Konflik Israel Palestina

Dewan Keamanan PBB Adakan Pertemuan Darurat Setelah Serangan Israel ke Rafah

Spanyol, Norwegia, Irlandia secara resmi mengakui negara Palestina, dengan mengatakan bahwa ini adalah ‘keadilan bagi rakyat Palestina’.

Editor: Agustinus Sape
AFP/ANGELA WEISS
Dewan Keamanan PBB bertemu mengenai situasi di Timur Tengah, di markas besar PBB di New York City pada 18 April 2024. 

POS-KUPANG.COM - Dewan Keamanan PBB akan mengadakan pertemuan darurat pada hari Selasa mengenai serangan Israel yang menargetkan operasi Hamas yang juga dilaporkan menewaskan puluhan orang di kamp pengungsi di Rafah, dengan tiga negara Eropa dijadwalkan untuk secara resmi mengakui negara Palestina.

Wartawan AFP di lapangan pada Selasa pagi melaporkan serangan baru Israel pada malam hari di kota perbatasan Gaza selatan, di mana serangan Israel yang menargetkan dua anggota senior Hamas pada Minggu malam memicu kebakaran yang mengoyak pusat pengungsian di dekatnya, menewaskan 45 orang, menurut Hamas- jalankan pejabat kesehatan Gaza.

Serangan tersebut memicu gelombang kecaman internasional, dimana warga Palestina dan banyak negara Arab menyebutnya sebagai “pembantaian.” Israel mengatakan pihaknya sedang menyelidiki “kecelakaan tragis” tersebut.

“Tidak ada tempat yang aman di Gaza. Kengerian ini harus dihentikan,” tulis Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres di media sosial.

Kepala Kemanusiaan PBB Martin Griffiths menunjuk pada peringatan luas mengenai kematian warga sipil yang beredar menjelang serangan Israel ke Rafah, dengan mengatakan dalam sebuah pernyataan, “Kami telah melihat konsekuensi dari serangan yang benar-benar tidak dapat diterima tadi malam.”

“Menyebutnya sebagai ‘sebuah kesalahan’ adalah sebuah pesan yang tidak berarti apa-apa bagi mereka yang terbunuh, mereka yang berduka, dan mereka yang berusaha menyelamatkan nyawa,” tambahnya.

Baca juga: Israel Serang Rafah Gaza, Puluhan Orang Tewas

Para diplomat mengatakan Dewan Keamanan PBB akan mengadakan sidang darurat pada hari Selasa yang diminta oleh Aljazair untuk membahas serangan itu.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa mengatakan dia “ngeri dengan berita” mengenai serangan tersebut, sementara Presiden Perancis Emmanuel Macron mengatakan dia “marah” dan juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS mengatakan Israel “harus mengambil setiap tindakan pencegahan yang mungkin dilakukan untuk melindungi warga sipil.”

Militer Israel mengatakan pihaknya meluncurkan penyelidikan.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada Knesset bahwa kematian tersebut terjadi “meskipun kami telah melakukan upaya terbaik” untuk melindungi warga sipil.

Kecaman atas serangan tersebut muncul ketika Spanyol, Irlandia dan Norwegia secara resmi mengakui negara Palestina pada hari Selasa dalam sebuah keputusan yang dikecam oleh Israel sebagai “hadiah” bagi Hamas setelah serangan brutal mereka pada tanggal 7 Oktober, yang memicu perang.

“Mengakui negara Palestina adalah tentang keadilan bagi rakyat Palestina,” kata Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares pada hari Senin di Brussels.

Dari kanan, Espen Barth Eide, Jose Manuel Albares Bueno dan Micheal Martin
Dari kanan, Menteri Luar Negeri Norwegia Espen Barth Eide, Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares Bueno dan Menteri Luar Negeri Irlandia Micheal Martin berfoto, di akhir konferensi media, selama pembicaraan mengenai Timur Tengah, di Brussels, 27 Mei 2024.

Hal ini juga merupakan “jaminan keamanan terbaik bagi Israel dan sangat penting untuk mencapai perdamaian di kawasan,” katanya bersama rekan-rekannya dari Irlandia dan Norwegia.

Pada hari Senin, Menteri Luar Negeri Israel Katz mengatakan dia telah mengatakan kepada konsulat Spanyol di Yerusalem untuk berhenti menawarkan layanan konsuler kepada warga Palestina di Tepi Barat mulai tanggal 1 Juni sebagai tindakan “hukuman awal”.

Kecaman atas serangan tersebut muncul ketika Spanyol, Irlandia dan Norwegia secara resmi mengakui negara Palestina pada hari Selasa dalam sebuah keputusan yang dikecam oleh Israel sebagai “hadiah” bagi Hamas setelah serangan brutal mereka pada tanggal 7 Oktober, yang memicu perang.

“Mengakui negara Palestina adalah tentang keadilan bagi rakyat Palestina,” kata Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares pada hari Senin di Brussels.

Hal ini juga merupakan “jaminan keamanan terbaik bagi Israel dan sangat penting untuk mencapai perdamaian di kawasan,” katanya bersama rekan-rekannya dari Irlandia dan Norwegia.

Pada hari Senin, Menteri Luar Negeri Israel Katz mengatakan dia telah mengatakan kepada konsulat Spanyol di Yerusalem untuk berhenti menawarkan layanan konsuler kepada warga Palestina di Tepi Barat mulai tanggal 1 Juni sebagai tindakan “hukuman awal”.

Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan serangan itu memicu api yang mengoyak pusat pengungsian di barat laut Rafah dekat fasilitas badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA.

Perang di Gaza dimulai setelah serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan 252 orang disandera. Israel berjanji untuk menggulingkan rezim kelompok teror di Gaza dan menjamin pembebasan para sandera.

(timesofisrael.com)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved