Topan Chido

Topan Chido Landa Mayotte, Prancis Peringati Hari Berkabung Nasional bagi Para Korban

Lebih dari seminggu setelah badai melanda, jumlah korban tewas resmi adalah 35 orang, meskipun pihak berwenang mengatakan jumlah korban lebih banyak.

Editor: Agustinus Sape
AP/ADRIENNE SURPRENANT
Zaharia Youssouf, yang kehilangan suaminya saat Topan Chido, menunggu bantuan di Barakani, Mayotte pada 21 Desember 2024. 

“Kita harus lebih keras terhadap Komoro,” katanya, seraya menuduh pemerintah tetangga membiarkan migran meninggalkan wilayahnya tanpa pengawasan.

Salah satu lokasi di Pulau Mayotte porak-poranda dilanda Topan Chido akhir pekan lalu. Bantuan berdatangan dari Perancis untuk para korban.
Salah satu lokasi di Pulau Mayotte porak-poranda dilanda Topan Chido akhir pekan lalu. Bantuan berdatangan dari Perancis untuk para korban. (AP VIA PBS.ORG)

Seruan Retailleau untuk “mengubah aturan” termasuk usulan untuk membatasi kewarganegaraan berdasarkan hak kesulungan di Mayotte, sebuah kebijakan yang sudah diperketat pada tahun 2018 yang memerlukan bukti bahwa setidaknya salah satu orang tua telah menjadi penduduk sah selama lebih dari tiga bulan.

Kritikus berpendapat bahwa langkah-langkah ini hanya memperdalam perpecahan di Mayotte tanpa mengatasi akar penyebab migrasi.

Sebuah laporan parlemen pada tahun 2023 yang dikutip oleh media Prancis memperingatkan bahwa pulau itu adalah “bom waktu,” dan menyarankan untuk mendistribusikan kembali sebagian populasi migran Mayotte ke daratan Prancis – sebuah proposal yang kemungkinan besar tidak akan mendapat dukungan luas. (FRANCE 24 dengan AFP dan AP)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS


 
 
 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved