Berita NTT

Pemkot Dukung Bisnis Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat di Kota Kupang

Pemilahan sampah, kata Yanuar, merupakan bagian dari Prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang menjadi salah satu cara efektif untuk mengelola sampah

Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM/RYAN NONG
Asisten 3 Kota Kupang Yanuar Dali memberi sambutan pada Evaluasi Tim Bisnis Pengelolaan Limbah Untuk Memantau Perkembangan yang diselenggarakan oleh Plan Indonesia di Hotel Kristal Kupang, Kamis 30 Mei 2024. 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Pemerintah Kota Kupang (Pemkot Kupang) memberi dukungan bagi keberlanjutan bisnis pengelolaan sampah berbasi masyarakat di wilayah itu. 

Bisnis pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang diinisiasi oleh Plan Internasional itu merupakan bagian dari 5 Pilar Sanitasi Total Berbasis Mayarakat yang Berkesetaraan Gender dan Inklusi Sosial (STBM GESI) dalam Program Water For Women (WfW).

Dukungan Pemkot Kupang disampaikan Asisten 3 Kota Kupang Yanuar Dali saat memberi sambutan dalam acara Workshop Evalusasi Tim Bisnis Pengelolaan Limbah untuk Memantau Perkembangan di Hotel Kristal Kupang, Kamis 30 Mei 2024. 

Baca juga: Plan Indonesia Tingkatkan Kapasitas Warga Kupang Berbisnis Sampah

Yanuar menyebut intervensi Plan Indonesia melalui program itu telah membantu pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap persoalan sampah terutama pengelolaan sampah yang dapat membawa manfaat ekonomis bagi warga. 

Pemilahan sampah, kata Yanuar, merupakan bagian dari Prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang menjadi salah satu cara yang efektif untuk mengelola sampah. Prinsip tersebut bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan dan memanfaatkan kembali sampah yang dapat didaur ulang.

"Kita bersyukur pada Tuhan yang mengutus Plan Nasional untuk membawa parktik baik di Kupang. Terima kasih sudah mambantu kota kupang dalam membagnun kesadaran masyarakat untuk mengelolah sampah," ungkap Yanuar. 

Dia mengaku, persoalan sampah masih menjadi salah satu persoalan serius di Kota Kupang. Salah satu yang sempat dia soroti adalah perilaku membuang sampah sembarangan oleh warga.

"Kadang orang dari dalam mobil asal buang saja sampah di jalan, tidak tahu dari mana. Apakah warga Kota Kupang, Kabupaten Kupang atau kabupaten lain," terang dia sial banyak sampah yang dibuang di pinggir jalan di beberapa jalur utama.

Karena itu, program pengelolaan sampah yang berbasis pemberdayaan masyarakat tersebut harus didukung  penuh. 

"Mewakili pemerintah saya menyambut dengan gembira. Ini sangat penting dan harus didukung," pungkas dia. 

Provinsial Coordinator NTT Water for Women (WfW) Plan Indonesia, Ani Talan mengatakan pihaknya melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pendampingan program Pengelolaan Limbah untuk Mengembangkan Modal Bisnis Perspektif Gesi di Kota Kupang

Adapun Plan Indoensia telah mendampingi kelompok masyarakat di empat kelurahan dampingan yang menjadi pilogt project program itu, seperti Keluarahan Nefonaek, Kelurahan Maulafa, Kelurahan Oebufu dan Kelurahan Naioni. 

Dengan evaluasi itu, mereka ingin terus mendorong pemerintah kelurahan mencari solusi yang tepat untuk menyelesaikan hambatan terkait penaganan sampah di wilayah masing-masing.

Selain itu, juga meninjau kembali jumlah nasabah di unit bank sampah kyang dibangun di setiap kelurahan dan mengembangkan pembukuan adminitrasi skema bank sampah di masing-masing kelurahan.

"meski masih ada hambatan hambatan, tetapi secara umum ada peningkatan jumlah nasabah di masing masing unit bank sampah kelurahan. Ini sebuah progres yang baik," ungkap dia. 

Dalam kegiatan evaluasi, hadir dr. Lidya dari Yayasan Pembangunan Citra Insan Indonesia. Selain itu hadir pula Sekretaris Bappeda Kota Kupang, Camat Maulafa, Lurah Nefonaek, Prodi Sanitasi Poltekkes Kemenkes Kupang, anggota Pokja AMPL Kota Kupang, para driver mobil sampah, Bank Sampah Mutiara Timor dan kelompok unit bank sampah kelurahan.     

Sebelumnya, Plan Indonesia melalui program Water For Women (WfW) yang didukung Australian Aid dan Pemkot Kupang juga menggelar pelatihan peningkatan kapasitas warga untuk mengolah sampah pada awal April 2024 lalu.

Pelatihan dengan tema Peningkatan Kapasitas bagi Pemilik Usaha Pengelolaan Limbah untuk Mengembangkan Modal Bisnis Perspektif Gesi itu digelar selama dua hari di Hotel On The Rock Kelapa Lima Kota Kupang.

Pelatihan tersebut menghadirkan fasilitator dari Kertabumi Recycling Center Tangerang Selatan, Provinsi Banten, sebuah bank sampah yang berskala nasional.

Adapun pelatihan tersebut diikuti oleh kelompok warga, kelompok orang muda (youth) dan kelompok disabilitas dari empat kelurahan yang menjadi dampingan Plan International untuk program WfW, yakni Kelurahan Nefonaek, Oebufu, Naioni dan Maulafa. (*)

 

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved