Prodi Arsitektur Undana Gelar PkM di Desa Fatuat Timor Tengah Selatan

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Program Studi (Prodi) Arsitektur, Fakultas Sains dan Teknik (FST) Universitas Nusa Cendana menggelar kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) sesuai dengan bidang keilmuan di Desa Fatuat, 21-22 Mei 2024. 

Berdasarkan rilis yang diterima POS-KUPANG.COM, kegiatan berjudul “Bantuan Teknis Perencanaan Gedung Gereja Bet’el di Desa Fatuat Kecamatan Kot’olin, Kabupaten TTS, Nusa Tenggara Timur” ini menjadi salah satu pilar kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni pengabdian kepada masyarakat yang merupakan cerminan dari peran perguruan tinggi dalam rangka memberikan kontribusi kepada masyarakat secara positif melalui berbagai program.

Kegiatan pengabdian yang didanai oleh DIPA, FST Undana. 

Program pengabdian yang ditawarkan menyesuaikan kebutuhan masyarakat yang berkeinginan untuk melakukan renovasi bangunan Gereja Bet’el Fatuat. 

Pada kegiatan ini selain dosen, mahasiswa juga terlibat bersama dengan majelis jemaat, panitia pembangunan, tetua dan masyarakat desa. 

Adapun tim dosen prodi arsitektur yang terlibat adalah Theodora Murni C. Tualaka, S.T., M.Arch (Ketua Tim Pengabdian), Aplimon Jerobisonif, S.T., M.Sc (Koordinator Prodi Arsitektur), Dr. I Gusti Ngurah Wiras Hardy, S.T., M.T, Imanuel N. Mbake, S.T., M.T, Thomas K. Dima, S.T., M.T dan Debri A. Amabi, S.T., M.T.

Hari pertama kegiatan diawali kunjungan ke lokasi pembangunan gereja. Menurut penuturan Misraim Pinis selaku sekretaris gereja, Gereja Bet’el Fatuat telah berdiri sejak tahun 15 Mei 1983 dan seiring bertambahnya jumlah jemaat maka dibutuhkan ruang yang memadai. 

Selain itu, kondisi gereja membutuhkan renovasi untuk menjadi lebih layak saat kegiatan beribadah serta menciptakan kesan keagungannya sebagai tempat ibadah. 

Di hari kedua setelah penyambutan secara adat atau natoni oleh tetua masyarakat, acara dibuka oleh moderator tim PkM Debri A. Amabi, S.T., M.T, yang mengatakan bahwa membangun gereja bukan sekedar bangunan, tetapi dapat menghidupkan semangat gotong-royong, membangun keimanan serta menciptakan identitas masyarakat.

Sesi pertama adalah pemaparan teknik berekonstruksi bangunan gereja oleh Thomas K. Dima, S.T., M.T. Sesi ini menjelaskan proses berekonstruksi, dimulai dari pemilihan dan konstruksi pondasi dikondisi tanah yang rawan terjadi pergerakan yaitu kondisi yang sama di lokasi Gereja Bet’el, hingga tata cara konstruksi kuda-kuda yang tepat. 

Sementara saat sesi kedua yaitu diskusi dan tanya jawab didahului oleh tanggapan Melkisedek Sakan sebagai seketaris panitia pembangunan yang mengapresiasikan bahwa pemaparan materi teknik berekonstruksi mudah dipahami serta menambah pengetahuan tidak hanya bagi tukang bangunan tetapi juga kepada masyarakat secara keseluruhan yang bersedia gotong-royong membantu pembangunan nantinya, serta harapan untuk pendampingan berkala oleh tim pengabdian selama proses renovasi. 

Selanjutnya Yorim mengemukakan keinginan akan dokumen perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk mengetahui kisaran pendanaan.

Sesi terakhir berupa penyerahan dokumen gambar kerja oleh ketua tim pengabdian kepada ketua panitia pembangunan, Lukas dan Musa selaku Wakil Ketua Majelis Jemaat Gereja Bet’el Desa Fatuat. 

Sesi ini sekaligus penyampaian harapan untuk memulai renovasi, bantuan pendanaan dari berbagai pihak serta keberlanjutan kegiatan pengabdian di tahun selanjutnya kepada tim pengabdian. (uzu)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS