Breaking News

Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Selasa 19 November 2024, Melihat ke Atas dan Memanggil

Yang Yesus lakukan adalah: BERHENTI. Yesus berhenti di bawah pohon tempat Zakheus ada.

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-DOK
Pater John Lewar, SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Selasa 19 November 2024, Melihat ke Atas dan Memanggil 

Oleh: Pastor John Lewar SVD

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Selasa 19 November 2024, Melihat ke Atas dan Memanggil

Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz STM Nenuk Atambua Timor

Hari Biasa Pekan XXXIII
Lectio: Wahyu 3:1-6.14-22; Mazmur 15:2-3ab.3cd-4ab.5;
Injil : Lukas 19:1-10.

Meditatio:
Di kota Yerikho, tinggal seorang kepala pemungut pajak, Zakheus. Nama Zakheus berarti “yang murni dan saleh”. Tetapi kemurnian diri Zakheus telah tercoreng di kalangan masyarakat banyak. Dia sangat dibenci oleh
orang banyak.

Dia adalah koruptor, dan penghianat bangsa, karena dia menarik uang lebih daripada yang seharusnya, dan dia bekerja pada pemerintah Roma, yang pada waktu itu menjajah bangsa Yahudi.

Semua orang tidak mau berteman dengannya, walaupun dia sangat kaya. Orangorang memandang dia sebagai seorang pendosa yang harus dijauhi.

Dengan memanjat pohon Ara, Zakeus berharap bisa melihat Yesus secara lebih jelas. Ternyata yang terjadi di luar dugaannya.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 18 November 2024, “Tuhan, Semoga Aku Melihat”

Dia tidak hanya dapat melihat Yesus secara lebih jelas, tetapi dia malah disapa oleh Tuhan Yesus secara pribadi. Bahkan Tuhan Yesus menawarkan diri mau menumpang di rumahnya dan memberkati keluarga dan seisi rumahnya.

Dan bagaimana pertemuan Yesus dengan Zakheus? Yesuslah yang terlebih dahulu mengadakan inisiatif. Dia yang terlebih dahulu membuka pembicaraan dengan Zakheus. Yang Yesus lakukan adalah: BERHENTI. Yesus berhenti di bawah pohon tempat Zakheus ada.

Dia mau berhenti dimana saja, juga di tempat kita ada. Yesus berhenti setiap saat di dalam kehidupan kita, lebih-lebih pada saat kita benarbenar membutuhkan uluran tangan kasih-Nya, MELIHAT KEATAS. Pada saat semua orang memandang rendah Zakheus, Yesus justru melihat ke atas, kepada Zakheus.

Pada saat mata Yesus bertemu dengan mata Zakheus, mata-Nya bukanlah mata yang benci dan menuduh, seperti yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi. Tatapan mata yang dipancarkan oleh Yesus adalah tatapan
penuh kasih. Yesus menghargai manusia sebagai pribadi yang bebas.

Yesus tidak pernah merendahkan kita walau kita berdosa.  MEMANGGIL. Bayangkan, tidak ada orang yang memanggil Zakheus dengan namanya. Semua orang memanggil Zakheus dengan sebutan “pemungut cukai”.

Yesuslah yang juga memanggil kita dengan nama kita masing-masing, “John, Heri, Doni, …” Terlebih dia juga memanggil kita dengan sebutan “sahabat”, karena meskipun kita adalah hamba, namun Dia menganggap kita adalah sabahat-Nya. Yang terpenting, adalah Dia memanggil kita dengan sebutan “anak-anak Allah”. Sebutan yang memungkinkan kita untuk memanggil Allah, sebagai Abba, Bapa, Papa, Bapak.

MEMINTA. Jangankan meminta untuk menjadi teman, berbicarapun orang segan kepada Zakheus. Yesus meminta kepada Zakheus untuk dapat tinggal di rumahnya. Mungkin pada saat ini, Tuhan Yesus, meminta sesuatu kepada kita. Dan mungkin juga itu adalah permintaan yang sama, yaitu untuk turun dari tempat kita, tempat di mana kita biasa berada. Tempat di mana dosa dan kebiasaan buruk harus ditanggalkan.

TINGGAL. Yesus mau tinggal menginap di rumah Zakheus. Tuhan, pencipta langit dan bumi, mau memilih untuk tinggal di rumah Zakheus, sang pendosa, sementara orang menganggap najis untuk
menginjakkan kaki di rumah sang pendosa.

Yesus juga mau tinggal di hati kita, di kehidupan kita, di permasalahan kita. Dia sudah menawarkan diriNya kepada kita. “….. Aku mau tinggal di rumah hatimu”. Lalu apakah jawaban kita?.

Apakah kita punya pengalaman seperti Zakheus yang mengalami Yesus yang penuh kasih, mau menerima kita apa adanya?

Pada saat kita sakit, kita dapat mengalami Yesus yang begitu baik, yang memberikan kekuatan kepada kita. Dimana Dia selalu memberikan kekuatan.

Pada saat kita menerima merayakan ekaristi, lihatlah Yesus yang merendahkan diri-Nya dalam rupa roti dan anggur, supaya kita dapat menerima-Nya di dalam keberadaan kita.

Pada saat kita menerima sakrament pengakuan dosa, alamilah Yesus yang penuh belas kasih, dan mau menerima segala kekurangan kita, dan merangkul kita kembali kepada-Nya dan gereja-Nya.

Missio: mari kita membangun rasa hormat terhadap sesama dan berhenti berbicara, menilai kelemahan-kelemahan orang lain.

Doa: Tuhan Yesus, aku berterima kasih kepadaMu melalui SabdaMu tentang Zakeus. Engkau mengingatkan aku bahwa Engkau adalah Allah yang berbelas kasih. Engkau tidak mau satupun dari umatMu hilang.

Bantulah aku untuk menyadari bahwa aku pun sama seperti Zakeus yang merindukan jahaman kasihMu...Amin.

Sahabatku yang terkasih. Selamat Hari Selasa. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved