Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Senin 20 Mei 2024, “Inilah Ibumu”
Maka untuk mengerti latar belakangnya tentang sebutan Bunda gereja ini maka ada beberapa hal yang perlu disampaikan kepada kita.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Senin 20 Mei 2024, “Inilah Ibumu”
Oleh: Bruder Pio Hayon, SVD.
Hari Senin Biasa pekan VII
Bacaan I:Kej.3:9-15.20
Injil:Yohanes 19:25-34
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua.Ibu adalah orang yang mengandung dan melahirkan kita serta membesarkan kita dalam ikatan kasih yang besar. Ibu juga bisa disematkan kepada mereka yang berperan sebagai ibu dalam satu tugas penampingan karena ada unsur kesamaan dengan ibu yang melahirkan kita. Ibu memberi seluruh hidupnya bagi semua anak yang telah lahir dari kandungannya.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 18 Mei 2024, Tiga Cara Beri Afirmasi Positip ke Sesama dan Komunitas.
Cinta dan usaha yang besar dari seorang ibu ketika mengandung, melahirkan dan membesarkan seorang anak itulah menjadikannya seorang yang paling dicintai oleh setiap anak yang keluar dari rahimnya. Maka ibu layak menjadi seorang pelindung dan penjaga kita terbaik dalam hidup seorang anak manusia.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Hari ini, gereja secara khusus memperingati Santa Perawan Maria Bunda Gereja sehari setelah gereja merayakan pentakosta, saat Roh Kudus turun ke atas para rasul. Maria sendiri sudah memiliki banyak sebutan tanda kehormatan yang disematakan kepadanya. Maka untuk mengerti latar belakangnya tentang sebutan Bunda gereja ini maka ada beberapa hal yang perlu disampaikan kepada kita.
Pertama: Tuhan telah memilih Maria sebagai Bunda Allah; sebab Kristus yang dikandung dan dilahirkannya adalah Allah. Itulah sebabnya di dalam Kitab Suci, Maria disebut sebagai Bunda Allah (lih. Luk 1:43, 35, Gal 4:4). Dengan melahirkan Kristus, Maria juga dapat disebut sebagai Bunda Gereja, karena Kristus sebagai Kepala selalu berada dalam kesatuan dengan Gereja yang adalah anggota-anggota Tubuh-Nya yang memperoleh hidup di dalam Dia.
Kedua, dengan melahirkan Kristus Sang Hidup (Yoh 14:6) yang memberi hidup kepada dunia (Yoh 6:33), Bunda Maria juga secara tidak langsung berperan serta dalam memberikan Hidup kepada dunia. Maria adalah Sang Hawa yang baru, yang daripadanya lahir Kristus, sebagai Adam yang baru (lih. Rom 5:12-21) yang melalui-Nya manusia dapat memperoleh hidup yang kekal.
Ketiga, Oleh ketaatan Bunda Maria dan atas kuasa Roh Kudus, Kristus menjelma menjadi manusia dalam rahim Bunda Maria. Kristus mengambil apapun untuk pertumbuhan tubuh jasmani-Nya dari tubuh Bunda Maria.
Selanjutnya, Gereja yang adalah Tubuh Kristus, dibentuk oleh Yesus dari darah dan air yang keluar dari sisi/ lambung-Nya, serupa dengan dibentuknya Hawa dari sisi/ tulang rusuk Adam. Dengan demikian, terlihatlah betapa tak terpisahkannya hubungan antara Yesus, Maria dan Gereja. Walaupun Kristus dilahirkan oleh Bunda Maria, namun ini tidak menjadikan Bunda Maria lebih utama dari Kristus; sebab yang menjadi Kepala Tubuh (Kepala jemaat) adalah Kristus (Kol 1:18; Ef 5:23).
Keempat, Ketaatan iman Bunda Maria mencapai puncaknya pada saat ia mendampingi Kristus, sampai di bukit Golgota, di saat hampir semua murid-Nya meninggalkan Dia. Bunda Maria tegar berdiri di kaki salib Kristus, dan turut mempersembahkan Dia di hadapan Allah Bapa.
Bunda Maria melihat sendiri kesengsaraan Putera-nya Yesus Kristus yang melampaui segala ungkapan, untuk menebus dosa-dosa manusia. Terakhir, sesaat sebelum wafat-Nya, Tuhan Yesus memberikan Bunda Maria kepada Yohanes, murid yang dikasihi-Nya. “Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya, “Ibu, inilah anakmu” kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya, “Inilah ibumu!” Dan sejak itu murid itu [Yohanes] menerima dia [Bunda Maria] di dalam rumahnya” (Yoh 19: 26-27). Inilah tanda penyerahan IbuNya kepada muridNya yang disamakan dengan GerejaNya.
Untuk itu, dari keempat aspek inilah kita tak dapat memungkiri apa yang sudah diberikan Tuhan kepada Maria. Bahkan sampai pada turunnya Roh Kudus, Maria juga ada bersama-sama dengan para muridNya dan dengan sendirinya Maria juga mendapatkan pencurahan itu.
Namun Maria tidak tampil di depan layar dan hanya berada di belakang mendukung semua perjalanan pelayanan iman para rasul yaitu gereja. Dan itu telah nyata sejak awal pendirian gereja pada pesta pentakosta itu sampai dengan sekarang. Maka julukan yang disematkan kepadanya sebagai Bunda Gereja memang sudah layak dikenakan kepadanya.
Untuk itu tak ada keraguan apapun untuk kita datang kepada Maria agar kita pun dibantu dalam hidup dan karya kita melalui PuteraNya yang terkasih.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita:
Pertama: Semua kita tentu dilahirkan oleh seorang ibu dan yang memelihara kita sampai kita dewasa.
Kedua, untuk itu peran ibu tak dapat disangkal dalam hidup kita yang juga telah ditunjukkan oleh Maria kepada kita dalam dan melalui PuteraNya.
Ketiga, maka tak perlu ada keraguan untuk datang kepadaNya sebagai anak untuk mendapatkan kelembutan kasih seorang ibu untuk kita anak-anaknya. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.