KKB Papua

KKB Papua Penyandera Pilot Selandia Baru Selama 18 Bulan Berjanji untuk Membebaskannya

Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat mengatakan pilot Selandia Baru Phillip Mehrtens, yang disandera sejak Februari tahun lalu, akan

Editor: Agustinus Sape
DOK. POS-KUPANG.COM
Salah satu foto yang dibagikan jubir KKB Sebby Sambom memperlihatkan Pilot Susi Air Kapten Philip Mark Merthens bersama Egianus Kogoya yang merupakan pimpinan tertinggi KKB di wilayah Nduga, Provinsi Papua Pegunungan. 

Ringkasan

* Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat mengatakan pilot Selandia Baru Phillip Mehrtens, yang disandera sejak Februari tahun lalu, akan dibebaskan.

* Ini bukan pertama kalinya kelompok tersebut memberi isyarat bahwa Mehrtens akan dibebaskan dan pemimpin faksi bersenjata yang menahannya belum mengkonfirmasi rencana pembebasan tersebut.

* Apa selanjutnya? Juru bicara tersebut mengatakan Mehrtens akan dibebaskan pada bulan Agustus atau September.

POS-KUPANG.COM - Seorang juru bicara kelompok separatis yang menyandera seorang pilot Selandia Baru di wilayah Papua, Indonesia, mengatakan mereka berencana untuk membebaskannya.

Klaim tersebut, dalam pesan audio dari juru bicara gerakan pro-kemerdekaan, muncul hampir enam bulan setelah janji serupa untuk membebaskan Phillip Mehrtens namun tidak terwujud.

Ayah satu anak berusia 38 tahun itu ditangkap oleh faksi pemberontak bersenjata pada Februari 2023 setelah ia mendaratkan pesawat ringan di landasan udara terpencil.

Ia ditugaskan untuk mengemudikan penerbangan sewaan untuk mengevakuasi para pekerja dari wilayah yang bergolak, yang telah lama sulit dikendalikan oleh militer pemerintah Indonesia.

Orang-orang bersenjata menyergapnya di landasan udara, menghancurkan pesawat dan kemudian menyandera dia di daerah pegunungan tengah Papua selama 18 bulan, kadang-kadang menyebarkan video dan gambar dirinya.

Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – sebuah kelompok payung – di pengasingan mengatakan kepada ABC bahwa Mehrtens akan dibebaskan pada bulan Agustus atau September.

Sebby Sambom, yang tinggal di negara tetangga Papua Nugini, mengatakan dia berbicara dengan pemimpin faksi bersenjata yang menahan Mehrtens, Egianus Kagoya.

Ia menyampaikan bahwa Kogoya berjanji akan membebaskan warga negara Selandia Baru tersebut "demi kemanusiaan".

Namun dalam video terpisah tentang Kagoya yang diedarkan oleh aktivis pro-kemerdekaan, pemimpin pemberontak tersebut tidak menyebutkan apa pun tentang rencana pembebasan sandera.

Sebaliknya, dia mengimbau pihak lain untuk tidak membuat rumor tentang situasi tersebut.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Selandia Baru mengatakan mereka mengetahui laporan dan spekulasi online.

“Kami tidak punya komentar lebih lanjut untuk dibuat saat ini,” kata mereka.

“Keselamatan dan kesejahteraan Bapak Mehrtens tetap menjadi prioritas utama kami dan kami terus melakukan segala yang kami bisa untuk mencapai resolusi damai dan pembebasan Phillip dengan aman, termasuk bekerja sama dengan pihak berwenang Indonesia dan mengerahkan staf konsuler Selandia Baru.

“Kami juga mendukung keluarga Phillip, baik di Selandia Baru maupun di Indonesia. Mereka meminta privasi di saat yang sangat sulit ini.”

Baca juga: KKB Papua Sandera Helikopter dan Tembak Mati Pilot asal Selandia Baru Glen Malcolm Conning di Mimika

Juru bicara kepolisian di Papua, Ignatius Benny Ady Prabowo, mengatakan kepada ABC bahwa dia tidak mengetahui adanya rencana pembebasan.

Selama periode 18 bulan tersebut, istri Mehrtens menolak berbicara di depan umum, sementara pemerintah Selandia Baru dengan hati-hati mendesak semua pihak untuk bekerja sama untuk segera membebaskan Mehrtens.

Pada peringatan satu tahun penangkapan Mehrtens pada bulan Februari, kelompok pro-kemerdekaan mengeluarkan pernyataan yang berkomitmen untuk membebaskan sandera namun dengan peringatan keterlibatan PBB.

Pemerintah Indonesia telah menggunakan kombinasi pasukan keamanan dan penjangkauan masyarakat melalui kelompok gereja untuk mencoba mengamankan kebebasan Mehrtens.

Faksi pemberontak sebelumnya mengatakan mereka hanya akan membebaskannya dengan imbalan kemerdekaan Papua.

(abc.net.au)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved