Pilgub NTT

Keputusan Duet Melki dan Jhony Asadoma Tergantung Dukungan Elite Koalisi Indonesia Maju

Selain data survei, variabel lain yang bisa mempengaruhi keputusan ini adalah kemampuan komunikasi dan lobi-lobi politik Jhoni Asadoma bersama timnya.

Penulis: Ray Rebon | Editor: Oby Lewanmeru
zoom-inlihat foto Keputusan Duet Melki dan Jhony Asadoma Tergantung Dukungan Elite Koalisi Indonesia Maju
POS-KUPANG.COM/HO
Mikhael Rajamuda Bataona, Pengajar komunikasi politik FISIP Unwira Kupang.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Duet Melki dan Jhony Asadoma untuk Pilihan Gubernur (Pilgub) NTT 2024 diprediksi akan sangat bergantung pada data survei serta modal sosial dan ekonomi pribadi Jhoni Asadoma. 

Hal ini disampaikan Mikhael Rajamuda Bataona, seorang akademisi Unwira Kupang pada, Senin 29 Juli 2024.

Menurut Mikhael, Presiden terpilih Prabowo Subianto memiliki kepentingan agar Gubernur NTT yang terpilih nanti sejalan dengan ide-ide pemerintahannya.

Oleh karena itu, kata Mikhael penentuan siapa yang akan menjadi wakil Melki akan diputuskan oleh Prabowo dan elit Koalisi Indonesia Maju (KIM) setelah melalui musyawarah dan analisis data survei terbaru.

"Keputusan soal duet ini akan menunggu hasil musyawarah para pimpinan KIM di Jakarta. Mereka akan menganalisa semua data survei terbaru lalu memutuskan wakil mana yang paling pas untuk Melki," ujar Mikhael.

Selain data survei, variabel lain yang bisa mempengaruhi keputusan ini adalah kemampuan komunikasi dan lobi-lobi politik Jhoni Asadoma bersama timnya.

Menurut Mikhael, Jhoni Asadoma perlu menunjukkan dirinya sebagai figur yang siap secara sosial dan ekonomi. Lanjut Mikhael, dengan kemampuan Jhoni Asadoma dari aspek tersebut, KIM bisa menerima Jhoni sebagai wakil Melki Laka Lena.

"Jhoni memang tokoh publik yang masuk ke politik dengan semua sumber daya yang dimilikinya. Dengan pengalaman sebagai Kapolda dan kekuatan ekonominya, dia punya kemampuan meyakinkan para elit KIM tentang infrastruktur pendukung yang dimilikinya yaitu modal sosial dan ekonomi itu. Plus juga jejaring," tambah Mikhael.

Survei SMRC mengungkapkan bahwa Melki memiliki elektabilitas tinggi ketika berpasangan dengan Jane Natali atau Gabriel Beri Bina, namun elektabilitas Jhoni masih rendah. Elektabilitas calon wakil gubernur Melki tertinggi adalah Anita Gah di posisi 15,8 persen, disusul oleh Emi Nomleni, Andreas Hugo Parera, Adrianus Garu, Ahmad Johan, Jane Natali, Alo Ladi, dan Jhoni Asadoma di posisi 2,6 persen.

"Data ini menjelaskan bahwa peluang Jhoni berpasangan dengan Melki secara elektabilitas masih kecil, kurang kuat tetapi bukan tidak bisa. Jika KIM dan semua partai bekerja keras memenangkan duet ini, peluang peningkatan elektabilitas tetap terbuka," jelas Mikhael.

Baca juga: Pilgub NTT, Ansy Lema Tiba di Labuan Bajo Disambut Secara Adat dan Diteriaki Gubernur

Keputusan akhir duet ini akan sangat bergantung pada putusan elit KIM, yang berbasiskan data dan modal sosial serta ekonomi Jhoni. 

"Jika Jhoni mampu meyakinkan para elit dengan topangan kekuatan sosial dan ekonomi yang dimilikinya, semuanya masih bisa terjadi. Semua variabel itu akan menjadi pertimbangan para elit KIM," tutup Mikhael. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved