Renungan Harian Kristen
Renungan Harian Kristen Jumat 21 Juni 2024, Hidup dengan Rasa Cukup
Meskipun Tuhan memberikan berkat secara berkelimpahan tetapi kita diingatkan untuk tidak terjebak dalam nafsu ketamakan.

Oleh: Pdt. Yulian Widodo, M.Th
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Kristen Jumat 21 Juni 2024, Hidup dengan Rasa Cukup
Keluaran 16:13-18 (ayat 16)
Mahatma Gandhi berkata : “Earth Provides Enough To Satisfy Every Man’s Need, But Not Every Man’s Greed” (Bumi cukup untuk memenuhi kebutuhan setiap orang tetapi tidak untuk ketamakan setiap orang).
Kata-kata Gandhi ini dilatarbelakangi situasi kolonialisme yang dialami oleh India. Pada saat itu negara Inggris mengeksploitasi sumberdaya alam untuk kepentingan mereka.
Keserakahan para penjajah ni membuat rakyat India menderita kelaparan dan hidup miskin. Situasi ini yang membuat Gandhi berteriak atas keserakahan para penjajah yang membuat begitu banyak rakyat menderita karena sulit mendapakan kebutuhan mereka.
Baca juga: Renungan Harian Kristen Rabu 19 Juni 2024, Keadilan Berkawan Dengan Kasih
Bagi Gandhi, kedamaian dalam hidup dapat terpenuhi ketika setiap orang menolak keserakahan dengan menghargai apa yang tersedia.
Kata-kata Gandhi ini menunjukkan betapa sulitnya membuat manusia berkata “cukup”. Padahal Tuhan telah menciptakan bumi yang menyiapkan segala sesuatu dengan baik dan cukup bagi manusia, karena manusia hampir tidak lagi bisa menentukan batas rasa puas.
Apa yang terjadi membuat orang selalu ingin punya ini, lalu mau itu, setelah punya itu, mau yang lain, dan seterusnya.
Pengalaman bangsa Israel di Padang Gurun Sin memberikan gambaran tentang pentingnya rasa cukup. Keluaran 16:1-36 berkisah tentang Bangsa Israel yang setelah meninggalkan Elim, tiba di Padang Gurun Sin, setelah satu setengah bulan berada di perjalanan.
Pengalaman 12 mata air dan 70 pohon kurma di Elim segera dilupakan bangsa itu. Rasa syukur atas pertolongan Tuhan segera dilupakan Israel. Karena itu mereka mulai bersungut-sungut (ay. 3).
Walupun demikian, Tuhan adalah pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih karunia. Ia tetap menjawab permintaan Bangsa Israel dengan menurunkan roti dari surga, manna roti dari langit (ay.4).
Di tengah berkat yang melimpah itu, ada aturan yang Tuhan tetapkan :
“Pungutlah itu, tiap-tiap orang menurut keperluannya; masing-masing kamu boleh mengambil untuk sisi kemahnya, segomer seorang menurut jumlah jiwa” (ay.16).
Aturan ini mengandung 2 hal penting :
Pertama : Menurut keperluannya. Hal ini mengacu pada kebutuhan dan bukan keinginan hati.
Kedua : Segomer seorang. Kata gomer menunjuk pada satuan ukuran banyaknya manna yang diberikan kepada bangsa Israel selama perjalanan mereka di padang gurun. Satu Gomer kurang lebih setara dengan 3,6 liter. Dalam konteks bacaan ini, manna yang disediakan Tuhan hanya untuk keperluan hari umat Tuhan.
Mereka dilarang mengambil manna lebih dari satu gomer (ayat 16-18), hal ini mengajarkan untuk tidak serakah dan puas dengan apa yang Tuhan berikan. Selain itu perintah ini juga hendak menegaskan kebergantungan sepenuhnya pada kasih dan pemeliharaan Tuhan selama mengembara di padang gurun.
Kedua perintah atau aturan ini menegaskan bahwa :
Meskipun Tuhan memberikan berkat secara berkelimpahan tetapi kita diingatkan untuk tidak terjebak dalam nafsu ketamakan.
Gaya hidup dalam rasa cukup merupakan gaya hidup yang diinginkan Allah, yang harus dilakukan oleh umat pilihanNya termasuk gereja saa tini.
Tuhan Yesus mengajar doa Bapa Kami : “Berilah kami makanan kami yang secukupnya”. Hal ini mengajarkan kita bersikap puas diri dan tidak serakah dan sekaligus mengajarkan kepedulian terhadap kebutuhan orang lain, bukan hanya diri sendiri (bandingkan penggunaan kata kami yang bermakna komunitas bukan individual)
Perintah Allah bagi bangsa Israel mengajarkan kepada kita sekalian bahwa penting setiap orang untuk secara mandiri mencukupkan diri dengan berkat Tuhan yang melimpah. Rasa cukup bukan hanya tanggungjawab pribadi.
Tetapi juga merupakan tanggung jawab komunitas untuk menciptakan struktur yang menggambarkan spiritualitas yang terwujud dalam kesederhanaan, tidak bermewah-mewahan, mampu mengendalikan diri, dan bijak dalam mengelola sumberdaya yang dimiliki.
Tuhan memberkati kita dengan kepuasan berdasarkan kebutuhan bukan keinginan sehingga kita mampu berkata Cukup. Amin.
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.