Kasus Catar Akpol 2024

MEMALUKAN! Mabes Polri Digoyang Massa Gegara Sikap Pejabat Polda NTT

Gara-gara ulah pejabat Polda NTT meloloskan anak-anaknya dalam catar Akpol 2024, Aliansi Masyarakat NTT menggoyang mabes polri. Memalukan.

Editor: Frans Krowin
ISTIMEWA/POS-KUPANG.COM
DIGOYANG MASSA – Massa aksi yang terhimpun dalam aliansi Masyarakat NTT, menggoyang Mabes Polri gegara lulusan catar Akpol didominasi oleh nama-nama anak para pejabat Polda NTT. 

POS-KUPANG.COM – Gara-gara ulah pejabat Polda NTT yang meloloskan anak-anaknya dalam Catar Akpol 2024, massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat NTT menggoyang Mabes Polri, Jumat 12 Juli 2024.

Massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat NTT itu, meradang sehingga menggelar aksi demo di depan Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan pada Jumat 12 Juli 2024.

Aksi ini digelar setelah viralnya nama-nama calon taruna (catar) Akpol 2024 dari Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) yang hampir semuanya adalah anak-anak pejabat Polda NTT dan mantan pejabat Polda NTT.

Mereka yang lolos catar Akpol itu juga bukan putera puteri asal NTT.  "Agenda hari ini kami menuntut kepolisian supaya membentuk tim investigasi untuk mengusut proses seleksi calon taruna akpol NTT," kata Jenderal Lapangan Aliansi Masyarakat NTT Menggugat, Manche Kota di Mabes Polri, Jakarta.

Dia mengatakan Kapolda NTT, Irjen Daniel Tahi Monang Silitonga diduga telah melakukan Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme (KKN) dalam proses seleksi catar Akpol tersebut.

Pasalnya, ketika Polda NTT dijabat oleh pimpinan yang berdarah asli NTT, ada beberapa putra-putri daerah yang lolos menjadi catar Akpol.

"Ini ada banyak informasi yang beredar bahwa yang lolos itu sebagian besar adalah anak dari pejabat kepolisian yang sekarang menjabat dan mantan pejabat kepolisian NTT," ungkapnya.

Dalam kegiatan ini, perwakilan massa akhirnya diterima oleh pihak Mabes Polri untuk beraudiensi meski sebelumnya aksi itu ricuh oleh penutupan jalan lantaran aksi bakar ban dan  kardus serta botol bekas air mineral.

Adapun tuntutan yang diterima yakni ada dua persoalan. Pertama, agar Polri membentuk tim untuk menginvestigasi kasus dugaan KKN tersebut dan kedua yakni agar Kapolda NTT menambah kuota catar Akpol khusus untuk putra dan putri asli daerah NTT.

Baca juga: Timor Leste: Paus Fransiskus Akan Pimpin Misa dalam Bahasa Portugis, Doa Umat dalam Bahasa Daerah

Baca juga: Kaesang: Jika Tak Bisa Bersama, PSI Siap Hadapi Golkar di Pilkada Banten 2024

"Pertama kami menuntut Kapolri memberikan kuota tambahan untuk anak asli NTT, karena ini menggelisahkan. kami terus terang  merasa bahwa NTT ini hanya rumah persinggahan, yang kemudian org boleh mengambil hak-hak anak NTT kalau dibiarkan terus kapan anak NTT bisa menjadi pimpinan di kepolisian," ungkapnya.

Aksi massa gegara dugaan sikap kolusi pejabat Polda NTT itu tentunya sangat memalukan. Karena gara-gara tindakan pejabat Polda NTT itu, Mabes Polri pun kena getahnya. Mabes Polri diguncang sebagai buntut dari tindakan tak terpuji para pejabat polri tersebut.

Hasil Tak Diintervensi

Sebelumnya, Sebuah unggahan viral di media sosial yang memperlihatkan sebuah list nama yang disebut merupakan calon siswa (casis) Akpol dari Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) yang telah lulus.

Dari unggahan akun TikTok @laurensiuslebatuk tersebut, terlihat ada 11 nama casis Akpol dari Polda NTT yang sudah lulus dan disebut akan dikirim ke Mabes Polri.

Namun, nama-nama tersebut disorot netizen lantaran dianggap mayoritas bukan putra asli NTT melainkan disebut bermarga batak.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved