Berita Kota Kupang

Dampak Cuaca Buruk, Nelayan di Kota Kupang NTT Alami Kerugian Mencapai Rp 3 Miliar

Kerugian akibat kerusakan armada kapal mencapai Rp 3 miliar, dengan total 43 unit kapal rusak

Penulis: Ray Rebon | Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/RAY REBON
Ketua KUB Nelayan Angsa Laut, Muhammad Mansur Dokeng. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Dampak langsung dari cuaca buruk yang melanda wilayah Kota Kupang, Provinsi NTT dalam lima tahun terakhir membawa dampak besar bagi kelompok nelayan.

Terkhusus nelayan yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB) Nelayan Angsa Laut di Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima. 

Kerugian akibat kerusakan armada kapal mencapai Rp 3 miliar, dengan total 43 unit kapal rusak.

Ketua KUB Nelayan Angsa Laut, Muhammad Mansur Dokeng, menjelaskan bahwa dampak terbesar dari cuaca buruk adalah meningkatnya angka pengangguran di kalangan nelayan

"Para nelayan terpaksa menganggur dan tidak berpenghasilan selama 3 hingga 4 bulan akibat cuaca buruk," ungkap Muhammad kepada POS-KUPANG.COM, Sabtu 28 Desember 2024.

Selain kehilangan pendapatan, nelayan juga menghadapi kerusakan parah pada sarana dan prasarana, terutama kapal yang menjadi andalan untuk menangkap ikan.

Tahun 2023, misalnya, 4 unit kapal rusak dengan total kerugian diperkirakan mencapai Rp 200 juta. Sedangkan pada tahun 2021, saat terjadi siklon tropis Seroja, sebanyak 28 unit kapal rusak berat.

"Selama lima tahun terakhir, total 43 unit kapal kami rusak akibat cuaca buruk, dengan kerugian rata-rata per unit mencapai Rp 160 juta," jelas Dewa, sapaan akrabnya.

Baca juga: Waspada, BMKG Ingatkan Potensi Cuaca Buruk di Indonesia Sepekan ke Depan,DKI Jakarta Hujan Pagi-Sore

Menurut Mansur, salah satu penyebab utama kerusakan kapal adalah tidak adanya kolam labuh kapal di pesisir pantai Oesapa. 

Hal ini membuat kapal-kapal nelayan tidak memiliki tempat perlindungan saat cuaca buruk melanda.

"Kami sudah sampaikan kepada pemerintah bahwa wilayah Oesapa memiliki banyak masyarakat nelayan dengan armada yang besar. Kami juga meminta agar pemerintah membangun kolam labuh kapal, tetapi sampai sekarang belum ada tindak lanjut," katanya.

Keluhan tersebut telah disampaikan melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat kelurahan dan kecamatan, namun tidak membuahkan hasil.

Selain kerusakan kapal, tanggul di wilayah pesisir Oesapa sering jebol akibat terjangan gelombang besar. 

Untuk mengatasi hal ini, kata dia para nelayan secara swadaya menggunakan anggaran KUB Angsa Laut untuk memperbaiki tanggul tersebut.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved