Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Jumat 21 Juni 2024, Mata adalah Pelita Tubuh
Maka marilah kita belajar dari ajaran Yesus ini agar kita lebih menjaga mata hati kita agar kita tidak gampang jatuh dalam dosa.
Oleh: Bruder Pio Hayon
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Jumat 21 Juni 2024, Mata adalah Pelita Tubuh
Hari Jumat Biasa Pekan XI
PW Sto. Aloisius Gonzaga
Bacaan I:2Raj.11:1-4.9-18.20
Injil: Matius 6:19-23
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Pelita adalah salah satu alat penerang tradisional yang juga masih bertahan sampai dengan saat ini dan masih dipakai orang khususnya di pedesaan yang belum dijangkau listrik.
Pelita dipakai untuk menjadi penerang untuk aktivitas manusia di malam hari dengan jangkauan yang sangat dekat.
Tapi tujuan utamanya adalah untuk menjadi penerang di malam hari. Pelita juga dipakai untuk satu kiasan lain seperti Mata adalah pelita tubuh. Itu berarti mata adalah penerang bagi tubuh.
Ungkapan ini dipakai untuk menjelaskan bahwa mata harus dipakau untuk melihat hal-hal benar agar tubuhnya atau hidupnya akan menjadi terang atau baik dalam semua yang dilakukannya.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 19 Juni 2024, Tiga Keutamaan Kekristenan
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Hari ini gereja secara khusus memperingati santo Aloisisu Gonzaga, seorang biarawan. Aloysius Gonzaga, yang biasanya dipanggil Luigi, lahir di Castiglione delle Stiviert, Italia Utara pada tanggal 9 Maret 1568. Ia berasal dari sebuah keluarga bangsawan yang berkuasa dan kaya raya.
Ketika berumur 9 tahun, putera tertua dari Marchese Ferrante ini mengikuti pendidikan di istana keluarga Fransesco de Medici di Florence.Selama berada di istana de Medici, ia mulai menyadari panggilan ilahi dalam dirinya. Ia tahu apa yang nanti akan terjadi atas dirinya.
Hidup asusila yang mewarnai cara hidup orang-orang istana sangat memuakkan hatinya. Ia merasa terancam oleh cara hidup istana itu. Untuk melindungi dirinya dari bahaya-bahaya itu, ia terus berdoa memohon perlindungan dari Tuhan.
Dalam situasi ini ia dengan berani mengikrarkan kaul kemurnian hidup dan berjanji akan menjaga kesucian dirinya. Kaul ini diikrarkannya selagi berusia 10 tahun (1578). Di kemudian hari, ia sendiri mengatakan bahwa ia telah memutuskan menjalani kehidupan religius pada umur 7 tahun.
Pada tahun 1580, ia menerima Komuni Kudus pertama dari Uskup Agung Milan, Karolus Borromeus.Aloysius masuk novisiat Serikat Yesus di biara Santo Andreas di Roma. Ia diterima oleh Pater General Serikat Yesus, Claudius Acquaviva.
Setelah menyelesaikan tahun novisiatnya, ia diperkenankan mengucapkan kaul pertama. Pada usia 23 tahun, ketika terlibat aktif dalam perawatan orang-orang sakit korban wabah pes di Roma, ia sendiri terserang penyakit berbahaya itu. Akhirnya ia meninggal setelah tiga bulan menderita, pada tanggal 21 Juni 1591, hari terakhir Oktaf Pesta Tubuh dan Darah Kristus.
Ia dikuburkan di Annunziata dekat Kolose Roma. Jenazahnya kemudian dipindahkan ke Gereja Santo Ignatius.Kisah hidup santo Aloisius ini mengajarkan kepada kita pilihan hidup yang lebih menekankan hal-hal batiniah atau rohaniah adalah pilihan hidup yang benar dan seluruh hidupnya sangat tidak dipengaruhi oleh pola hidup bangsawan dengan trik-trik kotor yang dilakukan oleh keluarganya sendiri.
Semua yang dia lihat dan amati dalam keluarganya membuat dia lebih memilih untuk mengubah jalan hidupnya sehingga terhindar dari dosa. Sehinga akhirnya dia lebih memilih hidup yang dibaktikan untuk Tuhan melalui pola hidup religius. Dia benar-benar menjaga hidupnya setelah melihat semua yang terjadi di sekitarnya dengan praktek hidup yang salah itu.
Dia telah menyelamatkan hidupnya dari perbuatan-perbuatan jahat. Hal inilah yang diangkat oleh Yesus dalam pengajaranNya hari ini. Dalam kotbah di bukit, Yesus berkata: “Janganlah kalian mengumpulkan harta di bumi; ngengat dan karat akan merusakkannya dan pencuri membongkar dan mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di surga. Karena di mana hartamu berada di situ juga hatimu berada.”
Dan itu dilaksanakan oleh Santo Aloisius Gonzaga yang tak mau disilaukan oleh harta kekayaan keluarga bangsawannya tetapi lebih memilih hidup sederhana di dalam biara. Dan itu diawali dengan perjumpaannya dengan keluarganya yang bangsawan yang kaya raya tapi juga dengan trik-trik kotor yang merampas dan membunuh orang lain agar mereka bisa mendapatkan kekayaan.
Dia melihat semua itu dan lebih memilih hidup yang lain. Namun kebanyakan dari kita, masih saja begitu gampang jatuh di dalam situasi ini yakni tergiur oleh harta kekayaan dan akhirnya menggunakan kekayaan untuk kejahatan atau menjadi sombong.
Maka marilah kita belajar dari ajaran Yesus ini agar kita lebih menjaga mata hati kita agar kita tidak gampang jatuh dalam dosa.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama: semua kita memiliki mata untuk melihat semua hal yang ada di atas dunia ini. Dan mata biasanya lebih suka melihat hal-hal yang disukainya.
Kedua, dari mata itu lalu turun ke hati dan membuat kita tergoda.
Ketiga, maka jagalah mata hati kita agar mata hati kita tetap terarah kepada Allah dan bukan pada hal-hal dunia.
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.