Rumah Pemberian Negara

Lahan Rumah Pemberian Negara untuk Presiden Jokowi Mulai Dibersihkan dari Semak Belukar

Area proyek telah dipasangi pagar yang terbuat dari seng sejak Senin (24/6/2024). Hanya pekerja proyek yang diperbolehkan memasuki area tersebut.

Editor: Agustinus Sape
KOMPAS/NINO CITRA ANUGRAHANTO
Pekerja proyek berjalan kaki di lahan rumah pemberian negara untuk Presiden Joko Widodo di Desa Blulukan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Jumat (28/6/2024). 

POS-KUPANG.COM, KARANGANYAR - Pengerjaan lahan untuk pembangunan rumah pemberian negara kepada Presiden Joko Widodo di Desa Blulukan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, sudah dimulai. Pada tahap awal, pekerjaannya difokuskan untuk membersihkan area proyek itu. Proses pembersihan ditargetkan selesai satu pekan.

”Saat ini prosesnya memang pembersihan. Proses ini berlangsung selama lebih kurang satu minggu sampai selesainya. Kegiatan terfokus pada itu dulu,” kata Camat Colomadu Dwi Adi Susilo di lokasi lahan rumah pemberian negara untuk Presiden Joko Widodo, Jumat (28/6/2024).

Berdasarkan pantauan Kompas, Jumat siang, sedikitnya terdapat dua alat berat berupa backhoe yang disiapkan di lokasi tersebut. Pekerja yang mengoperasikan kedua alat itu tampak sibuk memotongi semak belukar tinggi yang tumbuh menyebar. Sejumlah truk juga terlihat keluar masuk ke lokasi proyek mengangkut semak belukar yang sudah dipotong itu.

Area proyek telah dipasangi pagar yang terbuat dari seng sejak Senin (24/6/2024). Hanya pekerja proyek yang diperbolehkan memasuki area tersebut. Pengawas proyek melakukan penjagaan ketat di pintu masuknya.

”Untuk kegiatan-kegiatan (pembangunan) selanjutnya, pimpinan dari PT Tunas Jaya Sanur (pengembang) akan menjalin koordinasi, terutama dengan pemerintah kabupaten. Rencana selanjutnya akan dikoordinasikan lagi, entah itu pembangunan atau peletakan batu pertama,” kata Dwi.

Setelah berbincang dengan pengembang, Dwi menyebut, ada peluang warga sekitar Colomadu dilibatkan dalam pembangunan proyek. Apabila warga tertarik, katanya, mereka bisa ikut serta menjadi pekerja proyek. Namun, ia belum mengetahui mekanisme pendaftarannya.

”Masyarakat sekitar nanti bisa diberi akses. Tadi keterangannya (pengembang) seperti itu. Tetapi, perekrutannya dari sana,” kata Dwi.

Dwi menjelaskan, luas lahan yang akan dibangun untuk ”rumah pensiun” Presiden Jokowi itu mencapai 12.000 hektar. Jumlahnya bertambah dibandingkan informasi awal yang seluas 9.000 hektar. Sebelum dibeli, lahan itu dimiliki oleh dua warga.

Kebetulan lokasi lahan juga cukup strategis. Letaknya persis berada di tepi jalan raya nasional, yaitu Jalan Adi Sucipto. Banyak restoran dan kafe tersebar di wilayah tersebut. Dengan adanya proyek itu, ternyata harga tanah setempat turut melonjak.

Baca juga: Wartawan Asal NTT Serahkan Buku Karyanya kepada Presiden Joko Widodo

Menurut Dwi, awalnya, harga tanah di wilayah itu berkisar Rp 7 juta sampai Rp 10 juta per meter persegi. Setelah Presiden Jokowi menetapkan lokasi rumahnya, harga tanah kawasan itu menjadi Rp 12 juta hingga Rp 15 juta per meter persegi.

”Dampak langsungnya di harga tanah. Banyak sekali peminat dan pejabat dari luar kota. Mereka ingin beli dan tinggal di sini. Itu ada penambahan dan signifikan sekali,” kata Dwi.

Hal serupa disampaikan Kepala Desa Blulukan Slamet Wiyono. Sejak Presiden Jokowi memastikan lokasi rumahnya dua tahun lalu, ia sering didatangi makelar hingga utusan pejabat, atau orang penting dari Ibu Kota.

Slamet mengatakan, orang-orang itu diminta pimpinan mereka untuk menanyakan ketersediaan lahan beserta harga tanah di desanya. Namun, ia tak mengetahui untuk apa orang-orang itu mencari tanah di wilayah tersebut.

”Mungkin mereka tertarik karena ingin berdekatan dengan beliau (Presiden Jokowi). Maka, cari lokasi yang dekat,” kata Slamet.

(kompas.id)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved