UKAW Kupang

Rektor Universitas Kristen Artha Wacana Kupang Lantik Wakil Rektor dan Kepala Bagian Kemahasiswaan 

Prof. DR. Dra. Magdalena Ngongo, M.Pd mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan selama dirinya menjabat sebagai wakil rektor.

Penulis: Rosalia Andrela | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/ROSALIA ANDRELA
Rektor Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang, Prof. Dr. Ir. Godlief Neonufa, MT berpose bersama 4 wakil rektor dan Kepala Bagian Kemahasiswaan dan Alumni - BAAKPSI yang baru dilantik 

Keempat, teladan Yesus adalah teladan yang baik. Maka Ia disegani. Seorang pemimpin harus menunjukkan teladan yan baik dan kemudian melatih orang lain untuk mengikutinya. Itulah yang diterapkan oleh Yesus kepada para muridNya. Maka, kita yang berprofesi sebagai pemimpin harus mampu melatih orang lain untuk menjadi pemimpin yang handal dan yang sadar akan tanggung jawabnya. Pemersatu: Yesus mencari dombanya yang hilang, walau hanya seekor. Ini adalah jiwa kepemimpinan: mencari orang yang menarik diri dari komunitasnya. Yesus mempersatukan domba yang terpisah dari komunitasnya. Sebagai seorang pemimpin harus berusaha mempersatukan orang-orang yang ia pimpin/tuntun. Pemimpin adalah pribadi yang berperan sebagai mediator, navigator dan problem solver.

Keenam, rendah hati. Pemimpin yang menempatkan dirinya sebagai pelayan berarti dia memiliki semangat yang rendah hati. Orang yang rendah hati adalah orang yang mau “turun" langsung melihat realitas/kenyataan hidup.

Ketujuh, self-critical atau introspeksi. Zaman sekarang yang diharapkan dari setiap pemimpin adalah kemampuan dan kesediaannya untuk melakukan pemeriksaan batin, apakah kepemimpinannya mengarah pada jalur yang baik dan benar. Seorang pemimpin harus bersedia mengoreksi dirinya sendiri. 

Kedelapan, visioner dan inisiator. Pemimpin harus memiliki kepekaan untuk melihat visi yang tepat demi kelancaran kepemimpinannya. Seorang pemimpin mesti idealnya adalah pribadi yang visioner. 

“Dalam arti, mampu membaca dan merespons tanda-tanda zaman secara bijaksana. Selain itu, ia mampu melihat yang lebih baik dan penting bagi kelancaran organisasinya. Hal ini memang membutuhkan daya kepekaan. Tanpa kepekaan seorang pemimpin tidak mampu bertindak sebagai inisiator. Pemimpin tidak semata-mata berfungsi memimpin tetapi sekaligus mengatur/mengurus dalam arti dia bersedia mendelegasikan kepemimpinan kepada bawahannya,” kata Godlief.

Kesembilan, profesional. Seorang pemimpin dianggap professional jika ia membatinkan 8 etos kerja professional. 

Delapan etos kerja yang disampaikan oleh Godlief adalah pertama, menjalankan kepemimpinannya penuh syukur dan ketulusan/keikhlasan hati. Kedua, menjalankan kepemimpinannya dengan benar, penuh tanggung jawab dan akuntabilitas. Ketiga, bekerja sampai tuntas, penuh kejujuran dan keterbukaan. Keempat, nenjalankan kepemimpinannya penuh daya optimisme dan antusiasme.Kelima, bekerja serius penuh kecintaan dan sukacita. Keenam, kreatif serta inovatif dalam menjalankan tugasnya. Ketujuh, bekerja secara tekun, berkualitas dan unggul. Kedelapan, bekerja dengan dilandasi kebajikan dan kerendahan hati. Kesembilan, tegas: Seorang pemimpin tidak boleh plin-plan. Harus tegas sekaligus bijak dalam mengambil keputusan. Seorang pemimpin mesti berani memutuskan apapun resikonya. Figur pemimpin semacam ini idealnya mesti memiliki kepercayaan diri yang tinggi. 

“Pemimpin yang tak memiliki self-confidence akan ragu-ragu memutuskan hal-hal yang urgen. Ini bahaya. Yesus, berani memutuslan untuk berpihak pada kaum pendosa, sakit, dan miskin walaupun nyawa-Nya melayang. Yesus sadar, setiap keputusan pasti ada konsekuensi, entah negatif atau positif. Artinya, Yesus mampu menguasai keadaan dan tidak dikuasai oleh keadaan. Nah, seorang pemimpin jangan sampai berani memberi keputusan setelah ada desakan/paksaan. Itu berarti pemimpin tersebut dikuasai oleh keadaan,” ungkap Godlief.

Pada akhir sambutannya Godlief menyampaikan terima kasih kepada semua pihak terutama mantan Wakil Rektor 1, Prof. DR. Dra. Magdalena Ngongo, M.Pd yang kini telah menyelesaikan tugasnya sebagai Wakil Rektor 1 dan berharap yang baru dilantik dapat bersama-sama membangun UKAW ke arah yang lebih baik.

Sementara itu, Ketua Yayasan Universitas Kristen Artha Wacana, Pdt. Emr. Mesack M.D. Beeh, M.Si mendorong dosen-dosen lainnya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang profesor.

“UKAW ini ibarat kapal. Kapal besar ini ada muatan yang penting dan urgent, dengan misi imago dei. Kita harus berlayar dengan lompatan-lompatan di atas ombak. Lompatan itu ada di sistem pengendalian mutu internal dan eksternal. Saat ini 24 dosen kita sedang melaksanakan studi. Untuk mencapai tujuan UKAW, kita harus terapkan sistem piramida terbalik. Tidak bisa kita harapkan hanya pada satu ujungnya yang lancip, melainkan harus dibalik semakin banyak dosen kita yang mengenyam pendidikan profesor maka UKAW bisa berlayar dengan lompatan-lompatan di atas ombak,” pesan Mesack.

Prof. DR. Dra. Magdalena Ngongo, M.Pd mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan selama dirinya menjabat sebagai wakil rektor.

Baca juga: UKAW Kupang Jalin Kemitraan Internasional dengan Universidade Oriental Timor Lorosa’e Timor Leste

"Selama 35 tahun saya menjalankan tugas dari yayasan sebagai dosen di FKIP. Terima kasih kepada teman-teman dan rekan-rekan mahasiswa, tentu ada hal kurang berkenan selama saya menjabat. Pada kesempatan ini saya mohon maaf, apa yang baik tetap kita lakukan agar diberkati oleh Tuhan,” ucapnya. 

Usai pelantikan dilanjutkan dengan pengalungan medali dan sesi foto bersama. (cr19)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved