Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Jumat 10 Januari 2025, Aku Percaya Tuhan akan Selalu Ada Untukku

Kemudian ia menguatkan hatinya dan mulai berkonsentrasi untuk mengingat letak ruang kelas di mana anaknya berada.

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-DOK
Pater John Lewar, SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Jumat (10/1/2025), Aku Percaya Tuhan akan Selalu Ada Untukku 

Oleh : Pastor John Lewar SVD

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Jumat 10 Januari 2025, Aku Percaya Tuhan akan Selalu Ada Untukku

Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz, STM Nenuk Atambua Timor

Hari Biasa sesudah penampakan Tuhan
Lectio: 1Yohanes 5:5-13; Mazmur 147:12-13,14-15,19-20;
Lukas 5:12-16

Meditatio:
Seorang ayah berdiri di depan puing-puing bangunan sekolah yang hancur karena gempa berkekuatan 8,2 skala Richter di Armenia. Ia teringat pada anaknya yang diantarnya tadi pagi.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 8 Januari 2025, Allah Adalah Kasih

Ia memberi kata-kata perpisahan kepada anaknya, “Ayah akan selalu hadir untukmu dalam segala keadaan. Ingatlah itu!” Ia berusaha tegar, tetapi kepiluan hatinya tidak dapat dibendung lagi, akhirnya ia pun menangis.

Kemudian ia menguatkan hatinya dan mulai berkonsentrasi untuk mengingat letak ruang kelas di mana anaknya berada.

Setelah lama berpikir, akhirnya dia berjalan ke posisi yang diyakininya sebagai ruangan kelas anaknya, yaitu
di sudut kanan belakang gedung yang sudah rata dengan tanah itu.

Ia mencari linggis, lalu mulai menggali reruntuhan gedung itu, sementara beberapa orang tua murid lainnya berdiri menangis, menepuk-nepuk dada mereka dan berkata dengan lirih, “Anakku… anakku…!”

Beberapa orang tua murid dan para relawan yang ada di sana berusaha menarik pria itu untuk keluar dari atas puing-puing tersebut.

“Pak, menjauhlah dari sana, karena itu bisa membahayakanmu. Nanti kami yang akan membereskannya,” kata pengawas yang ada di lokasi itu.

“Apakah anda mau membantu saya sekarang?” tanya pria itu. Tetapi petugas itu tidak menjawab pertanyaannya. Pria itu tidak peduli dengan pendapat dan larangan orang lain, ia terfokus pada pencarian anaknya.

Ia terus menggali, dari 1 jam… 6 jam… 12 jam… 24 jam… 36 jam…, lalu pada jam ke-38 ia berhasil membongkar sebongkah puing besar. Kemudian di bawah puing itu terdengar suara beberapa anak kecil, lalu pria itu berteriak, “Arman…,”

Dan dari bawah terdengar jawaban, “Ayah, aku disini. Aku tahu bahwa ayah pasti akan datang. Ayah, aku memberitahukan teman-teman bahwa kalau ayah selamat, ayah pasti menyelamatkan kami, karena ayah
berjanji akan selalu hadir untukku. Hari ini engkau memenuhi janjimu ayah.”

“Bagaimana keadaan di bawah, Nak?” tanya ayahnya. “Kami yang selamat ada 14 orang. Kami lapar, haus dan kedinginan. Tetapi syukurlah karena ayah sudah datang untuk menolong!” kata anaknya. “Sekarang ulurkan tanganmu ke atas agar aku dapat mengangkatmu,” kata sang ayah.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved