Hampir Semua Komoditas Pangan Naik Harga Selama Libur Panjang Pekan Ini
Stok bawang putih yang akan diimpor pada pertengahan Juni tersebut mencukupi penjualan di dalam negeri hingga akhir tahun 2024.
POS-KUPANG.COM,JAKARTA - Harga pangan mengalami kenaikan harga pada momentum libur panjang akhir pekan ini.
Berdasarkan data Panel Harga Badan Pangan Nasional, Jumat (24/5/2024) pukul 10.03 WIB, harga hampir semua komoditas naik mulai dari semua jenis beras, kedelai, bawang putih hingga daging.
Harga beras premium naik 1,01 persen menjadi Rp 15.610 per kg, beras medium naik 0,52 persen menjadi Rp 13.490 per kg, kedelai biji impor naik 0,41 persen menjadi Rp 12.110 per kg dan tepung terigu kemasan naik 0,22 persen menjadi Rp 13.390 per kg.
Berikutnya, bawang putih bonggol naik 1,74 persen menjadi Rp 43.300 per kg, cabai rawit merah naik 4,89 persen menjadi Rp 45.930 per kg, daging sapi murni naik 0,78 persen menjadi Rp 136.310 per kg, jagung naik 0,18 persen menjadi Rp 5.650 per kg.
Selain itu, daging ayam ras juga naik 0,63 persen menjadi Rp 38.270 per kg, telur ayam ras naik 0,26 persen menjadi Rp 30.490 per kg, gula konsumsi naik 0,71 persen menjadi Rp 18.450 per kg dan minyak goreng kemasan sederhana naik 0,39 persen menjadi Rp 17.890 per liter.
Meski begitu, ada beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga seperti bawang merah turun 0,25 persen menjadi Rp 47.420 per kg, cabai merah keriting turun 1,13 persen menjadi Rp 46.210 per kg dan minyak goreng curah turun 0,32 persen menjadi Rp 15.740 per liter.
Sementara beberapa komoditas yang stabil harganya yaitu garam halus beryodium yaitu Rp 11.440 per kg dan tepung terigu curah Rp 10.350 per kg.
Harga komoditas bawang putih di sejumlah daerah terpantau tinggi.
Kenaikan harga ini disebabkan oleh kualitas bawang putih impor yang tidak baik. Anggota Komisioner Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Eugenia Mardanugraha mengatakan, hasil pertemuan yang dilakukan KPPU dengan pelaku impor bawang putih menyebut kenaikan harga terjadi akibat stok yang ada dalam kualitas kurang baik.
“Bawang putih yang ada sekarang bukan bawang putih kualitas baik, sehingga mereka (importir) mengeluarkan biaya yang cukup tinggi untuk menyimpan bawang putih tersebut. Itu yang menyebabkan harga di pasar tinggi,” ujarnya saat ditemui di Gedung KPPU, Jakarta, Selasa (21/5/2024) lalu.
Wanita yang akrab disapa Jenny itu menjelaskan, realisasi impor bawang putih tampak kurang yang disebabkan oleh terbitnya Surat Persetujuan Impor (SPI) baru dilakukan akhir tahun lalu.
Namun, dia bilang, importir masih memiliki stok di bulan November – Desember 2023. “Untuk realisasi 2024 belum tinggi karena masih ada stok November - Desember tahun lalu karena bawang putih bisa disimpan dalam waktu enam bulan,” jelasnya.
Jenny mengungkapkan, pada pertengahan bulan Juni mendatang importir bakal kembali memasukkan bawang putih ke Indonesia, sehingga ini diharapkan mampu menekan harga di pasar.
“Di akhir bulan Juni mereka optimistis harga bawang putih akan turun. Kalau tidak terjadi kami dari KPPU akan melakukan observasi lagi, kalau seandainya harga bawang putih masih tinggi di atas Rp 40.000 per kilogram,” ungkapnya.
Anggota Perkumpulan Pelaku Usaha Bawang Putih dan Sayuran Umbi Indonesia (Pusbarindo) Bambang membenarkan, kualitas bawang putih yang diimpor pada tahun 2023 itu kurang baik yang dikarenakan terkena hujan saat dilakukan penjemuran oleh petani di China.
“Memang cuaca tidak bagus pada waktu mereka jemur karena hujan. Jadi otomatis kualitasnya kurang bagus. Sekarang yang kami impor itu barang yang kurang bagus yang kami dapati dari 2023,” katanya di lokasi yang sama.
Bambang menuturkan, pihaknya akan kembali mengimpor bawang putih hasil panen yang baru di 2024, di mana ini akan dilakukan pada pertengahan Juni mendatang. Dia memastikan, bawang putih yang akan didatangkan ini akan baik.
“Panen baru di 2024 akan kita impor di Juni pertengahan, itu bawang bagus. Nah itu kami berani impor banyak karena kualitasnya memang bagus,” tuturnya.
Bambang menyebutkan, stok bawang putih saat ini yang dimiliki importir Indonesia sebanyak 50.000 ton sampai 80.000 ton. Menurutnya, stok tersebut mampu mencukupi kebutuhan di dalam negeri.
“Nanti bulan Juni bisa impor kita 50.000 ton sampai 60.000 ton. Jadi kalau untuk stok penjualan sih cukup ya tidak ada masalah,” sebutnya.
Bambang menambahkan, stok bawang putih yang akan diimpor pada pertengahan Juni tersebut mampu mencukupi penjualan di dalam negeri hingga akhir tahun 2024.
“Cukup pasti itu, pemerintah yang ngatur, Kemendag kan ada perhitungan pasti cukup. Bawang putih tidak pernah kekurangan kok, kita tidak pernah bilang bawang putih tidak ada stok. Ya cuma di harganya saja (masalahnya),” tandasnya. (*)
Harga Bawang Putih di Pasar Baru Atambua Melonjak hingga Rp 50 Ribu per Kilogram |
![]() |
---|
Jelang Ramadan, Rajawali Nusindo Turut Amankan Ketersediaan Gula dan Minyak Goreng |
![]() |
---|
Bapanas Akan Bikin Harga Acuan Bawang Putih Guna Mengatasi Gejolak |
![]() |
---|
Puncak Kenaikan Harga Pangan Bakal Terjadi H-1 Lebaran, Daging Sapi Paling Tinggi |
![]() |
---|
Inflasi Pangan Bulan Maret 2024 Mencapai Rekor Tertinggi dalam 20 Bulan Terakhir |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.