Gunung Lewotobi Erupsi

Radius Bahaya Gunung Lewotobi Laki-laki Diperluas Jadi 9 Kilometer, Jumlah Pengungsi 11.445 Orang

Eskalasi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, masih tetap tinggi dan cenderung naik.

Editor: Agustinus Sape
PUSDATINKOM BNPB
Visual erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-laki pada Sabtu (9/11/2024) pukul 08.50 WITA dengan pesawat nirawak dari Rest Area Eputobi, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Eskalasi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, masih tetap tinggi dan cenderung naik. Demi keamanan, radius bahaya kembali diperluas dari 7 menjadi 9 kilometer dari puncak gunung. Jumlah pengungsi meningkat menjadi 11.445 orang.

Kepala Pos Pemantauan Gunung Lewotobi Laki-laki Herman Yosef Mboro melaporkan, erupsi pada Minggu (10/11/2024) pukul 07.53 Wita berlangsung sekitar 7 menit 5 detik. Tinggi kolom erupsi tidak dapat terpantau karena terhalang awan. Beberapa jam sebelumnya, tinggi kolom erupsi mencapai 6.000 meter di atas kawah.

Selain itu, aliran lava ke arah timur laut mencapai 4.340 meter dari pusat erupsi. ”Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki dan pengunjung atau wisatawan tidak boleh melakukan aktivitas apa pun dalam radius 7 kilometer dari pusat erupsi, serta 9 kilometer pada sektor arah barat daya sampai barat laut,” katanya.

Herman juga mengimbau masyarakat agar tenang dan mengikuti arahan pemerintah serta tidak mempercayai informasi yang tidak jelas sumbernya. Selain itu, mewaspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak.

Saat ini, aktivitas pengamatan dan perekam erupsi gunung masih tetap berlangsung di pos pengamatan tersebut. Jarak pos dan puncak gunung sekitar 7 kilometer. Pada Jumat (8/11/2024), petugas terpaksa meninggalkan pos yang dihujani material erupsi. Saat itu tinggi kolom erupsi mencapai 8.000 meter di atas kawah.

Erupsi terus-menerus terjadi sejak Minggu (3/11/2024). Jumlah korban meninggal 9 orang, luka berat 31 orang, luka ringan 32 orang, dan dalam perawatan 7 orang. Para korban kebanyakan terkena material batu api yang dilontarkan dari kawah gunung.

Sementara itu, juru bicara tim tanggap darurat bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki Heri Lamawuran melaporkan, perluasan zona bahaya diikuti dengan evakuasi warga di daerah terdampak. Hingga Minggu pagi ini, jumlah pengungsi dilaporkan sudah mencapai 11.445 orang.

Para pengungsi kini tersebar di sejumlah lokasi, baik pos yang dibangun pemerintah maupun pengungsi yang mencari tempat secara mandiri. ”Pengungsi mandiri terus kami data untuk memastikan mereka mendapatkan akses bantuan,” kata Heri. Bantuan dari berbagai pihak terus berdatangan.

Sehari sebelumnya, Sabtu (9/11/2024), pembaca harian Kompas (Kompas.id) lewat Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas menyalurkan bantuan bagi para pengungsi. Penyerahan bantuan di Hikong, Boganatar, Timutawa, dan Kewapante. Di lokasi itu terdapat banyak pengungsi yang berasal dari Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Sikka.

Jenis bantuan yang diserahkan di antaranya beras, minyak goreng, gula pasir, telur ayam, mi instan, ikan kaleng, sabun cuci, alas tidur, dan pembalut wanita. Para pengungsi dan pemerintah setempat mengucapkan terima kasih atas solidaritas pembaca Kompas yang ikut berbela rasa dalam bencana itu.

Kosongkan desa

Sebanyak dua kecamatan di Kabupaten Flores Timur, yakni Wulanggitang dan Ile Bura, terdampak paling parah akibat erupsi. Masyarakat sudah meninggalkan desa mereka dan mencari tempat yang aman. ”Hanya ada beberapa pemuda yang sesekali pulang untuk memberi makan ternak,” kata Kepala Desa Pululera Paulus Tukan.

Menurut Paulus, erupsi kali ini merupakan yang terbesar yang pernah mereka dengar dari cerita para leluhur. Sebagian masyarakat yang pada awalnya berkeras tetap tinggal di rumah kini sudah bergeser ke tempat yang aman.

Seperti diberitakan sebelumnya, erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki pertama kali tercatat dalam sejarah manusia terjadi pada tahun 1861. Gunung Lewotobi Laki-laki memiliki kembaran bernama Gunung Lewotobi Perempuan yang memiliki ketinggian 1.708 meter di atas permukaan laut.

Puncak kedua gunung itu terpisah jarak lebih kurang 2 kilometer. Pelana yang memisahkan kedua puncak itu berketinggian 1.232 meter di atas permukaan laut. Adapun erupsi Gunung Lewotobi Perempuan pertama kali tercatat pada tahun 1921. Gunung Lewotobi Laki-laki lebih banyak erupsi dibandingkan dengan Gunung Lewotobi Perempuan. (kompas.id/fransiskus pati herin)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved