Kunci Jawaban

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 SMA Halaman 13 Kurikulum Merdeka, Informasi Tokoh Sastra

Kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 12 SMA halaman 13 kurikulum merdeka, informasi ringkas tokoh sastra Indonesia.

Penulis: Agustina | Editor: Hermina Pello
Buku Bahasa Indonesia: Cerdas Cegas Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII
Kunci jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 SMA Halaman 13 kurikulum merdeka, informasi tokoh sastra. 

POS-KUPANG.COM - Berikut kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 12 SMA halaman 13 kurikulum merdeka, tentang informasi ringkas tokoh sastra Indonesia.

Melanjutnya soal tentang teks informasi H.B. Jassin, dalam teks tersebut juga disebutkan tiga tokoh lain, yakni Chairil Anwar, Pamusuk Eneste, dan Sutan Takdir Alisjahbana.

Pada halaman 13 soal nomor 5, siswa SMA kelas 12 diminta untuk mencari informasi ringkas mengenai tiga tokoh tersebut.

Sebagai informasi bahwa soal tersebut ada pada Buku Bahasa Indonesia: Cerdas Cegas Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII Bab 1: Mengkritisi Informasi tentang Tokoh, karya Bambang Trimansyah (2022).

Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 SMA Halaman 8 Kurikulum Merdeka, Di Mana H.B. Jassin Wafat

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 SMA Halaman 13 Kurikulum Merdeka

5. Selain H.B. Jassin, penulis artikel juga menyebut tiga nama tokoh lain, yaitu Chairil Anwar, Pamusuk Eneste, dan Sutan Takdir Alisjahbana. Carilah informasi ringkas tentang mereka, lalu tuliskan di dalam format tabel berikut ini. Tuliskan sumber informasi yang kalian gunakan.

Kunci Jawaban

5. a. Nama tokoh: Chairil Anwar

Kiprah: Chairil Anwar terkenal sebagai penyair yang hidup dan matinya tidak dapat dilepaskan dari puisi Indonesia modern sehingga ia menjadi pelopor Angkatan 45 dalam Sastra Indonesia. Chairil Anwar lahir pada tanggal 22 Juli 1922 di Medan, Sumatra Utara.

Pengalaman menulis Chairil Anwar dimulai pada tahun 1942 ketika ia mencipta sebuah sajak yang berjudul "Nisan". Dia menulis sampai dengan akhir hayatnya, yaitu pada tahun 1949. Pada tahun 1949 itu ia menghasilkan enam buah sajak, yaitu "Mirat Muda", "Chairil Muda", "Buat Nyonya N", "Aku Berkisar Antara Mereka", "Yang Terhempas dan Yang Luput", "Derai-Derai Cemara", dan "Aku Berada Kembali".

Pada bulan Januari—Maret 1948, ia bekerja menjadi redaktur majalah Gema Suasana. Namun, karena merasa tidak puas, ia mengundurkan diri dari pekerjaan itu. Dia kemudian bekerja sebagai redaktur di majalah Siasat sebagai pengasuh rubrik kebudayaan "Gelanggang" bersama dengan Ida Nasution, Asrul Sani, dan Rivai Apin.

Sumber informasi: Ensiklopedia Sastra Indonesia

b. Nama tokoh: Pamusuk Eneste

Kiprah: Pamusuk Eneste adalah seorang pengajar, editor, dan sastrawan Indonesia.

Ia pernah menjadi editor Sastra dan Bahasa Indonesia di Penerbit Grasindo sejak 1982. Sebagai editor ia banyak membuat antologi karya sastrawan Indonesia dan pernah mengumpulkan tulisan-tulisan proses kreatif mereka. Selain itu, ia juga menulis buku panduan penyuntingan buku.

Pamusuk Eneste juga kerap menulis cerita-cerita pendek yang karyanya tersebar kemudian dibukukan. Ia juga menulis kajian-kajian atas karya sastra Indonesia.

Sumber informasi: Wikipedia

c. Nama tokoh: Sutan Takdir Alisjahbana

Kiprah: Sutan Takdir Alisjahbana merupakan pengarang Indonesia yang banyak berorientasi ke dunia Barat. Dia mengatakan bahwa otak Indonesia harus diasah menyamai otak Barat.

Walaupun banyak ditentang orang, Sutan Takdir Alisjahbana tetap dengan pendiriannya itu.
Sutan Takdir Alisjahbana lahir di Natal, Tapanuli, Sumatra Utara, tanggal 11 Februari 1908, dan meninggal tanggal 31 Juli 1993. Jenazahnya dimakamkan di sebuah bukit di sekitar Bogor.

Tahun 1933 Sutan Takdir Alisjahbana mendirikan dan menerbitkan majalah Poedjangga Baroe bersama-sama dengan Amir Hamzah dan Armijn Pane.

Majalah ini menyuarakan pembaharuan sastra. Sutan Takdir Alisjahbana menampilkan beberapa tulisan yang berorientasi pada pendiriannya itu, yaitu pembaruan ala Barat.

Berbagai tanggapan terhadap peran Sutan Takdir Alisjahbana dalam memajukan dan mengembangkan kesusastraan di Indonesia, antara lain dikemukakan oleh H.B. Jassin dalam Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esai I (1985). H.B Jassin secara tidak langsung mengakui kedudukan Sutan Takdir Alisjahbana sebagai pemberi arah perkembangan kesusastraan Indonesia.

Sumber informasi: Ensiklopedia Sastra Indonesia

Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 SMA Halaman 12 Kurikulum Merdeka, H.B. Jassin

Kunci Jawaban ini hanya digunakan sebagai panduan untuk membantu proses belajar siswa.

Untuk itu, siswa diharapkan dapat mengerjakan soal-soal tersebut secara mandiri terlebih dahulu sebelum dikoreksi dengan kunci jawaban.

*) Disclaimer: soal ini berupa pertanyaan terbuka yang artinya ada beberapa jawaban tidak terpaku seperti di atas.

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved