Konflik Israel Hizbullah

Dataran Tinggi Golan Dapat Serangan Roket, 12 Orang Tewas, Israel Tuduh Kelompok Hizbullah

Serangan roket menghantam sebuah lapangan sepak bola di wilayah pendudukan Dataran Tinggi Golan, Sabtu (27/7/2024), menewaskan 12 orang.

Editor: Agustinus Sape
AP/LEO CORREA
Warga dan petugas berada di lapangan sepak bola Majdal Shams, Dataran Tinggi Golan yang dikuasai oleh Israel pasca-serangan roket, Sabtu (27/7/2024). 

POS-KUPANG.COM, BEIRUT - Serangan roket menghantam sebuah lapangan sepak bola di wilayah pendudukan Dataran Tinggi Golan, Sabtu (27/7/2024), menewaskan 12 orang, termasuk anak-anak.

Sebelumnya, Israel melancarkan serangan ke sebuah sekolah di Jalur Gaza, yang dijadikan tempat pengungsian warga Palestina, menewaskan sedikitnya 30 orang.

Juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, menyebut serangan ke Dataran Tinggi Golan pada hari Sabtu itu sebagai serangan paling mematikan terhadap warga sipil Israel sejak serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 yang memantik perang Gaza hingga saat ini.

Israel menuduh kelompok Hezbollah di Lebanon sebagai pelaku serangan ke Dataran Tinggi Golan. Hezbollah membantah tuduhan itu.

”Hizbullah tidak terlibat di dalam serangan ke Dataran Tinggi Golan. Kami menolak semua tuduhan atas peristiwa tersebut,” kata Hizbullah melalui keterangan tertulis.

Bantahan serupa disampaikan juru bicara pemimpin Hezbollah, Mohammed Afif, kepada kantor berita Associated Press (AP).

Dataran Tinggi Golan, lokasi serangan, awalnya adalah wilayah milik Suriah yang kemudian dicaplok oleh Israel pada perang Arab-Israel tahun 1967. Lokasinya strategis, berbatasan dengan Lebanon, Israel, Jordania, dan Suriah. Wilayah itu secara internasional diakui sebagai bagian dari wilayah Suriah, tetapi dua per tiga wilayahnya diduduki oleh Israel sejak 1967.

Pada 1981, Israel menganeksasi wilayah tersebut. Israel membangun puluhan permukiman ilegal di Dataran Tinggi Golan, yang dihuni sekitar 20.000 warga pemukim ilegal.

Di wilayah itu, sekitar 20.000 warga Arab Druze tinggal. Sebagian warga Druze berkewarganegaraan Israel, tetapi banyak dari mereka bersimpati pada Suriah dan menolak aneksasi Israel.

Meski ada bantahan dari Hizbullah, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu langsung memperingatkan, Hezbollah ”akan menanggung akibat yang besar akibat serangan (ke Dataran Tinggi Golan) ini, sesuatu yang hingga saat ini belum terbayarkan”.

Ia dilaporkan mempersingkat lawatan ke Amerika Serikat dan pulang ke Israel, beberapa jam lebih cepat, untuk segera memimpin sidang kabinet dengan agenda pembahasan respons atas serangan ke Dataran Tinggi Golan.

”Tak ada keraguan bahwa Hizbullah telah melewati semua garis merah di sini, dan balasannya akan mencerminkan hal itu,” kata Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, kepada televisi Israel, Channel 12. ”Kita semakin dekat dengan momen di mana kita menghadapi perang habis-habisan."

Seruan PBB

Perserikatan Bangsa-Bangsa menyerukan semua pihak menahan diri semaksimal mungkin. Melalui pernyataan bersama, Koordinator Khusus PBB untuk Lebanon Jeanine Hennis-Plasschaert dan Komandan Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) memperingatkan, meningkatnya baku serang saat ini ”dapat memantik kebakaran lebih luas yang akan melanda seluruh kawasan dalam malapetaka yang tak terbayangkan”.

Adapun Pemerintah Lebanon melalui pernyataan tertulis, tanpa menyebut serangan di Majdal Sham, menyerukan ”penghentian permusuhan secepatnya di semua front”. Beirut juga mengecam keras jatuhnya korban jiwa warga sipil.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved