Pilpres 2024

Mahfud Risau Kalau Prabowo-Gibran Perbanyak Kementerian: Peluang Korupsi Makin Meningkat

Mantan Menko Polhukam yang juga cawapres nomor urut 03, Mahfud MD kini risau mendengar rencana Prabowo-Gibran menambah jumlah kementerian di Indonesia

Penulis: Frans Krowin | Editor: Frans Krowin
ISTIMEWA/POS-KUPANG.COM
RISAU – Mantan Menko Polhukam yang juga cawapres nomor urut 03, Mahfud MD kini mulai risau pasca beredar isu Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka akan menambah jumlah Kementerian. 

POS-KUPANG.COM – Mantan Menko Polhukam yang juga cawapres nomor urut 03, Mahfud MD kini risau mendengar rencana Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang akan memperbanyak jumlah kementerian di pemerintahan mendatang.

Alasannya sangat simple. Bahwa bertambahnya Kementerian akan berpeluang memperbanyak dampak negatif. Salah satunya, adalah memperbesar peluang penyalahgunaan keuangan negara. Artinya, kasus korupsi diperkirakan bakal meningkat.

“Membengkaknya jumlah kementerian, akan menimbulkan masalah baru karena jadi sumber korupsi yang ikut-ikutan bertambah,” ujar Mahfud MD dalam Seminar Nasional "Pelaksanaan Pemilu 2024: Evaluasi dan Gagasan Ke Depan" yang dilaksanakan Rabu 8 Mei 2024. 

Dikatakannya, jumlah kementerian yang bertambah memungkinkan bertambahnya korupsi di Indonesia. Pasalnya, sumber-sumber korupsi bertambah sebagai dampak dari kebijakan penambahan kementerian itu.

Kementerian yang dibentuk nanti, lanjut Mahfud akan memegang anggaran. Dan dari sumber itulah kasus korupsi bakal subur di Indonesia," kata Mahfud.

Menurut Mahfud yang juga Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) itu, seseorang yang memenangkan pemilihan umum (pemilu), biasanya punya banyak janji.

Dari janji-janji itulah yang mendorong munculkan ide untuk menambah jumlah Kementerian. Semua itu untuk satu tujuan, yakni mengakomodir janji-janji yang sudah disampaikan pada publik.

Ia lantas mengurai jumlah kementerian yang terus bertambah dari waktu ke waktu. Dulu, ada 26 kementerian lalu kini bertambah jadi 34 kementerian.

"Menteri, dulu kan 26, jadi 34, lalu ditambah lagi. Pemilu yang akan datang bertambah lagi jadi 60 begitu dan seterusnya, Ini artinya, kolusi semakin luas dan rusaklah negara ini," kata Mahfud yang juga mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu.

Mahfud pun mengaku pernah mengusulkan agar jumlah kementerian dipangkas, misalnya dengan menghapus kementerian koordinator (kemenko) yang dinilai tak banyak gunanya.

Eks calon wakil presiden pada Pilpres 2024 ini lantas membandingkan jumlah kementerian di Amerika Serikat yang hanya belasan dengan membawai direktur jenderal di setiap unit.

"Asosiasi pengajar hukum tata negara di 2019, itu rekomendasinya dikecilkan jumlah kementerian itu. Bahkan kita mengatakan bahwa kemenko itu tidak harus ada. Rekomendasinya sih, yang direkomendasikan kemenko dihapus," kata dia.

Mahfud mengatakan, semangat dalam membatasi jumlah kementerian itu adalah menghindari peluang meluasnya praktik korupsi.

"Semangatnya bukan terus bagi-bagi kekuasaan begitu. Semangatnya itu membatasi jumlah-jumlah pejabat setingkat menteri," ujar mantan menteri koordinator bidang politik, hukum, dan keamanan itu.

Presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, berencana menambah jumlah kementerian di pemerintahan mereka kelak, dari yang tadinya berjumlah 34 menjadi lebih dari 40.

Gibran mengakui wacana itu sedang terus dibahas dan belum menjadi sebuah keputusan.

"Itu nanti ya. Masih dibahas, masih digodok lagi. Tunggu saja ya," kata Gibran di Solo, Jawa Tengah, Selasa 7 Mei 2024.

Gibran mengatakan, salah satu kementerian yang disiapkan untuk dibentuk adalah kementerian yang akan menangani program makan siang gratis.

Menurut dia, program makan siang gratis mesti ditangani oleh satu kementerian khusus karena pelaksanaan program tersebut cukup kompleks. 

"Ya karena melibatkan anggaran yang besar, distribusinya juga tidak mudah, logistiknya tidak mudah, monitoringnya juga tidak mudah. Ini makannya harus dibahas. Ya kita ingin program ini benar-benar bisa berjalan karena kita ingin program ini benar-benar bisa impactful, benar-benar bisa dirasakan oleh anak sekolah," kata Gibran.

"Tapi, tunggu dulu ya. Ini belum pasti kok masalah kementeriannya. Ditunggu saja dulu," ujar putra sulung Presiden Joko Widodo itu.

Baca juga: Megawati Soekarnoputri Tak Punya Agenda untuk Terima Prabowo Subianto

Baca juga: Eko Patrio Diusulkan Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran, Ini Daftar Kekayaannya

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman pun tidak membantah wacana penambahan kursi menteri di kabinet Prabowo-Gibran kelak.

Malahan, ia menganggap wajar jika jumlah kementerian bertambah karena Indonesia merupakan negara yang besar.

"Dalam konteks negara jumlah yang banyak itu artinya besar, buat saya bagus, negara kita kan negara besar. Tantangan kita besar, target-target kita besar," kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (6/5/2024).

"Wajar kalau kita perlu mengumpulkan banyak orang, berkumpul dalam pemerintahan sehingga jadi besar," ujar dia melanjutkan. (Kompas.com/Nicholas Ryan Aditya/*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved