Topan Yagi

Topan Yagi Landa Vietnam, 233 Tewas, 103 Hilang, 800 Luka-luka

Korban tewas akibat topan Vietnam meningkat menjadi 233 orang karena semakin banyak mayat ditemukan di daerah yang dilanda tanah longsor dan banjir.

Editor: Agustinus Sape
AP/HAU DINH
Seorang pria mendayung perahu di tengah banjir pasca Topan Yagi di desa An Lac, Hanoi, Vietnam, Jumat (13/9/2024). 

Di Thailand, 10 orang tewas dilaporkan akibat banjir atau tanah longsor, dan Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra terbang ke utara pada hari Jumat untuk mengunjungi kota perbatasan Mae Sai.

Departemen Pencegahan dan Mitigasi Bencana Thailand memperingatkan risiko banjir bandang yang terus berlanjut di beberapa wilayah hingga Rabu depan, karena hujan baru diperkirakan akan semakin meningkatkan permukaan Sungai Mekong.

Di Myanmar, tentara mengatakan pada hari Jumat bahwa setidaknya 33 orang telah tewas di seluruh negeri sejak hari Rabu. Dikatakan 187 kamp bantuan telah didirikan untuk hampir 240.000 korban banjir dari 34 kota.

Ada kekhawatiran jumlah korban tewas akan meningkat tajam karena media lokal melaporkan puluhan orang hilang akibat banjir dan tanah longsor di wilayah tengah Mandalay dan Bago, serta Negara Bagian Shan bagian timur dan ibu kota negara, Naypyitaw.

Bantuan internasional telah mengalir ke Vietnam setelah bencana Yagi, dan Australia telah mengirimkan pasokan kemanusiaan sebagai bagian dari bantuan senilai $2 juta.

Korea Selatan juga telah menjanjikan bantuan sebesar $2 juta, dan Kedutaan Besar AS pada hari Jumat mengatakan bahwa pihaknya akan memberikan dukungan sebesar $1 juta melalui Badan Pembangunan Internasional AS, atau USAID.

“Dengan perkiraan akan turunnya hujan deras dalam beberapa hari mendatang, para ahli bencana USAID terus memantau kebutuhan kemanusiaan melalui koordinasi yang erat dengan otoritas darurat setempat dan mitra di lapangan,” kata kedutaan dalam sebuah pernyataan.

“Para ahli kemanusiaan USAID di lapangan berpartisipasi dalam penilaian yang sedang berlangsung untuk memastikan bantuan AS dengan cepat menjangkau masyarakat yang membutuhkan.”

Topan dan hujan lebat yang terjadi kemudian telah merusak pabrik-pabrik di provinsi utara seperti Haiphong, rumah bagi perusahaan mobil listrik VinFast, pemasok suku cadang Apple, dan produsen elektronik lainnya, yang dapat mempengaruhi rantai pasokan internasional, kata Pusat Studi Strategis dan Internasional dalam sebuah catatan penelitian.

Pusat tersebut mengatakan 95 persen bisnis di Haiphong akan melanjutkan aktivitasnya pada 10 September namun “upaya perbaikan kemungkinan akan menurunkan produksi dalam beberapa minggu dan bulan ke depan.”

(foxnews.com)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved