Wawancara Eksklusif
Wawancara Eksklusif Cawagub Jakarta Rano Karno: Gua Kayak Dibisikin almarhum Babeh
Pendaftaran Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Jakarta untuk gelaran Pilkada Serentak 2024 telah resmi ditutup pada 29 Agustus 2024.
Ya saya minta maaf, kita dididik oleh sekolah partai, kita dididik dengan paham nasionalis. Kita dididik secara Indonesia. Ini bagian daripada konsep pembangunan. Jadi istri, anak, cucu saya sudah sangat paham. Jadi dia bilang kalau memang itu. Ya sampai ketahuan pahamnya mana? Mereka nggak pulang. Jadi artinya 26 berangkat 29 pulang, itu jadwalnya. Bisa saja, makanya kalau dilihat di KPUD istri saya nggak ada. Karena ada di sana. Jadi bagaimana saya harus pulang? Kamu mungkin nggak pulang? Maaf satu, nggak mungkin pulang. Karena maaf, kan muktamar, kongres, kan penuh Bali tuh. Cari tiket juga susah. Berbisik dia, ada nih Bisnis cuma Rp10 juta. Jangan. Jangan pulang, mendingan buat gua bikin kaos. Ini kan baru administrasi, udah ikutin saja lah. Artinya itulah bagian dari dukungan. Ya bismillah saja lah.
Tadi ada perkataan Bu Mega yang menurut saya unik. Betawi bagaimana Bang Dul? Lalu Abang kemudian kan mikir kan ini?
Saya minta maaf ya, kan saya Sekretaris Badan Kebudayaan. Jadi saya paham bagaimana berkepribadian dalam berkebudayaan. Itu yang bikin saya agak mundur-mundur berpikir. Lho maaf lho, Ibu ini kan presiden kelima. Dia kan konsepnya nasional Indonesia Raya. Kok dia masih care dengan Jakarta? Kalau Anda punya kesempatan wawancara Ibu, apakah saya ini jual dagang beliau? No. Itu yang disampaikan. Kamu kan Betawi, setelah Jakarta tidak jadi Ibukota, Jakarta mau jadi apa. Karena itu saya suruh Pramono. Saya mikir. Ini transisi ke pemerintah pusat dengan daerah ini kalau nggak akan stuck. Ya maaf lah, ekonomi global dunia kita sedang nggak tahu ini. Transisi pemerintah pusat pindah, pasti akan ada penurunan. Ini harus kuat dalam konsep administrasi. Pramono Anung lah orangnya. Saya ketemu Mas Pram. Ape coba? No, tugas kamu di sono, tugas saya di meja.
Sudah ada pembagian tanggung jawab?
Sudah. Gua nggak perlu tampil. Lu yang tampil. Artinya begitu. Saya bilang Mas percaya saya? Saya percaya.
Ada orang yang menyebut Abang yang akan bergerak di bawah. Karena bagaimana pun seperti Abang sebut tadi, nama Mas Pram dikenal, wajahnya kagak. Betul nggak itu?
Betul. Sangat betul. Dan beliau sadar. Ape dia bilang? Dul, saya ini udah 9 tahun nggak mau tampil di ini, kan saya Seskab, saya di belakang. Coba dilihat. Memang saya lihat bisa saja dia tampil di sebelah presiden, tapi memang posisi dia tidak seperti itu. Ya dulu kan dia juga Sekjen, dekat dengan Ibu Ketua Umum. Waktu Ibu jadi Presiden dia juga tidak ini (tampil), kan? Apalagi belakangan. Dia sangat sadar itu. Makanya dia bilang, kenapa saya diminta oleh Ibu? Saya siapin, istilahnya menunye, elu yang goreng. Bahasanya begitu.
Gue siapin nih, artinya kita mau makan apa nih. Kesehatan bagaimana? Maaf, kayak kemarin misalnya kita cek kesehatan di RSUD Tarakan. Ternyata rumah sakit itu dibangun di zaman Ahok. Yang luar biasa, dibangun di atas kali Cideng. Kan waduh? Mas Pram tanya, apa yang kurang? Peralatan semua lengkap, semua dokter lengkap. Memang lahan berkurang. Terus solusinya gimana? Memang belum ada solusi, Pak. Harus ada pelebaran. Bagaimana mau ada lebar di daerah situ? Katanya di belakang masih ada sekolah. Ya barangkali "kalau memang diperlukan pelebaran akan lari ke sana". Itu bagian dari urusan wajib. (tribun network/git/dod)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.