Pilgub NTT
Pilgub NTT, GMKI Cabang Kupang Harap Kepemimpinan Melki - Johni Kolaborasi dengan Mahasiswa
berbagai program bisa disodorkan ke mahasiswa atau kelompok muda agar terlibat bersama. Berbagai program yang ada
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Rosalina Woso
Winston Rondo mengatakan, agar kader-kader yang ada di tiap organisasi seperti GMKI harus dipersiapkan dengan baik. Paling tidak, intervensi kolaborasi agar memberi banyak ruang untuk melakukan pengembangan diri.
Winston menyebut Melki Laka Lena merupakan sosok aktivis yang dekat dengan cipayung, salah satunya GMKI. Sehingga, komunikasi antar para aktivis dalam mengurai ragam masalah di NTT terutama, bias dilakukan dengan baik.
"Memilih pemimpin rekam jejak, program dan siapa yang mendukung. Kaka Melki tidak memaksa tapi ingat dengan tiga hal ini," ujarnya.
Dalam dialog, seorang anggota GMKI Cabang Kupang menyebut industri olahan di NTT nyaris tidak ada. Masalah lainnya adalah konflik lahan hingga harga yang belum berpihak ke masyarakat.
Persoalan di NTT, kata dia, hampir sama. Sehingga program hilirisasi yang dicanangkan perlu di konkretnya agar memberi manfaat lebih besar ke masyarakat umum.
"Ini tantangan kita ke depan. Kalau kita buat secara baik, kita bisa maju," ujar dia.
Mantan Ketua GMKI cabang Kupang Frits Taek menyampaikan terima kasih atas kehadiran Melki Laka Lena sebagai seorang aktivis. Dia bilang hampir semua aktivis datang dari latar belakang perekonomian menengah kebawa.
"Program pemerintah harus bisa membantu anak-anak aktivis agar bisa mandiri," katanya.
Selama ini, kolaborasi antar pemerintah dengan aktivis masih belum maksimal. Bahkan beberapa kali komunikasi dengan pemerintah juga sempat disampaikan namun belum dijawab serius.
Padahal, anggota yang berkecimpung dalam organisasi sebetulnya bersedia jika dilibatkan dalam membantu berbagai program pemerintah yang mungkin membutuhkan tenaga muda untuk melakukan perbantuan.
Frits cerita, selama dua tahun kepemimpinannya nyaris tidak ada pelibatan pemerintah dengan mahasiswa. Dia menitipkan
"Saya titip ke abang Melki sehingga bisa membantu kami. Supaya ketua selanjutnya bisa berkomunikasi lebih baik dan membantu kami," katanya.
Ketua GMKI terpilih Andraviani Laiya menyampaikan, persoalan utamanya juga adalah nyaris ketiadaan antar pemerintah dan organisasi kepemudaan. Bagian itu membuat jarak dan pengembangan mahasiswa cenderung stagnan.
Padahal, perlu ada kolaborasi bersama. Laiya bilang para aktivis memiliki daya juang lebih besar yang harusnya itu menjadi modal.
"Saya juga pengurus sebelumnya, pendampingan dari pemerintah itu sangat minim. Bukan soal materilnya," ujarnya.
Dia juga menyampaikan hal yang sama yakni kolaborasi bersama pemerintah. Sebab, itu merupakan bagian yang tidak terpisahkan antara pemerintah dan organisasi khususnya kemahasiswaan. (fan)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.