Liputan Khusus
Lipsus - Wapres Gibran Mandi Keringat di Lewotobi
Kunjungan perdana bagi korban erupsi itu berlangsung saat terik matahari sedang tinggi, Kamis (14/11) Pukul 14.15 Wita.
POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Ribuan Pengungsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Flores Timur (FLotim), Provinsi NTT, antusias menyambut Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka.
Kunjungan perdana bagi korban erupsi itu berlangsung saat terik matahari sedang tinggi, Kamis (14/11) Pukul 14.15 Wita.
Matahari siang itu terasa sangat panas. Kemeja warna biru muda yang dikenakan Gibran, terlihat basah. Gibran Mandi keringat dikepung pengungsi dan warga Desa Kobasoma. Di lokasi itu, putra sulung Presiden ke-7 Jowowi itu terus dipepet massa.
Warga saling berebutan posisi demi bisa berfoto dan bersalaman dengan Gibran. Desakan itu membuat Gibran tampak kepanasan. Bajunya semakin basah. Keringat bahkan menembus dari bahu, dada, hingga bagian bawah ketiak.
Di sela-sela desakan manusia yang membanjir di lokasi pengungsian, Gibran tetap tersenyum sambil bersalaman. Ia menyeka peluh pada wajahnya menggunakan tangan kosong.
Gibran menyempatkan diri masuk ke dalam tenda bermain atau playground. Disana Gibran menyalami bocah penyintas bencana yang duduk berlesehan. Dia membagikan alat tulis, susu, dan mainan.
Sebelumnya, ratusan bocah penyintas bencana Gunung Lewotobi Laki-laki bernyanyi riang gembira di tenda Playground, untuk menunggu kedatangan Gibran. Para bocah ini adalah gabungan siswa TKK dan SD di Kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura, dua kecamatan terdampak parah saat letusan dahsyat Minggu pekan lalu.
Guru TKK Budi Utomo Padang Pasir di Desa Persiapan Padang Pasir, Desa Induk Hokeng Jaya, Kecamatan Wulanggitang, Saveria Alexandra Beka Lajar, mengatakan anak-anak sedari tadi menanyakan Wapres Gibran. "Satu dua dari mereka tanya, ibu, ibu, kapan (Gibran) sampai. Saya sampaikan ke mereka, kita nyanyi-nyanyi dulu, tidak lama lagi pak Wapres datang," ujarnya.
Saveria yang juga adalah warga korban terdampak bencana itu tetap menjalankan tugasnya untuk mengobati trauma anak-anak.
Usai bertemu anak-anak, Gibran kemudian masuk ke salah satu tenda BNPB guna memulai rapat terbatas, membahas rencana relokasi warga terdampak di Kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura.
Rapat terbatas melibatkan sejumlah petinggi Negara, diantaranya, Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto, Kepala BNPB, Letnan Jenderal TNI Suharyanto, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, Kepala Pusat PVMBG, Prihatin Hadiwijaya, dan anggota DPD RI, Angelo Wake Kako.
Sementara pejabat daerah dihadiri Penjabat Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto, Kapolda NTT, Irjen Pol Daniel Tahi Monang Silitonga, Penjabat Bupati Flores Timur, Sulastri Rasyid, dan Ketua DPRD Flores Timur, Albert Ola Sinuor.
Saat itu, Gibran meminta intensi para pihak kepada korban rentan bencana. Ia memerintahkan agar ada perhatian khusus bagi ibu hamil, ibu menyusui, lansia, anak-anak, dan difabel. "Pastikan selama masa-masa darurat ini, pastikan makanannya cukup. Mohon intensi khusus bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan difabel. Pastikan tidak ada penyakit-penyakit yang ditimbulkan," katanya.
Untuk relokasi dengan kuota sejumlah 2.700 unit rumah, Gibran meminta Menteri Perumahan dan Permukiman terlebih dahulu berdialog secara intens dengan para tokoh masyarakat. "Pastikan, dalam menentukan lokasi yang baru ini, harus lebih dulu berdialog dengan masyarakat. Jangan sampai nanti sudah dibangun, tapi tempatnya tidak ditinggali," ucap Gibran.
Pengungsi Tak Bisa Tidur
Wajah Martina Muna (60) terlihat pucat saat duduk di depan tenda pengungsian Desa Kobasoma, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, Pulau Flores, NTT, Kamis, 14 November 2024.
Pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki asal Desa Boru, Kecamatan Wulanggitang ini tak bisa beristirahat hampir semalaman penuh lantaran tempat tidurnya dilanda air hujan.
"Tadi malam (Rabu, 13 November 2024) hujan turun. Air merembes ke dalam tenda melalui ikatan flakban di beberapa sudut terpal," ujar Martina saat disambangi wartawan.
Ia menuturkan, genangan air bercampur lumpur juga bersumber dari aliran banjir berdebit kecil di beberapa titik lapangan sepak bola, tempat didirikan tenda-tenda pengungsian.
Martina mengaku pasrah saat posko mereka dilanda hujan. Apa lagi di sekitar tenda belum ada drainase atau got yang mengatur aliran air.
"Pasrah saja karena sudah malam. Tapi kami tetap bersyukur dan menyampaikan terima kasih, karena kami tetap dipethatikan Pemerintah dan semua personel yang ada di posko kami," katanya.
Dandrem Pastikan Kebutuhan Dasar
Ketua Umum Bhayangkari,Juliati Sigit Prabowo, berkunjung ke posko pengungsian korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Desa Lewoingu, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, Kamis (14/11).
Kunjungannya ini bukan hanya untuk memberikan bantuan, tetapi juga untuk menghibur anak-anak di pengungsian yang harus menghadapi masa sulit jauh dari rumah.
"Kami datang tidak hanya untuk memberikan bantuan materi, tetapi juga untuk memberi dukungan emosional. Anak-anak ini perlu tahu bahwa mereka tidak sendirian. Kami berharap, meski kecil, mainan ini dapat membuat mereka merasa lebih nyaman dan bahagia,” ungkap Juliati.
Juliati menyempatkan diri berinteraksi dan bermain dengan anak-anak pengungsi, berusaha membuat mereka tersenyum di tengah suasana pengungsian.
Juliati juga membawa mainan khusus untuk anak-anak, sebagai bentuk kepedulian agar mereka tetap dapat bermain dan menemukan keceriaan meski dalam keadaan sulit. Mainan ini diharapkan bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan membuat mereka merasa diperhatikan di tengah kondisi pengungsian.
Kehadiran Ketua Umum Bhayangkari di posko pengungsian disambut oleh para orang tua, dan pengungsi lainnya. Perhatian ini merupakan dukungan yang diberikan Bhayangkari menjadi penguat semangat untuk menghadapi masa-masa sulit.
Danrem 161/Wira Sakti, Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes, memastikan bahwa kebutuhan dasar pengungsi akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki telah terpenuhi.
Hal itu disampaikan Dandrem Joao saat mengujungi pengungsi di Posko Pengungsi Desa Konga, Kecamatan Titehena, Flotim, Kamis.
Dandrem Joao memastikan semua kebutuhan pokok, seperti air bersih, pelayanan kesehatan, pangan, sandang, dan tempat tinggal sementara bagi para pengungsi telah dipenuhi di tiga titik pengungsian. Titik-titik pengungsian tersebut tersebar di Kabupaten Flores Timur dan dua titik lainnya di Kabupaten Sikka.
"Kebutuhan logistik dasar para pengungsi telah terpenuhi, termasuk makanan dengan menu yang bervariasi," ujar Brigjen Joao.
Peralatan penunjang juga akan terus dipenuhi sesuai dengan perkembangan aktivitas erupsi gunung. Bahkan upaya pemulihan psikososial dan trauma bagi para pengungsi juga telah dimulai di lima titik pengungsian untuk membantu mereka mengatasi dampak psikologis dari bencana ini.
Korem 161/Wira Sakti juga mulai melakukan pendataan rumah-rumah yang berada di zona berbahaya, sebagai langkah awal rencana relokasi. Para pengungsi di Desa Konga menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan dan dukungan dari TNI, khususnya Korem 161/Wira Sakti.
Mereka juga mengapresiasi kehadiran Brigjen Joao Xavier yang meninjau langsung kondisi di lapangan, serta bantuan cepat dari Kodim 1624/Flores Timur yang menyediakan dapur lapangan.
"Terima kasih kepada TNI yang telah memberikan bantuan kepada kami yang terdampak di posko pengungsian erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki. Dengan adanya dapur lapangan, kebutuhan makan dan minum kami telah tercukupi," ungkap seorang pengungsi. (cr6/cr19)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.