Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 12 Mei 2024, Supaya Mereka Menjadi Satu
Hari ini kita memasuki hari minggu biasa pekan paskah ketujuh. Ini adalah hari minggu terakhir seblum kita masuk pada Pentakosta
Oleh : Bruder Pio Hayon, SVD *)
POS-KUPANG.COM- Sajian Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis Bruder Pio Hayon SVD mengangkat judul, Supaya Mereka Menjadi Satu.
Renungan Harian Bruder Pio Hayon SVD Hari Minggu Biasa Pekan Paskah VII merujuk pada Bacaan I: Kis. 1: 15-17.20a.20c-26, Bacaan II: 1Yoh. 4: 11-16, Injil : Yoh. 17: 11b-19.
Berikut ini teks lengkap Renungan Harian Katolik yang ditulis, Bruder Pio Hayon SVD hari ini.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Menjadi satu adalah ungkapan yang biasa kita dengar dalam upacara pernikahan di mana dua insan bersatu membentuk satu keluarga atau ketika negara dalam keadaan darurat lalu semua orang diminta bersatu agar bisa membantu negara dalam mengatasi masalah yang sedang dialami oleh negara.
Dan masih banyak contoh lain yang dapat kita gunakan untuk menyatakan tentang kesatuan. Atau adagium lama yang biasa kita dengar “bersatu kita teguh bercerai kita runtuh” memberi kita pengertian bahwa bersatu itu menjadi sebuah kekuatan kita.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Hari ini kita memasuki hari minggu biasa pekan paskah ketujuh. Ini adalah hari minggu terakhir seblum kita masuk pada Pentakosta. Bacaan yang disuguhkan kepada kita dimulai dari Kisah para rasul. Petrus dan para rasul pada saat itu menjadi fokus pemberitaan firman.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 11 Mei 2024, Kuasa Doa
Petrus sebagai orang yang dituakan dalam keduabelasan itu tampil untuk menjadi saksi di tengah jemaat akan kebenaran iman akan Allah yang dipenuhi dalam diri Yesus Kristus sang Penylamat itu. Pewartaan Petrus lalu menjadi tanda akan kebenaran iman akan Allah dalam terang Roh Kudus.
Dan dalam pelayanan ini , Petrus sebagai ketua diantara mereka dalam terang Roh Kudus untuk mengangkat orang yang layak dalam tugas pelayanan ini untuk ditambahkan ke bilangan para rasul untuk menggenapi keduabelasan itu. Dan Matias mendapat kepercayaan itu untuk bergabung dalam barisan para rasul.
Sedangkan di dalam bacaan kedua, Yohanes memberikan pengajarannya tentang saling mengasihi sebagai tanda kehadiran Allah di antara kita. Jika kita berada dalam kasih akan Allah dan kita sendiri hidup saling mengasihi maka jika kita tetap berada dalam kasih maka dengan sendirinya ia berada di dalam Allah dan Allah diam di dalamnya.
Maka tak ada jalan lain sebagai pengikutNya, kita harus hidup di dalam kasih Allah melalui pola hidup saling mengasihi di antara kita. Kasih itulah yang mempersatukan kita satu dengan yang lainnya seperti Allah adalah satu adanya. Seperti Yesus dalam doaNya pada perjamuan malam terakhir berdoa kepada BapaNya: “Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam NamaMu yaitu namaMu yang telah Engkau berikan kepadaKu, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.”
Yesus pada perjamuan malam terakhir itu berdoa secara khusus kepada BapaNya bagi para muridNya yang selama ini telah berada bersamaNya dalam tugas pelayananNya selama ini. Dan ketika sudah tiba saatnya, mereka harus ditinggalkan. Maka atas dasar inilah Yesus mendoakan para muridNya secara khusus kepada BapaNya. Inti dari doa Yesus adalah supaya para muridNya itu bersatu sama seperti DiriNya dan Bapa adalah satu.
Maka di dalam doa itu, Yesus memohon kepada Bapa agar kawanan yang telah Dia jaga selama berada bersama dengan Dia agar Bapa tetap menjaga dan melindungi mereka dari pada yang jahat. Karena mereka bukan dari dunia tetapi telah dipilih dari dunia untuk masuk dalam keabadian.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 11 Mei 2024, "Yesus Kristus adalah Mesias"
Doa utama Yesus juga dengan meminta Bapa untuk menguduskan mereka dalam Kebenaran, karena FirmanNya adalah Kebenaran. Dan untuk itu, mereka siap untuk diutus ke dalam dunia, sama seperti Bapa telah mengutus Putera ke dalam dunia. Bagi kita, doa Yesus ini sudah jelas bagi kita.
Yesus tidak mau membiarkan murid-muridNya hidup dalam ketakutan dan ketidakpastian tetapi selalu hidup dalam kesatuan dengan BapaNya di surrga sama seperti mereka satu adanya. Yesus mendoakan para muridNya: “supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.” Kesatuan Bapa dan Putera itu disatukan dalam ikatan Kasih yang dimeteraikan di dalam Roh Kudus.
Maka kita pun seharusnya jika ingin bersatu dengan Allah cuma dengan satu jalan yakni dengan mengasihi Allah dan manusia dalam Roh dan Kebenaran. Karena kita masih saja sering melarikan diri dari ikatan kesatuan dengan Bapa dan Putera oleh karena kita tidak hidup dalam Roh dan Kebenaran.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama: kita smua adalah murid Tuhan. Dan sbagai muid Tuhan kita shausnya slalu bersatu denganNya.
Kedua, persatuan itu harus selalu ditandai dengan kesatuan kasih kita akan Allah dan sesama kita.
Ketiga, untuk bisa mencintai Tuhan dan sesama dengan benar maka kita butuh kekuatan Roh Kudus sebagai ikatan cinta kasih Abadi di dalam Allah.(*)
*) Bruder Pio Hayon, SVD adalah Dosen STPM Santa Ursula Ende, Konselor dan Koordinator Bruder Subzonal Indo-Leste
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.