Jadwal Tinju Dunia, Mengapa Naoya Inoue Pilih TJ Doheny Jadi Lawan Duelnya 3 September 2024?

POS-KUPANG.COM – Jadwal tinju dunia, mengapa Naoya Inoue pilih TJ Doheny jadi lawan duelnya 3 September 2024?

Hingga saat ini tidak ada penjelasan mengapa Naoya Inoue (27-0-0, 24 KO) memilih lawan Terence John Doheny (26-4-0, 20 KO) pada duel 3 September di Ariake Arena, Tokyo, Jepang.

Melihat reputasi TJ Doheny, ini hanya akan jadi duel tinju dunia basa-basi buat petinju selevel Naoya Inoue yang dijuluki Monster.

Sebelumnya, Naoya Inoue menetapkan standar tinggi untuk calon-calon lawan yang ingin dia hadapi.

Stephen Fulton, Marlon Tapales, dan Luis Nery, menyebut 3 lawan terakhir Naoya Inoue, adalah lawan-lawan dengan reputasi mentereng.

Fulton datang ke Ariake Arena dengan dua sabuk gelar kelas bantam WBC dan WBO.

Naoya Inoue menghentikannya di ronde 8 pada Juli 2023.

Lalu, petinju Filipina, Tapales, juga datang ke Ariake sebagai juara kelas bantam super WBA super dan IBF.

Naoya Inoue meruntuhkannya di ronde 10 pada Desember 2023.

Terakhir, Nery menyambangi Tokyo Dome dengan reputasi baru 1 kali kalah. Hebatnya, dia juga sempat menjatuhkan Naoya Inoue ke kanvas kali pertama sepanjang kariernya. Tapi, Mei 2024, Nery terhenti di ronde 6.

Baca juga: Jadwal Tinju Dunia, Zepeda Ikut Jejak Stevenson Bertarung di Arab Saudi, Ini Calon Lawannya

Siapa TJ Doheny? Dia adalah petinju Irlandia yang sudah mendekati masa pensiun di usia 37 tahun.

Sudah empat kali kalah sepanjang kariernya, meski mencetak 3 kemenangan KO di tiga pertarungan terakhirnya setelah kalah angka dari Sam Goodman.

Karena itu, orang mengatakan ini adalah duel tinju dunia yang hanya ingin dinikmati Naoya Inoue secara jauh lebih santai. Ini juga jadi pertarungan yang disambut orang dengan ketidakpedulian yang meluas sekaligus sejumlah kecaman.

Sebab, ini duel tinju dunia yang tidak dibutuhkan Inoue, tidak perlu dilihat siapa pun, karena hampir tidak mungkin dimenangkan TJ Doheny. Takkan ada kejutan apapun di Ariake.

Fulton, Tapales, dan Nery, semuanya masuk dalam konteks legasi Naoya Inoue.