Renungan Harian Kristen

Renungan Harian Kristen Senin 2 September 2024, Kebahagiaan yang Sia-sia

Umat mendefinisikan kebahagiaan sebagai kesempatan menikmati hidup selama-lamanya dalam kesenangan, dimana tidak akan ada kematian.

Editor: Oby Lewanmeru
KOMPAS.COM
Renungan Harian Kristen Senin 2 September 2024, Kebahagiaan yang Sia-sia 

POS-KUPANG.COM. KUPANG - Renungan Harian Kristen Senin 2 September 2024, Kebahagiaan yang Sia-sia, merujuk pada KITAB MAZMUR 49:1-13.

Artikel ini dikutip dari buku Renungan Harian Suluh Injil yang diterbitkan Gereja Masehi Injili di Timor ( GMIT ).

POS-KUPANG.COM telah mendapat izin dari anggota Tim Penulis Komunitas Suluh Injil edisi September 2024. 

Tema Pelayanan GMIT Bulan September 2024, yakni “Hidup Kudus Bagi TUHAN dan Sesama”. 

Simak selengkapnya Renungan Harian Kristen berikut ini:

 Orang-orang yang dikasihi Allah memiliki nilai berharga dan mulia di hati Allah.

Allah menginginkan umat yang dikasihi-Nya mengalami kebahagiaan dan dapat menikmatinya dengan penuh. Ketika umat ingin bahagia, itu adalah keinginan yang baik. 

Namun tanpa pengertian yang benar tentang kebahagiaan, justru umat akan kehilangan kebahagiaan.

Melalui teks firman Tuhan hari ini, kita diajak untuk memiliki pengertian yang benar tentang kebahagiaan.

Ada perasaan kurang bahagia, ketika umat mengingat tentang datangnya hari kematian.

Mereka membayangkan seandainya kematian dapat ditolak, tidak ada kubur, dan bisa hidup selamanya (10).

Baca juga: Renungan Harian Kristen Minggu 1 September 2024, Nama Baik Lebih Berharga daripada Kekayaan

Seandainya saja, harta mereka yang banyak dapat dipakai untuk membeli nyawa atau menukarkan harta mereka dengan umur panjang, mereka pasti bahagia.

Umat mendefinisikan kebahagiaan sebagai kesempatan menikmati hidup selama-lamanya dalam kesenangan, dimana tidak akan ada kematian.

Pemazmur menegur mereka dengan keras bahwa hidup dan nyawa mereka jauh lebih berharga dibandingkan harta kekayaan.

Sebanyak apa pun harta kekayaan yang dimiliki tidak dapat menyamai harga nyawa. Kebahagiaan itu tidak bergantung pada banyaknya harta atau lamanya hidup.

Kebahagiaan yang demikian sia-sia, sebab harta bisa habis dan kita tidak hidup selama-lamanya di bumi ini.

 LANGKAH IMAN.

Keinginan untuk hidup bahagia itu wajar dan baik. Namun firman Tuhan mengingatkan kita agar jangan menjadikan kebahagiaan sebagai berhala, seakan-akan kita hanya dapat menikmati hidup jika ada kebahagiaan.

 Kebahagiaan menjadi berhala jika demi kebahagiaan itu kita memboroskan harta, hidup berfoyafoya, hingga tak ingat batas hidup kita.

Atau sebaliknya, kebahagiaan menjadi berhala ketika orang menyimpan harta sedemikian rupa dan tak mau berbagi, karena memiliki harta dalam jumlah banyak menjadi sebuah kebanggaan dan kebahagiaan.

Marilah kita sadari, kebahagiaan sejati ialah menikmati relasi dengan Tuhan. Amin! (*)

Alamat Sekretariat Suluh Injil:
Jl. Seruni No. 8 – Naikoten 1
Kota Kupang – NTT

Alamat email:
bethseba0906@gmail.com
WhatsApp
Neti 08113828074  dan Eka 085239108328 (*)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di  GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved