Wawancara Eksklusif

Wawancara Eksklusif Bacagub NTT Melki Laka Lena: Setelah Pertemuan Kanisius, Saya Tahu Ini Perintah

Ketua DPD I Golkar NTT itu bahkan telah melakukan safari politik dan mendaftar sebagai bakal calon gubernur NTT di sejumlah partai politik. 

Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM/RYAN NONG 
Bakal Calon Gubernur NTT Melki Laka Lena berbincang bersama Manager Online Pos Kupang Alfons Nedabang pada Pos Kupang Podcast "Nyaman di Senayan, Mengapa Laka Lena Ingin Maju Pilgub NTT?", Senin 27 Mei 2024.   

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena memutuskan untuk maju sebagai calon gubernur dalam Pilgub NTT 2024. 

Ketua DPD I Golkar NTT itu bahkan telah melakukan safari politik dan mendaftar sebagai bakal calon gubernur NTT di sejumlah partai politik. 

Padahal sebelumnya, dalam berbagai kesempatan, politisi low profile kelahiran Kupang 10 Desember 1976 itu mengaku lebih nyaman menjadi wakil rakyat di Senayan. 

Dari tiga posisi potensial yang bisa diduduki; menteri kabinet Prabowo-Gibran, kepala daerah dan anggota DPR RI, Laka Lena memilih tetap jadi legislator.  

Lalu apa sebenarnya yang membuat Laka Lena berubah pikiran? Kekuatan apa yang mendorongnya untuk maju dalam kontestasi Pilgub NTT 2024?

Berikut wawancara eksklusif melki Laka Lena dalam Pos Kupang Podcast "Nyaman di Senayan, Mengapa Laka Lena Ingin Jadi Gubernur NTT?" yang dipandu Manager Online Pos Kupang, Alfons Nedabang.

 

Apa kabar Pak Melki? Informasinya sebelum ke Pos Kupang, Pak Melki baru tiba dari Rote ya?   

Ya kami baru tiba dari Rote pagi ini. Saya ke Rote dalam kapasitas saya sebagai DPR RI. Sekarang lagi keliling di daratan Timor, Sabu dan Rote, lagi membantu dan mendampingi 30 UMKM berbasis pangan dan minuman olahan yang akan didaftarkan di Balai Pom Kupang. Ini supaya mereka bisa berproduksi dengan baik.

 

Tugas menemui masyarakat NTT ini apakah dalam masa reses DPR?

Ini sementara masa sidang. Tetapi memang, saya mau reses atau mau sidang, memang saya akhir pekan biasa sempatkan waktu untuk ke Dapil.

 

Pak Melki kan kembali terpilih jadi anggota DPR RI, waktu pelantikannya 1 Oktober 2024 ya? 

Iya, rencana pelantikannya 1 Oktober, tidak terasa. Sebentar lagi.

 

Bakal Calon Gubernur NTT Melki Laka Lena saat Pos Kupang Podcast, Senin 27 Mei 2024.  
Bakal Calon Gubernur NTT Melki Laka Lena saat Pos Kupang Podcast, Senin 27 Mei 2024.  

 

Topik kita hari ini "Nyaman di senayan tapi kenapa mau dicalonkan untuk menjadi Gubernur NTT", bisa jelaskan mengapa?

Kami di partai, pimpinan biasanya kan selalu memberikan penugasan terkait dengan berbagai macam masukkan yang muncul dari daerah dan berbagai pihak. Sejak dua tahun lalu, lewat rapat pimpinan daerah di Golkar NTT, yang dihadiri semua pimpinan DPD 2 Golkar se NTT, kami juga di DPD 1 beserta DPP seperti Pak Sekjen dan teman teman DPP lain, waktu itu memang sudah diputuskan saya disuruh maju sebagai gubernur NTT.

Dan dua tahun lalu itu saya pikir masih mungkin dibahas lagi. Tetapi ternyata setelah kemarin, dan mungkin juga Pak Erlangga mendapatkan survey semenjak habis Pileg, kira-kira satu bulan, dia sudah memanggil saya.

Pak Erlangga mengatakan Mel kamu siap serius nih, dari bawah surveynya untuk kamu baik nih, artinya kamu bisa kembali ke daerah juga. Nah, saya butuh waktu itu beberapa bulan untuk memastikan bahwa penugasan saya ini masih mungkin gak, untuk dibahas Kembali. 

Nah, terakhir waktu ami acara di Kanisius dimana para alumni Kanisius berkumpul, Pak Airlangga menegaskan lagi di hadapan banyak orang, 'pokoknya calon saya untuk NTT tidak berubah, pokoknya Pak Melki maju Gubernur NTT. Itu tuh depan berbagai tokoh-tokoh yang asalnya dari Kanisius, lulusan Kanisius. 

Akhirnya, beliau bilang, pokoknya Mel, ingat sudah ada manah kemarin, dan sekarang ini sudah dilihat rekam jejak dan juga survey. Kamu balik ke daerah untuk bangun NTT.

Akhirnya beliau tegaskan, langsung segera ke NTT langsung daftar. Nanti dibilang Melki kok dicalonkan belum juga daftar. Setelah itu mulai mendaftar ke PAN, Demokrat, PKB, dan kemarin ke PSI. 

Semuanya itu saya sampaikan ke beliau. Dan prinsipnya, semua teman-teman partai, baik dari PAN, Demokrat, PKB dan PSI, kami juga berkomunikasi. Kami izin untuk mendaftar dan melewati proses di NTT.

 

Penugasan itu tidak bisa di tolak ya?

Bisa atau tidaknya tergantung pembicaraan Beberapa kali berbicara dengan Pak Airlangga, itu nampaknya penugasan ini tidak bisa dikompromikan.

Terakhir kami bertemu itu setelah menang Pilpres. Pertemuan yang agak ramai ramai, ada Pak Airlangga, Luhut panjaitan, Aburizal Bakrie disitu dan para senior lain disitu. Saat itu masih diulangi lagi. 

Mel, pokoknya ini sudah dibahas dengan Pak Erlangga. Kamu mesti maju di NTT, kita dari Jakarta siap bantu supaya kamu bisa urus NTT dan kita suport ramai ramai. Yang penting kamu maju. 

Kalau sudah penugasan begini, dan para senior sudah bersepakat, maka kami sebagai pimpinan partai di bawah tentu harus menjalankan tugas dengan baik.

 

Seingat saya, di awal ada pernyataan dari Pak Melki, kalau disuruh memilih, saya lebih memilih menjadi anggota DPR RI. Seperti apa itu?

Benar itu, saya dalam satu perbincangan di salah satu televisi saya mengatakan kalau disuruh memilih antara menjadi DPR RI atau jadi menteri atau jadi gubernur, saya pribadi memilih menjadi DPR RI.

Toh di DPR RI pun saya masih bisa mewakili NTT dan membantu Indonesia, NTT dan membantu banyak orang tanpa harus saya balik ke NTT gitu.

Tapi sekali lagi, karena kami ini sudah coba diskusikan dengan pimpinan kami, Pak Airlangga dan tentu dengan Pak Aburizal, Pak Luhut dan senior senior lain, nampaknya penugasan ini tidak ada komanya, sudah titik di situ.

Bahkan, kan ada saya juga tau, nama saya disebut sebut juga untuk misalnya bantu pak Prabowo, atau tetap di DPR RI tapi akan dikasih tugas tugas yang lain. Tetapi, nampaknya penugasan ke NTT sudah menjadi keputusan final para senior di Jakarta.

Ketua umum kami Pak Airlangga juga bilang yang sama,sudahlah Mel, kali ini kamu memang harus balik daerah untuk urus NTT. Karena itu disampaikan sudah beberapa kali, berarti saya tahu bahwa ini amanah atau tugas yang harus saya jalankan. Waktu diskusi sudah selesai, sekarang waktunya untuk gerak.

 

Apakah memangnya ada niat pribadi dalam diri juga untuk menjadi Gubernur NTT?

Kalau saya sendiri, pernah maju pada (Pilgub) 2013 bersama Pak Ibrahim Medah. Saya jadi calon wakil gubernur. Pada tahun 2018 lalu saya maju calon gubernur, malah sudah dapat SK dari DPP, sebelum kemudian keputusan berubah.Saya diminta untuk tidak meneruskan pencalonan dan jadinya pak Viktor dan Pak Nae Soi.

Nah, kali ini saya rasa hampir semua di Jakarta itu tidak ada perbedaan, semua di Jakarta itu suruh saya maju.

Sebagai orang politik, kami ini menyiapkan diri. Walaupun secara pribadi preferensi saya sukanya DPR karena banyak hal bisa saya bantu. Kayak kemarin saya bisa memimpin Panja UU Kesehatan, saya terlibat untuk membenahi sistem kesehatan melalui undang undang itu, dan itu salah satu hal yang saya rasakan berarti, ya karena membuat kita bisa mengubah kesehatan rakyat bisa berjalan benar. Dan tentu itu pilihan pribadi saya tentu di Senayan.

Tetapi sebagai seorang yang tau sistem di Partai Golkar, kami tahu bahwa pilihan pribadi itu tetap boleh sejauh bisa dinegosiasikan dengan partai. Dan ini tampaknya ruang untuk saya bicara sudah tertutup dan sekarang harus maju gubernur. 

Saya terima sebagai bagian dari penugasan, sebagai perintah. Karena itu saya berterima kasih terhadap penugasan ini. Jadi saya turun ke lapangan dan jalan sebagai bakal calon Gubernur NTT saat ini.

 

Keputusan bulat dan final Pak Melki untuk jadi calon itu kapan ya?

Setelah pertemuan Kanisius itu, jadi alumni Kanisius kami sempat ngobrol dan Pak Airlangga nampaknya sudah bulat. Pesannya cuma satu. Mel, segera siapkan diri ke NTT dan mulai bergerak untuk mulai mendaftar.

Jadi saya tahu bahwa itu perintah yang kesekian kalinya. Jadi saya sudah harus segera jalankan.

 

Setelah pertemuan langsung diikuti pendaftaran ke partai partai itu?

Setelah itu saya menyiapkan diri, kemudian berkomunikasi dengan senior yang partainya mau saya daftar. 

Saya kontak Pak Benny Harman, saya juga kontak Ibu Anita Gah, teman-teman NTT di Jakarta, seperti Gustaf Tamo Mbapa, Ardy Mbalembout dan Yosef Tote Badeoda. Di PKB juga sama. 

Kemudian di PAN, saya bersyukur karena teman dari sejak aktivis dulu, Pak Ahmad Yohan, yang dari Jogja bareng-bareng ternyata juga beliau yang getol tuh.

Kemarin saya Ke PAN baru saya  ingat lebih detail. Yang dari dulu ngotot dorong saya maju juga Pak Ahmad Yohan Ini. Kata dia, sudahlah bro lui kerja lu ke NTT nanti kita bareng bareng tiktokan dari Jakarta.

Saya juga tidak tahu, setelah saya menyatakan maju ini, malah hal-hal yang duluan kami ngomong itu malah keluar semua. Sudahlah Mel, maju deh. Kalua lu nanti dipercaya masyarakat, Tuhan berkenan dan masyarakat memilih, ya nanti kita bisa topang dari belakang untuk ngurus bareng-bareng NTT ke depan.

 

Jadi sebelum mendaftar sudah ada komunikasi dengan pengurus partai nih?

Saya komunikasi dengan teman-teman DPP di pusat biar mereka tahu bahwa saya lagi berproses dari bawah. Paling tidak, saya sudah kulo nuwun, minta izin untuk berproses di tempat mereka masing-masing.

 

Sampai hari ini selain Golkar yang sudah pasti memberi rekomendasi, partai lain yang kalau boleh disebut memberi angin segar buat Pak Melki apa saja?

Kalua yang memberi sinyal, yang pasti itu adalah dari PAN, kemudian Demokrat, PKB dan PSI. 

Saya sebenarnya juga sudah komunikasi dengan Gerindra untuk mendaftar. tetapi setelah Gerindra sudah memutuskan nama calon gubernur, makanya saya tidak lagi ke Gerindra karena saya menghormati partai yang punya calon gubernur. Jadi saya tidak mendaftar.

 

Lima Partai?

Ya PDIP saya tidak daftar, Nasdem tidak daftar, Gerindra tidak daftar, karena saya tahu mereka punya calon gubernur.

 

Jadi deadline keputusan atau rekomendasi keluar untuk Pak Melki kapan?

Partai punya mekanisme sendiri-sendiri. Kalau surat rekomendasi sebagai bakal calon gubernur kemarin PAN sudah kasih. Saya dapat kabar bahwa PKB lagi proses, sekarang mereka lagi ke Jakarta. PSI juga demikian, minggu ini berproses dan mungkin Demokrat,

Dan seperti tadi saya sampaikan, justru setelah saya mengatakan maju ini, saya tidak tahu, tiba-tiba dari berbagai orang yang pernah dulu sama-sama tiba-tiba telpon. 

Ya sudah Mel, nanti saya komunikasikan ke sini keni. Jadi terbantu lah. Ini mengurangi saya punya beban untuk komunikasi ke bos-bos elit-elit partai karena mereka juga membantu untuk mengkomunikasikan.

 

Sampai hari ini belum ada sosok bakal calon wakil gubernur yang mau berpasangan dengan Pak Melki, apakah ini juga bagian dari strategi Golkar?

Saya kira demikian. Saya ini orang yang dengan siapapun saya merasa saya bisa bekerjasama. Dan saya merasa bahwa setiap orang yang ingin jadi calon wakil gubernur, juga saya rasa mereka ingin mengurus NTT dengan baik.

Dalam pikiran semacam itu dan dalam menghormati proses masing-masing partai, juga nanti ada consensus, musyawarah mufakat antara partai di NTT maupun di Jakarta. Kmi tentu menunggu partai bergerak.

Nanti kalau sudah mulai ada gambaran, mulai masuk ada pembahasan wakil gubernur, kami akan duduk bersama.

Saya prinsipnya siapapun orangnya, kami tahu yang maju juga pasti orang baik baik semua dan disepakati oleh masing masing partai saat kita duduk. Say pasti oke, saya siap terima.

 

Setidaknya ada bocoran atau  list figur yang sudah dilirik?

Saya pribadi tidak bisa mendahului. Partai tentu sudah ada yang mereka naksir. Misalnya ada internal PKB kepingin calon ini, mungkin PAN juga kepingin yang ini, dari PSI juga kepingin yang ini,

Ada nama yang sudah disebutkan di media ada juga yang belum. Di media misalnya ibu Jane PSI. Tapi misalnya PAN punya orang yang mau, tapi dia belum sebutkan sekarang. kemudian PKB juga on proses dan yang lain. 

Pokoknya saya prinsipnya menunggu saja proses bergerak di masing-masing partai. Sudah ada siapa nama yang  diusulkan, nanti kita duduk bersama-sama untuk sepakati. Musyawarah mufakat, saya siaplah. (bersambung)

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved