Berita Flores Timur

Polisi Selidiki Praktek Jual-Beli Bantuan Bencana Lewotobi di Desa Ile Gerong

Diantaranya perangkat desa, petugas posko, petugas logistik, serta dapur umum.

|
Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/PAUL KABELEN
Konverensi pers Pemkab Flores Timur bersama Forkompimda di Aula Setda di Larantuka, Rabu, 8 Januari 2025. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen

POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Dugaan penjualan barang bantuan bencana Gunung Lewotobi Laki-laki di Pos Lapangan Ile Gerong, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, NTT, tengah diselidiki kepolisian setempat.

Hal ini diungkapkan Kapolres Flores Timur, AKBP I Nyoman Putra Sandita saat konverensi pers bersama Penjabat Bupati Sulastri Rasyid dan Dandim 1624 Flores Timur, Letkol Inf. Nasir Simanjuntak, Rabu, 8 Januari 2025.

"Penyidik sudah ke lapangan sejak beberapa waktu lalu, para saksi sudah diperiksa," tegas Nyoman, menjawab pertanyaan wartawan soal komitmen dalam penanganan kasus itu.

Baca juga: BPBD Flores Timur Mencatat 6.619 Warga Korban Erupsi Lewotobi Belum Pulang Kampung

Nyoman membeberkan saksi-saki yang dinilai bertanggungjawab dan bisa memberikan informasi untuk mengungkap kasus tersebut. Diantaranya perangkat desa, petugas posko, petugas logistik, serta dapur umum.

"Mulai dari yang bertanggungjawab di Posko Ile Gerong, bagian logistik, termasuk perangkat desa," pungkasnya.

Pertanyaan demi pertanyaan menguak dalam konverensi pers. Penjabat Bupati sebelumnya membantah bahwa tak ada praktek penjualan bantuan di Ile Gerong. Namun penjelasannya hanya secara umum, belum menggambarkan indikator jelas yang menguatkan dalilnya.

Sulastri berdalih semua petugas di tempat pengungsian sudah bekerja maksimal dari pagi hingga malam. Ia menyebut sudah menelusuri kasus itu melalui Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Flores Timur, Fredy Moat Aeng.

Menurutnya, perhitungan setiap barang yang keluar maupun masuk gudang logistik didata ketat dan sesuai. Meski begitu, Sulastri tetap menghargai cara kontrol warga yang menaruh curiga dengan dugaan praktek jual beli barang bantuan.


"Mereka melakukan permintaan (barang), saya sudah cek sendiri di Kalak. Permintaan yang diminta itu sudah sesuai dengan yang dikeluarkan," tuturnya.

Beras Dijual Rp 450.000

Dugaan penjualan beras telah menjadi buah bibir masyarakat Ile Gerong. Kabarnya, satu karung beras 50 kilogram dijual sangat murah yaitu Rp 450.000, jauh lebih murah dibanding harga pasaran saat ini sekira Rp 700.000.

Tak sedikit warga yang sudah membeli, namun ada yang enggan karena sadar barang bantuan bukan untuk diperdagangkan.

"Masyarakat mau saja karena harganya yang murah," tutur seorang warga di Ile Gerong saat ditemui beberapa wartawan.

Dia menduga praktek-praktek nakal terjadi di dapur umum melalui oknum tertentu. Dirinya pernah melihat beras diambil dari tempat itu belum lama ini.

"Menurut saya, ini terjadi di luar logistik. Saya pernah ada di sana, ambil beras dari dapur di atas lalu bawa dengan motor," ungkapnya.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

 

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved