TTS Terkini

Dinkes TTS Minta Ruang Khusus bagi Pasien Parotitis di Posko Bencana Longsor

Pemerintah Daerah Kabupaten TTS melalui Dinas Kesehatan memanfaatkan salah satu ruangan gor sebagai Posko Pelayanan Kesehatan. 

Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/MARIA VIANEY G GOKOK
POSKO PELAYANAN - Suasana di Posko Pelayanan Kesehatan bagi para pengungsi dari Desa Kuatae, Kecamatan Kota Soe akibat tanah longsor, Minggu (23/3/2025) 

Laporan reporter POS-KUPANG.COM, Maria Vianey Gunu Gokok

POS-KUPANG.COM, SOE - Bencana tanah longsor di Desa Kuatae, Kecamatan Kota SoE, Kabupaten TTS  yang terjadi sejak Sabtu (22/3/2025) lalu, hingga saat ini masih berlangsung. 

Masyarakat Kuatae diungsikan Pemda TTS ke Posko tanggap bencana Tanah Longsor, tepatnya di Gor Nekmese, Kobelete, SoE, TTS.

Pemerintah Daerah Kabupaten TTS melalui Dinas Kesehatan memanfaatkan salah satu ruangan gor sebagai Posko Pelayanan Kesehatan. 

Kepala Dinas Kesehatan, dr  R. A. Karolina Tahun menanggapi hal tersebut, Pihak pemerintah menyebutkan sejauh ini, ada tujuh anak yang terindentifikasi terkena Parotitis. 

"Parotitis sendiri itu penyakit menular.  Itu bisa menyebabkan wabah. Kalau wabah di lokasi pengungsian untuk ditangani," jelas Karolina.

Baca juga: Kepala BPBD Provinsi NTT Turun Langsung ke Posko Bencana Longsor di Kabupaten TTS

Sebelumnya dihari pertama posko kesehatan ini mendeteksi dua anak yang terkenah penyakit menular ini. Peningkatan jumlah penularan terjadi di hari kedua dengan jumlah menjadi tujuh pasien.

"Kami sedang koordinasi dengan pihak BPBD untuk disiapkan ruangan sendiri bagi pasien, agar tidak tercampur dengan anak-anak yang lain," tambah Karolina.

Sejauh ini, Posko kesehatan melibatkan empat puskesmas. Pelayanan kesehatan yang terpusat di gor untuk pelayanan kesehatan ringan. Pasien yang diperiksa dan memiliki gejala sakit yang serius akan dirujuk ke rumah sakit.

Berdasarkan keterangan Kartini, sudah dua orang pasien yang dirujuk. Pertama karena asma dirujuk ke RSUD dan satu lagi dalam keadaan hamil dan harus segera melahirkan akibat usia kandungan yang harus diakhiri atau terminasi kehamilan.

Pihaknya terus berkoordinasi dengan RSUD rujukan untuk memantau perkembangan pasien. Ia juga menambahkan pihaknya telah mengurus perlengkapan ibu hamil tersebut, karena harus menggungsi dengan tidak membawah pakaian, selain yang ia kenakan. 
 
Berdasarkan informasi yang diperoleh, Untuk saat ini perlengkapan pengungsi masih banyak yang dibutuhkan. Seperti pelengkapan tidur para pengungsi,handsanitaizer, masker dan susu formula untuk bayi, alat mandi, dan sebagainya. (any)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved