Bansos
Bansos Atensi Yapi Disalurkan Kantor Pos Indonesia Secara Door to Door
Penyaluran dilakukan melalui PT Pos Indonesia di sejumlah wilayah di Tanah Air salah satunya di Lampung.
POS-KUPANG.COM, JAKARTA -Bantuan sosial (bansos) Program Atensi Yapi melalui dilakukan oleh Kementerian Sosial (Kemensos).
Penyaluran dilakukan melalui PT Pos Indonesia di sejumlah wilayah di Tanah Air salah satunya di Lampung.
Dikutip dari Kontan, Bansos Atensi Yapi merupakan bansos khusus anak-anak yang telah kehilangan ayah, ibu, atau keduanya. Melalui bantuan ini pemerintah berupaya meringankan beban finansial anak-anak, memastikan akses pendidikan, kesehatan, serta kebutuhan dasar lainnya.
Bansos ini aan menjangkau seluruh anak yatim piatu agar dapat tumbuh dan berkembang maksimal sesuai potensi yang dimiliki, serta tetap berada dalam lingkungan pengasuhan terbaik.
Adapun nominal yang diberikan untuk penerima bansos Atensi Yapi sebesar Rp 200.000 per bulan. Proses pencairan dilakukan kumulatif yaitu per dua bulan atau tiga bulan sekali.
Guna memperlancar proses pencairan dana bansos Atensi Yapi, Pos Indonesia atau kini dikenal dengan brand PosIND, menyiapkan petugas juru bayar dari Kantor Pos terdekat.
Untuk penyaluran di Kota Bandar Lampung, salah satunya dilakukan oleh petugas juru bayar dari Kantorpos KCU Bandar Lampung, Adi Sunandar. "Saya selaku petugas untuk melakukan pembayaran door to door (diantarkan langsung ke rumah penerima) pada program yatim piatu, anak yatim piatu (Atensi Yapi)," jelas Adi.
Adi menyebut dirinya menangani satu kecamatan Teluk Betung Utara yang terdiri atas enam hingga tujuh kelurahan se-Kecamatan Teluk Betung Utara. "Banyak yang bapaknya meninggal, terus dia masih ikut neneknya. Kebetulan neneknya juga orang yang tidak punya. Jadi dengan bansos anak yatim piatu ini, sangat terbantu untuk keperluan sekolah. Beli baju, tas, dan lain-lain," kata Adi.
Adi mengaku sebelum menyalurkan bansos telah melakukan persiapan dengan mencocokkan antara data penerima di danom dengan kartu identitas. "Saya menyiapkan uang yang kisarannya sudah ditetapkan di danom. Setelah itu saya jalan, saya cari alamatnya, saya temui si penerima manfaat dan didampingi pendamping, ataupun wali. Kadang mereka ikut neneknya. Jadi saya cocokkan dulu kalau dia pakai KIA," jelas Adi.
Adi mengaku mencocokkan NIK KTP dan di surat undangan penerima. "Ketika cocok, kita checklist. Lalu, kami bayarkan sesuai dengan yang tertera di situ, dan tanpa ada potongan apapun," ucap dia.
Selain petugas juru bayar, penyaluran bansos Atensi Yapi juga menggunakan jasa petugas PSM (Pekerja Sosial Masyarakat). Petty Ustini salah satu PSM dari Kelurahan Kupang Kota, Bandar Lampung ini bertugas mendampingi petugas Kantorpos dalam menyalurkan bantuan. "Saya, wilayahnya hanya di Kupang Kota saja, karena kami PSM-nya hanya ada di Kupang Kota. Jadi saya mencakup seluruh kelurahan atau RT yang ada di Kupang Kota," kata Pretty.
Pretty bercerita, pendampingan yang dilakukan tergantung dari turunnya bantuan. "Misal, dalam setahun bisa sebulannya datang, kami akan datang mengikuti saat bantuan turun. Kita memantau, mendampingi petugas Kantorpos mengantar ke penerima atau KPM (Keluarga Penerima Manfaat)," kata dia. KPM itu menurut dia berbeda-beda bergantung usia, jenjang sekolah. Bansos Atensi Yapi ini hanya diberikan sampai SMA.
"Kalau yang ke jenjang lebih tinggi, ada lagi, sistemnya beda lagi," imbuh Pretty. Dia berharap, bansos Atensi Yapi ini akan terus dilanjutkan oleh Kementerian Sosial. Sebab, ia menyaksikan sendiri betapa bansos Atensi Yapi memberikan dampak positif kepada penerima.
"Semoga pemerintah bisa terus menjalankan bansos ini, karena bisa memberikan pengaruh yang baik, membantu. Apalagi anak-anak yang menerima itu memang kondisi ekonomi keluarganya di bawah rata-rata," kata Pretty. Sehingga anak-anak penerima tidak berhenti sekolah dan bisa melanjutkan ke jenjang lebih tinggi lagi.
Salah satu penerima bantuan Sua'rah, Wali dari Mutia Azzahra mengaku senang karena cucunya mendapat bantuan hingga Rp 1,2 juta. "Mutia ini anak yatim. Sudah dari kecil, sejak bayi, tinggal sama saya. Terus, sudah tiga bulan ditinggal emaknya. Sakit, meninggal. Sekarang sama saya saja, berdua kakak beradik," ujar nenek penerima bantuan Mutia. Kakak Mutia sudah SMA sedangkan adiknya Mutia kelas lima SD.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.