UKAW Kupang
Rektor Universitas Kristen Artha Wacana Kupang Lantik Wakil Rektor dan Kepala Bagian Kemahasiswaan
Prof. DR. Dra. Magdalena Ngongo, M.Pd mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan selama dirinya menjabat sebagai wakil rektor.
Penulis: Rosalia Andrela | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Rosalia Andrela
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Rektor Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang, Prof. Dr. Ir. Godlief Neonufa, MT melantik empat Wakil Rektor dan Kepala Bagian Kemahasiswaan dan Alumni - Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan dan Sistem Informasi (BAAKPSI) periode 2024/2028.
Pelantikan dimulai dengan ibadah syukur yang dipimpin oleh Pdt. B.J. Fanggidae-Nunuhitu, M.Th di ruang Yohanes UKAW Kupang pada Senin, 27 Mei 2024.
Empat Wakil Rektor yang dilantik tersebut yakni Wakil Rektor 1 Bidang Akademik, Dr. Ir. Yohanes Merriyanto, M.Si, Wakil Rektor 2 Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, Jusuf Aboladakka, S.E.,M.Si, Wakil Rektor 3 Bidang Kemahasiswaan, Dr. Filmon Mikson Polin, S.H., M.H., Wakil Rektor 4 Bidang Perencanaan dan Kerjasama, Pdt. Dr. Mesakh Abia Pello Dethan, M.Th., M.A dan Kepala Bagian Kemahasiswaan dan Alumni - BAAKPSI, Rutsel Dieter Beeh, S.Kom.
Prof. Godlief dalam sambutannya menyampaikan bahwa pendidikan adalah amanah konstitusi dan menjadi perhatian di lembaga pendidikan Kristen.
“Perlu ditanamkan dalam ingatan kita yang paling dalam bahwa kita tengah melayanai di Lembaga Pendidikan Kristen. Pendidikan itu amanah konstitusi, sekaligus amanat pendiri bangsa. Karenanya pendidikan menjadi kebutuhan dasar dan harus menjadi perhatian utama pemerintah, gereja dan masyarakat. Gereja Masehi Injili Timor (GMIT) dan Gereja Kristen Sumba (GKS) pata tahun 1985 menyadari bahwa Pendidikan Tinggi penting untuk warga jemaat dan masyarakat ranah publik sehingga Gereja perlu melibatkan diri untuk mengurus bersama Negara. Itu sebabnya, saya mengajak saudara-saudara yang dilantik hari ini untuk bergabung bersama mewujudkan berbagai urusan pendidikan di UKAW ke arah yang membanggakan,” ujarnya.
Lebih lanjut disampaikan Godlief pendidikan dalam konstitusi adalah barang publik yang bersifat primer, bahkan menjadi urusan wajib layanan dasar untuk manusia.
Pendidikan tidak bisa dianggap remeh dan mengalami perubahan kebutuhan dari waktu ke waktu.
“Keadaan berubah, cita-cita dan keinginan kita juga berubah. Ini berarti kita tidak tahu ada apa di UKAW di masa depan. Oleh sebab itu sulit membuat keputusan jangka panjang, ketika pendapat kita mengenai apa yang akan kita inginkan pada masa depan bisa berubah. Laju perubahan yang sangat cepat itu, maka Pimpinan UKAW harus memiliki kemampuan response yang melampaui laju perubahan itu. Pemimpin UKAW harus dipahami bukan sebagai jabatan privilege melainkan sebagai tanggung jawab/responsibility atau sebagai pelayanan,” tegas Godlief.
Tugas seorang pemimpin UKAW sambung Godlief, adalah berusaha memberdayakan orang untuk melakukan apa yang seharusnya mereka kerjakan dengan cara yang paling efektif, efisien dan manusiawi.
“Pekerjaan menjadi efektif jika ada framework atau kerangka kerja yang akan dikerjakan. Seseorang melakukan hal yang manusiawi jika apa yang mereka lakukan selalu dalam koridor moral dan ajaran iman, disini pentingnya perwujudan nilai-nilai dasar UKAW yakni nilai Kristiani selalu berpegang teguh pada ajaran dan keteladanan Yesus,” jelasnya.
Godlief juga menjabarkan bahwa sebagai pemimpin UKAW wajib berpegang teguh beberapa pada karakter.
Baca juga: UKAW dan UNITAL Sepakat Lanjutkan Kerja Sama Melalui Pertemuan Rektor
Pertama, pendoa artinya sebelum membuat keputusan penting, ataupun melakuakn aktivitas harus diawali dengan doa.
Kedua, pelayanan semua pemimpin yang berjuang untuk menghasilkan hal-hal baik harus dapat mengeluarkan yang terbaik dari dalam dirinya dan orang lain. Kepemimpinan sejati dimulai dari dalam diri, yakni melalui hati yang mau melayani, lalu keluar untuk melayani orang lain.
Ketiga, memiliki responsibility atau bertanggung jawab. Seorang pemimpin harus memiliki kepekaan pada tanggung jawabnya. Tanggung jawab adalah semangat hidup seorang pemimpin. Dalam Kitab Suci, kita sering mendengar jika kita bisa menyelesaikan perkara kecil maka kepada kita akan dipercayakan untuk melakukan pekerjaan besar (minora servabis, mayora te servabit). Lancar atau tidaknya sebuah organisasi tergantung pada kesadaran pemimpin akan tanggung-jawabnya.
Keempat, teladan Yesus adalah teladan yang baik. Maka Ia disegani. Seorang pemimpin harus menunjukkan teladan yan baik dan kemudian melatih orang lain untuk mengikutinya. Itulah yang diterapkan oleh Yesus kepada para muridNya. Maka, kita yang berprofesi sebagai pemimpin harus mampu melatih orang lain untuk menjadi pemimpin yang handal dan yang sadar akan tanggung jawabnya. Pemersatu: Yesus mencari dombanya yang hilang, walau hanya seekor. Ini adalah jiwa kepemimpinan: mencari orang yang menarik diri dari komunitasnya. Yesus mempersatukan domba yang terpisah dari komunitasnya. Sebagai seorang pemimpin harus berusaha mempersatukan orang-orang yang ia pimpin/tuntun. Pemimpin adalah pribadi yang berperan sebagai mediator, navigator dan problem solver.
Keenam, rendah hati. Pemimpin yang menempatkan dirinya sebagai pelayan berarti dia memiliki semangat yang rendah hati. Orang yang rendah hati adalah orang yang mau “turun" langsung melihat realitas/kenyataan hidup.
Ketujuh, self-critical atau introspeksi. Zaman sekarang yang diharapkan dari setiap pemimpin adalah kemampuan dan kesediaannya untuk melakukan pemeriksaan batin, apakah kepemimpinannya mengarah pada jalur yang baik dan benar. Seorang pemimpin harus bersedia mengoreksi dirinya sendiri.
Kedelapan, visioner dan inisiator. Pemimpin harus memiliki kepekaan untuk melihat visi yang tepat demi kelancaran kepemimpinannya. Seorang pemimpin mesti idealnya adalah pribadi yang visioner.
“Dalam arti, mampu membaca dan merespons tanda-tanda zaman secara bijaksana. Selain itu, ia mampu melihat yang lebih baik dan penting bagi kelancaran organisasinya. Hal ini memang membutuhkan daya kepekaan. Tanpa kepekaan seorang pemimpin tidak mampu bertindak sebagai inisiator. Pemimpin tidak semata-mata berfungsi memimpin tetapi sekaligus mengatur/mengurus dalam arti dia bersedia mendelegasikan kepemimpinan kepada bawahannya,” kata Godlief.
Kesembilan, profesional. Seorang pemimpin dianggap professional jika ia membatinkan 8 etos kerja professional.
Delapan etos kerja yang disampaikan oleh Godlief adalah pertama, menjalankan kepemimpinannya penuh syukur dan ketulusan/keikhlasan hati. Kedua, menjalankan kepemimpinannya dengan benar, penuh tanggung jawab dan akuntabilitas. Ketiga, bekerja sampai tuntas, penuh kejujuran dan keterbukaan. Keempat, nenjalankan kepemimpinannya penuh daya optimisme dan antusiasme.Kelima, bekerja serius penuh kecintaan dan sukacita. Keenam, kreatif serta inovatif dalam menjalankan tugasnya. Ketujuh, bekerja secara tekun, berkualitas dan unggul. Kedelapan, bekerja dengan dilandasi kebajikan dan kerendahan hati. Kesembilan, tegas: Seorang pemimpin tidak boleh plin-plan. Harus tegas sekaligus bijak dalam mengambil keputusan. Seorang pemimpin mesti berani memutuskan apapun resikonya. Figur pemimpin semacam ini idealnya mesti memiliki kepercayaan diri yang tinggi.
“Pemimpin yang tak memiliki self-confidence akan ragu-ragu memutuskan hal-hal yang urgen. Ini bahaya. Yesus, berani memutuslan untuk berpihak pada kaum pendosa, sakit, dan miskin walaupun nyawa-Nya melayang. Yesus sadar, setiap keputusan pasti ada konsekuensi, entah negatif atau positif. Artinya, Yesus mampu menguasai keadaan dan tidak dikuasai oleh keadaan. Nah, seorang pemimpin jangan sampai berani memberi keputusan setelah ada desakan/paksaan. Itu berarti pemimpin tersebut dikuasai oleh keadaan,” ungkap Godlief.
Pada akhir sambutannya Godlief menyampaikan terima kasih kepada semua pihak terutama mantan Wakil Rektor 1, Prof. DR. Dra. Magdalena Ngongo, M.Pd yang kini telah menyelesaikan tugasnya sebagai Wakil Rektor 1 dan berharap yang baru dilantik dapat bersama-sama membangun UKAW ke arah yang lebih baik.
Sementara itu, Ketua Yayasan Universitas Kristen Artha Wacana, Pdt. Emr. Mesack M.D. Beeh, M.Si mendorong dosen-dosen lainnya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang profesor.
“UKAW ini ibarat kapal. Kapal besar ini ada muatan yang penting dan urgent, dengan misi imago dei. Kita harus berlayar dengan lompatan-lompatan di atas ombak. Lompatan itu ada di sistem pengendalian mutu internal dan eksternal. Saat ini 24 dosen kita sedang melaksanakan studi. Untuk mencapai tujuan UKAW, kita harus terapkan sistem piramida terbalik. Tidak bisa kita harapkan hanya pada satu ujungnya yang lancip, melainkan harus dibalik semakin banyak dosen kita yang mengenyam pendidikan profesor maka UKAW bisa berlayar dengan lompatan-lompatan di atas ombak,” pesan Mesack.
Prof. DR. Dra. Magdalena Ngongo, M.Pd mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan selama dirinya menjabat sebagai wakil rektor.
Baca juga: UKAW Kupang Jalin Kemitraan Internasional dengan Universidade Oriental Timor Lorosa’e Timor Leste
"Selama 35 tahun saya menjalankan tugas dari yayasan sebagai dosen di FKIP. Terima kasih kepada teman-teman dan rekan-rekan mahasiswa, tentu ada hal kurang berkenan selama saya menjabat. Pada kesempatan ini saya mohon maaf, apa yang baik tetap kita lakukan agar diberkati oleh Tuhan,” ucapnya.
Usai pelantikan dilanjutkan dengan pengalungan medali dan sesi foto bersama. (cr19)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.