Bansos

Bansos Jadi Biang Kerok Deflasi Selama Lima Bulan Berturut-Turut?

Karena itu, Kadin meminta pemerintah perlu mengkaji penyebab deflasi yang masih terus terjadi selama lima bulan terakhir. 

Editor: Ryan Nong
SURYA.CO.ID
Warga mendapatkan bantuan pangan cadangan beras pemerintah tahap kedua di Kelurahan Tunjungsekar, Kota Malang, Jawa Timur - Cara pengajuan Bansos Beras 10 kg 2024 lengkap dengan persyaratan untuk mendapatkan bantuan pangan cadangan beras pemerintah (CBP). 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Pengusaha curiga bansos pemerintah menyebabkan deflasi, termasuk indikasi penurunan daya beli masyarakat.

Karena itu, Kadin meminta pemerintah perlu mengkaji penyebab deflasi yang masih terus terjadi selama lima bulan terakhir. 

Menurut Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah, Sarman Simanjorang, sampai dengan saat ini, pengusaha sebenarnya masih bertanya-tanya apa sebetulnya biang kerok dari fenomena deflasi yang berlangsung terus-menerus tersebut.

“Biasanya ketika harga-harga bahan pokok dan pangan itu menurun, belanja masyarakat itu akan meningkat. Nah, ini malah kebalikannya, harga-harga menurun tapi daya beli masyarakat itu malah juga menurun,” tutur Sarman Simanjorang dikutip IDTV, Kamis, (17/10/2024).

Menurut Sarman, jika keadaan deflasi ini berlangsung terlalu lama tentu akan sangat mencemaskan terutama bagi industri-industri yang memproduksi pelbagai kebutuhan bahan pokok dan pangan. “Kami dari pengusaha terus terang saja, ingin sekali supaya pemerintah melakukan penelitian, penyebab daripada deflasi ini apa gitu kan, kenapa kok bisa sepanjang ini,” beber dia.

Sarman bilang, fenomena deflasi ini harus benar-benar di cek terlebih dahulu. Pasalnya, di benak pelaku usaha juga timbul kekhawatiran bahwa deflasi secara beruntun itu dikarenakan bantuan sosial (bansos) yang disalurkan pemerintah.

“Kalau terlalu jor-joran juga, katakanlah pemerintah memberikan bansos dalam bentuk barang, itu juga bisa berdampak pada deflasi, apalagi misalnya bansos itu bukan dibeli dari pedagang, tetapi pabriknya langsung, berarti kan tidak ada terjadi transaksi di level pedagang-pedagang kita, ini kan perlu dilakukan penelitian,” tutupnya.

Adapun Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan terjadi deflasi bulanan sebesar 0,12 persen pada September 2024. Deflasi September 2024 ini terlihat lebih dalam dibandingkan Agustus 2024 dan merupakan deflasi kelima pada tahun 2024. (*)

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved