Terorisme

BNPT Lakukan Koordinasi Antisipasi Ancaman Teror

Pilkada serentak di seluruh tanah air pada November tahun ini berpotensi memicu ketegangan, konflik, bahkan aksi teror, katanya.

Editor: Agustinus Sape
ANTARA/HO-BNPT RI
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) meningkatkan koordinasi dengan lembaga lain untuk mengantisipasi ancaman teror menjelang pelantikan presiden Prabowo Subianto pada Oktober 2024 dan pilkada serentak pada November. 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengintensifkan koordinasi dengan instansi terkait untuk mengantisipasi ancaman terorisme menjelang pelantikan presiden Prabowo Subianto pada Oktober 2024 dan Pilkada serentak pada November.

Untuk itu, BNPT menggelar rapat koordinasi di Bandung, Jawa Barat, pada Kamis (27 Juni 2024), demikian keterangan pers lembaga tersebut yang diterima ANTARA di sini, Jumat.

Kepala Bidang Penindakan BNPT Kolonel Indrayanto mengatakan pertemuan tersebut bertujuan membantu BNPT dan mitra kontraterorisme memperkuat koordinasi terkait deteksi dini dan pencegahan.

Pencegahan aksi terorisme yang terkoordinasi perlu diutamakan karena sangat diperlukan untuk menjaga kemampuan penanganan ketegangan dan menjaga situasi tetap kondusif di masyarakat menjelang pilkada, tambahnya.

Pilkada serentak di seluruh tanah air pada November tahun ini berpotensi memicu ketegangan, konflik, bahkan aksi teror, katanya.

Pelantikan presiden terpilih Prabowo Subianto dan wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka dijadwalkan berlangsung pada 20 Oktober mendatang.

Sementara itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan pemilihan kepala daerah serentak di seluruh Tanah Air pada 27 November mendatang.

Seperti diberitakan sebelumnya, Indonesia telah menjadi sasaran serangan teroris sejak tahun 2000, dan penyebaran radikalisme dan terorisme terus mengancam negara.

Pada bulan Mei 2018, misalnya, sebuah gereja di kota Surabaya, Jawa Timur, diserang oleh teroris, sedangkan pada tanggal 14 Januari 2016, pendukung ISIS di Indonesia melakukan serangan bom bunuh diri dan penembakan di Jakarta, yang mengakibatkan kematian delapan orang. orang, termasuk tiga warga sipil.

Peristiwa tersebut menambah daftar serangan mematikan yang dilakukan sel teroris di Indonesia.

(antaranews.com)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved