Pilgub NTT
Siapa yang Akan Gandeng Refafi Gah di Pilgub NTT? Laka Lena atau Ansy Lema?
Meski mendaftar sebagai bakal Calon Gubernur NTT di empat partai politik, politisi senior berdarah Sumba itu malah ramai disebut berpeluang menjadi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Nama ketua DPD Hanura NTT Refafi Gah menguat di bursa calon wakil gubernur jelang pembukaan pendaftaran Pilgub NTT.
Meski mendaftar sebagai bakal Calon Gubernur NTT di empat partai politik, politisi senior berdarah Sumba itu malah ramai disebut berpeluang menjadi wakil gubernur mendampingi Ansy Lema dan Melki Laka Lena.
Medio Mei 2024, pertama kali Refafi dikaitkan dengan Ansy Lema. Refafi ramai disebut akan berpasangan dengan politisi muda dari PDI Perjuangan itu.
Baca juga: PDI Perjuangan akan Umumkan Sosok Cagub NTT pada Akhir Juli 2024
Apa lagi PDI Perjuangan dan Hanura secara nasional sama-sama berada di gerbong koalisi yang mengusung Ganjar Pranowo - Mahfud MD pada Pilpres 2024 lalu.
Namun pada awal Juni 2024, nama Refafi malah kembali menjadi buah bibir setelah disebut berpeluang mendampingi bakal Calon Gubernur NTT dari Golkar, Melki Laka Lena.
Adapun wacana itu keluar dari bibir Melki Laka Lena, Ketua DPD Golkar NTT yang ditugaskan partai menjadi calon gubernur di Pilgub NTT 2024.
Melki Laka Lena menyebut Refafi serta Jane Natalia Suryanto masuk dalam radar dan berpeluang untuk digandeng pada Pilgub NTT 2024, disamping sejumlah figur lain yang tidak disebutkan.
Jika ditilik dari jejak sejarah, maka Hanura dan Golkar di NTT telah memiliki ikatan karena telah berkoalisi untuk mengusung dan memenangkan paket Victory Joss pada Pilgub NTT 2018.
Saat itu, Golkar dan Hanura bersama dengan Nasdem mampu memenangkan Viktor Bungtilu Laiskodat dan Josef Nae Soi menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur NTT periode 2018-2023.
Hanura NTT dibawah komando Refafi bahkan tetap konsisten ingin melanjutkan koalisi untuk memengakna paket Victory Joss jilid 2.
Dua-duanya mampu
Saat berbicara pada Pos Kupang Podcast (PK Podcast) pada Senin, 24 Juni 2024, Refafi mengakui kedua figur itu sebagai figur yang mumpuni.
Ia juga mengaku dekat dengan keduanya, yang disebutnya sebagai sahabat.
"Dua-dua ini sahabat saya, baik Pak Melki maupun Pak Ansy. Kalau saya dengan Pak Herman Hery juga cukup dekat, karena dia tokoh PDI Perjuangan," ungkap Refafi.
"Bagi saya kedua-duanya figur yang mampu, muda, apalagi berasal dari satu kabupaten, kabupaten yang sangat bersejarah sebagai tempat permenungan Bung Karno menggali Pancasila," kata Refafi lagi.
Politisi yang kembali terpilih sebagai anggota DPRD NTT periode 2024-2029 itu juga menyebutkan bahwa kedekatan dengan Melki Laka Lena dan Ansy Lema juga telah terbangun.
"Kalau Pak Melki kan sudah menyebut nama (sebagai calon wakil gubernur). Kami sangat dekat, kami dua dulu kalau satu mobil nyanyi lagu sekolah minggu. Kalau Pak Ansy, sekali dua kali bertemu langsung dekat, mungkin karena sama-sama dari NTT, biasa komunikasi dengan baik juga," aku Refafi.
Meski demikian, ia mengaku tidak bisa menentukan secara sepihak karena harus mengikuti pertimbangan dan keputusan partai.
"Biarkan semua mengalir seperti air. Kita kembali kepada pengambil keputusan (DPP). Dua-dua sahabat saya yang dekat. Jadi siapapun kita hormati. Kita siap bergandengan tangan," ungkap Refafi.
Golkar klaim KIM, PDIP masih samar
Saat ini Golkar yang memiliki 9 kursi di DPRD NTT mengklaim akan ditopang poros Koalisi Indonesia Maju (KIM) untuk Pilgub 2024.
Melki Laka Lena menyebut Koalisi Indonesia Maju (KIM) solid untuk Pilgub NTT. Para pimpinan partai yang menjadi bagian dari KIM telah memutuskan untuk mendorong koalisi tersebut untuk bertarung di Pilgub NTT 2024.
Melki Laka Lena pun menyebut bahwa saat ini para pimpinan partai di Jakarta bersiap untuk memutuskan pasangan yang akan diusung oleh koalisi itu.
"Koalisi Indonesia Maju di pusat terus berkomunikasi untuk memutuskan paslon gubernur dan wagub NTT," kata Melki Laka Lena kepada POS-KUPANG.COM.
"Tentu pimpinan partai Koalisi Indonesia Maju; Pak Prabowo Subianto, Pak Airlangga Hartarto, Pak Zulkifli Hasan, Pak AHY dan Mas Kaesang bersama dengan tim yang mewakili masing masing di KIM, nanti akan memutuskan siapa yang menjadi paslon di NTT," tambah Melki Laka Lena.
Sementara itu, PDI Perjuangan belum memutuskan figur yang akan mereka usung sebagai calon gubernur NTT maupun calon Wakil Gubernur NTT.
Saat ini, partai berlambang Banteng Moncong Putih itu sedang melakukan tahapan pemetaan dan survey.
Ketua Bappilu DPD PDI Perjuangan NTT, Cendana Abubakar mengatakan pemetaan dan survey itu juga dilakukan untuk para bakal calon kepala daerah yang mendaftar untuk berkontestasi dalam Pilgub NTT 2024.
Politisi PDIP yang akrab dasapa Chen itu, menyebut bahwa hingga kini belum ada keputusan terkait figur yang akan diusung PDI Perjuangan untuk menjadi calon gubernur dan calon wakil gubernur pada Pilgub NTT.
Ia mengaku, keputusan terkait calon gubernur dan wakil gubernur itu berada di tangan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. Apalagi, semua partai tidak bisa mengusung sendiri paket calon gibernur dan calon wakil gubernur pada Pilgub NTT mendatang.
"Kita butuh alat ukur yang obyektif. Sekarang lagi jalan survei. Belum ada pembicaraan Cawagub," kata dia.
Chen mengaku PDI Perjuangan juga sedang melakukan komunikasi dengan partai politik lain baik di tingkat daerah maupun tingkat pusat, selain komunikasi yang dibangun para bakal calon kepala daerah yang mendaftar di partai itu.
Calon Gubernur
Adapun PDI Perjuangan NTT menjadi partai yang paling banyak menerima pendaftaran bakal calon gubernur NTT. Sebanyak 8 figur mendaftar di partai itu untuk menjadi bakal calon gubernur ditambah satu paket pasangan bakal calon gubernur dan bakal calon wakil gubernur.
Dari internal PDI Perjuangan resmi mendaftar Ketua DPD PDI Perjuangan NTT Emi Nomleni, anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Ansy Lema dan Bupati Sumba Barat Daya Kornelis Kodi Mete.
Sementara itu yang mendaftar dari luar partai adalah Irjen Pol Purn Johny Asadoma yang juga merupakan mantan Kapolda NTT, konsultan ekonomi dan pembangunan internasional Frans Aba, pengusaha dan pegiat sosial Roy Bulan, serta Ketua DPD Hanura NTT Refafi Gah.
Sedangkan, bendahara TKN Ganjar-Mahfud, Orias Petrus Moedak mendaftar secara berpasangan dengan Wakil Sekjen DPP Golkar, Sebastian Salang. Selanjutnya juga ada Ketua Dewan Pembina PSI NTT, Jane Natalia Suryanto yang mendaftar sebagai bakal calon wakil gubernur.
Sikap OSO soal Koalisi
Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) mengatakan tiga partai politik yang mengusung pasangan Ganjar-Mahfud pada Pilpres 2024 ingin mengikuti langkah PDI Perjuangan. Hal itu dikatakan OSO sebagai "komitmen sejak awal".
Partai pengusung Ganjar-Mahfud telah sepakat untuk terus bersama dan bekerjasama.
"Ya memang itulah komitmen kita sejak awal," kata OSO di Beach City Internasional Stadium, Ancol, Jakarta Utara, Jumat (24/5/2024) lalu.
Sejak awal, terang OSO, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sooekarnoputri telah menyampaikan bahwa di Pilpres 2024, mereka tidak akan berkoalisi, melainkan bekerjasama. Kerjasama itu masih terus berlanjut sampai saat ini. Karena itu, OSO juga memastikan Hanura akan mengikuti sikap PDIP dalam pemerintahan ke depan.
Hanura NTT Siap
Terhadap sikap Hanura yang akan mengikuti arah PDI Perjuangan dalam kepemimpinan nasional lima tahun ke depan juga direspon positif di daerah. Sikap Hanura NTT juga akan tetap patuh dan siap mengikuti instruksi dari DPP.
Sekretaris DPD Hanura NTT menyebut bahwa pihaknya tidak terlalu mempermasalahkan apakah Hanura berada di lingkungan pemerintah atau di luar pemerintahan.
Baginya, Hanura NTT tetap menjalankan perintah dari DPP terkait dengan kerja selanjutnya, termasuk dengan kepemimpinan selanjutnya di tingkat daerah.
Refafi Daftar di Empat Partai
Sebelumnya, komunikasi politik yang dibangun oleh Ketua DPD Hanura NTT Refafi Gah mengerucut ke tiga partai. Ketiga partai itu menjadi muara Refafi untuk mendaftar sebagai bakal calon gubernur NTT, selain di Hanura.
Selain di partai yang menjadi gerbong koalisi nasional Ganjar-Mahfud seperti PDI Perjuangan, Putera Sumba itu juga mendaftar di Nasdem dan PKB.
Adapun dalam kepemimpinan daerah sebelumnya, Hanura NTT membentuk poros koalisi bersama Nasdem dan Golkar dan berhasil mengantarkan pasangan Viktor Laiskodat - Josef Nae Soi menjadi Gubernur 1 dan Gubernur 2 di NTT. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.