokasi anggaran baru.

Sebelumnya diberitakan, ruas jalan yang menghubungkan Kecamatan Noemuti dan Kecamatan Noemuti Timur, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terancam putus. Jalan tersebut dilanda longsor pada, Jumat, 14 Maret 2025.

Baca juga: Polres TTU Tahan Terduga Pelaku Penembakan di Kecamatan Noemuti

Longsor terparah ini terjadi di RT 12, Dusun C, Oepope, Desa Naob, Kecamatan Noemuti Timur. Nyaris semua badan jalan jatuh ke dalam kebun milik warga.

Jalan ini menghubungkan Desa Popnam, Desa Naob, Desa Haekto dan Desa Manikin. Selain titik terparah di Desa Naob ini, sejumlah titik di sepanjang jalan itu juga terdampak longsor.

Longsor ini menyebabkan arus lalu lintas yang menghubungkan Desa Popnam, Desa Naob ke Desa Haekto dan Desa Manikin terganggu. Badan jalan sepanjang 80 meter di titik tersebut, dilanda longsor dan jatuh ke kebun warga.

Kerusakan akibat longsor ini berpotensi akan meluas apabila intensitas hujan meningkat beberapa waktu ke depan. 

Saat diwawancarai, Warga Desa Naob bernama, Teofilus Metkono mengatakan, longsor di ruas jalan tersebut merupakan rangkaian dari beberapa longsor sebelumnya. Areal perkebunan warga sepanjang 1 kilometer dilanda longsor.

Ia mengakui bahwa, sebelumnya wilayah tersebut tidak pernah dilanda longsor. Namun, longsor ini terjadi usai wilayah tersebut diguyur hujan selama 2 hari.

Lokasi tersebut, kata dia, dilanda longsor sejak Selasa, 11 Maret 2025. Longsor ini kemudian meluas pada Jumat, 14 Maret 2025.

Menurutnya, ruas jalan ini merupakan satu-satunya jalan penghubung antara Desa Popnam, Desa Naob dan Desa Manikin serta Desa Haekto. Jalan tersebut juga merupakan satu-satunya akses menuju ke Kota Kefamenanu.

Ia meminta Pemkab TTU untuk segera menindaklanjuti persoalan longsor yang dialami masyarakat tersebut. Pasalnya, kondisi ini akan semakin parah jika terus dibiarkan.

Ruas jalan ini juga menjadi satu-satunya akses masyarakat mengangkut hasil pertanian di sentra pertanian di wilayah Desa Haekto menuju ke Kota Kefamenanu maupun ke wilayah lainnya.

Dikatakan Teofilus menilai, salah satu cara untuk membantu masyarakat bisa mengakses ruas jalan ini yakni relokasi lokasi jalan ke titik baru. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved