UKAW Kupang
Dr. Mesakh A.P. Dethan: Pelayanan Kepada Sesama Adalah Ciri Orang yang Sehat
Suasana biara sunyi sepi tanpa kehangatan. Kemudian, datanglah seorang kepala biara yang ditugaskan untuk mengatasi masalah tersebut.
POS-KUPANG.COM - “Pelayanan kepada sesama adalah ciri orang yang sehat secara mental dan punya karakter yang baik’, dan disitulah kita ibarat berjumpa dengan Tuhan dalam diri sesame”, demikian penggalan khotbah yang disampaikan oleh Pdt. Dr. Mesakh Dethan, M.Th, MA, pada Kebaktian Minggu ke V Paskah, dan Pengutusan (Pdt. Nova Rosalinda Pairikas-Frihastuty, M.Th) dan Perhadapan Pendeta (Pdt. Yarles Isakh Nautu, S.Th), di GMIT Viadolorosa Bileno Klasis Kupang Timur, 28 April 2024.
Pendeta Mesakh Dethan, akademisi dan teolog UKAW ini memulai khotbahnya dengan mengutip sebuah cerita menarik yang terjadi di sebuah biara hampir ditutup karena suasana yang tidak kondusif. Para biarawan dan biarawatinya enggan bertegur sapa satu dengan yang lain.
Suasana biara sunyi sepi tanpa kehangatan. Kemudian, datanglah seorang kepala biara yang ditugaskan untuk mengatasi masalah tersebut.
Lalu, kepala biara itu mengumpulkan para biarawan dan biarawati dan mengatakan bahwa salah satu di antara mereka adalah Yesus yang sedang menyamar. Seisi biara itu pun gempar. Kini, suasana menjadi hangat kembali karena mereka saling bertegur sapa dan saling menolong.
“Jangan-jangan itu Yesus yang sedang menyamar dalam wajah orang yang aku jumpai,” pikir mereka masing-masing. Nah berkaitan dengan itu, hari ini, kita akan merenungkan Firman Tuhan dari Matius 25:31-46, yang mengajarkan kepada kita tentang pentingnya melayani sesama sebagai ekspresi kasih kepada Kristus.
Menurut R.E. Nixon (Nixon, 1970) teks Firman Tuhan Matius 25:31-46 ini bukanlah sebuah perumpamaan sebagaimana perumpamaan Tuhan Yesus umumnya, namun adalah sebuah deskripsi bergambar tentang penghakiman terakhir. Yesus mengatakan ada pemisahan yang tajam antara mereka yang akan mewarisi Kerajaan Allah yang sudah disiapkan Tuhan (ayat 34) dan mereka yang akan menerima penghukuman melalui api yang kekal (ayat 41). Tuhan Yesus menegaskan akan ada hukuman kekal dan hidup kekal yang disiapkan pada akhir zaman (ayat 46).
Dalam pasal ini, Yesus menceritakan tentang kedatangan-Nya di akhir zaman, di mana Ia akan duduk di takhta kemuliaan-Nya dan segala bangsa akan berkumpul di hadapan-Nya. Ia akan memisahkan mereka seperti seorang gembala yang memisahkan domba dari kambing.
Yesus memberi pengajaran terakhir tentang kedatangan-Nya melalui pemisahan antara domba (orang yang melakukan kasih) dan kambing (orang yang tidak melakukan kasih). Pengaaran itu seolah memberi pesan bahwa buah-buah dari keselamatan adalah berbuat kasih kepada sesama (ay 35-40). Orang yang tidak berbuat kasih akan dibuang dalam siksaan kekal (ay 41-46).
Orang bertanya pada Yesus: Tuhan bilamanakah kami melihat Engkau lapar, haus, sebagai orang asing, telanjang, sakit dan dalam penjara sehingga kami memberi Engkau makan, minum, tumpangan, pakaian dan mengunjungi Engkau? Atas pertanyaan ini Yesus memberi jawaban: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku (ay 40). Demikian juga Ketika kamu tidak melakukan segala sesuatu bagi saudaraku yang paling hina, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku (45)”.
Tafsiran dari ayat-ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa melayani sesama adalah salah satu cara utama untuk mengasihi Kristus. Ketika kita membantu orang lain, kita sebenarnya melakukan itu kepada-Nya. Bukankah itu luar biasa? Itulah sebabnya mengapa setiap tindakan kasih kepada sesama tidak pernah sia-sia di mata Tuhan.
Iman kepada Kristus dinyatakan melalui tindakan kasih kepada sesmama yang berkekurangan, yang membutuhkan topangan dan pertolongan. Memberi makan kepada yang lapar, memberi minuman kepada yang haus, memberi tumpangan kepada yang terasing, memberi pakaian kepada yang telanjang, merawat yang sakit, mengunjungi orang-orang yang dalam penjara. Iman kepada Kristus menuntun kita untuk peduli dan berempati kepada sesama. Dalam diri merekalah kita berjumpa dengan Tuhan yang penuh kasih itu.
Menurut doktor lulusan Universitas Heidelberg Jerman ini, aplikasi dari ajaran ini sangat jelas: Marilah kita berbuat baik kepada semua orang di sekitar kita, terutama kepada mereka yang membutuhkan. Mungkin kita tidak memiliki kekayaan materi yang berlimpah, tetapi kita semua memiliki kekayaan kasih, perhatian, dan waktu. Jadikanlah setiap kesempatan sebagai waktu untuk melayani Kristus melalui melayani sesama. Pelayanan kepada sesama adalah ciri orang yang sehat secara mental dan punya karakter yang baik.
Ciri orang yang sehat secara mental karena punya karakter yang baik menurut Gordon Allport (Boeree, 2006) :
1. Memiliki perhatian kepada orang lain dan kehangatan dalam hubungan sosial
2. Mampu mengontrol emosi dan menerima diri sendiri apa adanya
3. Memandang dunia dengan objektif dan tidak menuntut lingkungan sekitar untuk menuruti keinginannya
4. Memahami kekurangan dan kelebihan yang dimiliki
5. Memiliki tujuan hidup dan pandangan optimis ke depan
6. Mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah
7. Memiliki nilai dan filosofi hidup
Menurut Mesakh Dethan, mantan Wartawan Pos Kupang ini, kalau tidak bisa berbuat baik pada orang lain, setidaknya kita jangan jadi racun dan Setan dalam hidup orang lain. Karena menjadi pengikut Kristus adalah membawa kabar baik dan bukan perselisihan dan perbantahan. Kalau tidak bisa jadi contoh dalam mengasihi dan mengampuni, setidaknya jangan jadi batu sandungan dan penghalang bagi orang yang mau berbuat baik bagi sesamanya. Ciri-ciri manusia racun: susah kalau lihat orang senang, senang kalau lihat orang lain susah. Maki-maki dan marah kalau orang lain buat salah, tetapi minta dipahami kalau diri sendiri yang salah. Gampang untuk mengeritik, tapi susah untuk memuji orang lain.
Ada kisah dari Khalifa Bisma Sanjaya (Sanjaya, 2024) yang dia beri judul cara mendisain anak supaya menjadi gila. Cerita itu didesikasikan oleh Sanjaya kepada seorang anak yang menjadi gila karena beban belajar yang terlalu berat yang diberikan orang tua kepadanya. Sebetulnya menurut Sanjaya maksud orangtuanya baik (terutama Ibunya), namun beban belajar yang belebihan dan anak tak diberi kesempatan satu jam pun untuk bermain dengan kawan-kawannya membuat anaknya jadi gila.
Ini beberapa dialog yang Mesakh Dethan kutip:
Thoriq: “Bu … aku lelah.” Ibu: “Halah, jangan terus mencari alasan! Nak, kamu tu kuat bagai harimau. Kamu hebat bagai elang. Aku sengaja mendidikmu dengan sangat keras supaya kamu bisa mengenal dirimu sendiri yang pandai, hebat, mental juara dan nomer satu.” Thoriq: “Aku bukan nomor satu.” Ibu: “Diam!!!! Kamu harus menutup semua pintu kemalasan.” Thoriq: “Bu, aku ingin bermain seperti anak-anak yang lain.” Ibu: “Berarti kamu membuang masa mudamu hanya untuk hal-hal yang tak berguna.” Thoriq: “Aku ingin menikmati hidup, apakah salah?” Ibu: “Hidup itu perjuangan, bukan untuk nyantai-nyantai, ngerti?????”
Thoriq: “Bu, beban belajarku banyak. Tugas, PR, menghafal Qur’an, aku hanya lima jam tidur dalam sehari. Kini ketambahan beban persiapan olimpiade matematika. Hiks … hiks …” Ibu: “Kalau kamu masih menganggap aku ini ibumu, kamu harus patuhi ibu! Tak ada orang tua yang menyuruh keburukan kepada anaknya. Semua orang tua menginginkan kebaikan.
Tolong dipikirkan!!!! Sekarang cepat tidur!!!” Otak Thorik benar-benar lelah. Sekarang kadang terasa nyeri. Ibunya gak peduli. Hmm … hanya Laila yang memahami keadaannya. Dua hari kemudian, Ibu Thoriq jingkrak-jingkrak karena Thoriq berhasil memenangkan olimpiade matematika se-jawa tengah. Sang Ibu terus mengabarkan berita gembira ini kepada teman-temannya. Aroma kesombongan semakin tercium. Niatan awal belajar hanya untuk mencari ridho Allah, kini bergeser menjadi niatan yang picik yaitu ingin di puji. Di sore yang sejuk, sejenak Thoriq menyendiri di pinggir sungai. Kadang dia tertawa sendiri, kadang menangis sendiri. Matanya terus terpaku kepada beberapa ikan sepat yang berenang kian kemari. Dia menoleh ke arah kanan. Alangkah kagetnya Thoriq, di … di … dia melihat ada manusia yang mencekik Laila.
Dia melihat Laila mengerang kesakitan. Sontak Thoriq menjerit dan menjerit. Jeritannya semakin keras hingga ibunya datang dan memeluknya. Ibu: “Nak, kamu kenapa? Kenapa menjerit-jerit?” Thoriq: “Bu, lihatlah! Laila dicekik perampok.” Ibu: “Mana?” “Itu Bu, di samping kanan Ibu. Hiks … hiks … kasihan Laila, tolonglah dia!” Ibu: “Nak, di samping kanan Ibu gak ada apa-apa alias kosong. Coba pejamkan mata!” Thoriq: “Enggih Bu.” Ibu: “Sekarang buka matamu!” Thoriq: “Enggih.”
Ibu: “Apa kamu masih melihat Laila dicekik?” Thoriq: “Enggak. Sudah tidak ada.” Peristiwa itu membuat semua shock. Sejam kemudian, Thoriq kembali jerit-jerit. Kali ini di kamarnya dia melihat Laila ditusuk oleh perampok sehingga darah mengucur deras membasahi lantai kamar. Tapi ibunya tak melihat itu. Semua orang tak melihat kejadian itu kecuali … Thoriq.
Dua hari Thoriq tak bisa tidur. Setiap dua jam dia menjerit. Kedua orang tuanya menangis hingga kelopak mata pada bengkak. Hanya satu pertanyaan, “Ada apa dengan Thoriq?” Sebulan kemudian Tak ada pilihan lain, Thoriq dirawat di rumah sakit jiwa Magelang. Kali ini Laila datang membezuk. Melihat kondisi Thoriq yang semakin mengenaskan, Laila menangis sambil terus memegang tangan Thoriq
Motivasi orang tua bagi keberhasilan anak-anaknya baik, namun jika motivasi itu berlebihan dan apalagi ada aroma mau makan puji dengan mau mau pamer, justru akan menjadi racun bagi anak-anak untuk bertumbuh normal. Jadilah orang tua yang baik!
Tapi juga kita harus berhadapan dengan orang tua, sahabat, tetangga, kenalan yang mempunyai mental beracun, selain harus sabar dan banyak berdoa. Dan menurut Jerry M. Kantor pengarang buku The Toxic Relationship Cure (Kantor, 2013), hubungan yang beracun itu merugikan karena mengikis martabat seseorang, merusak kepercayaan dirinya, dan merusak kepribadiannya. Kita bisa menyembuhkan luka trauma psikis meradang melalui Psikoterapi, konseling, atau obat-obatan psikiatri.
NamuN ada yang lebih mujarab menurut Jerry M. Kantor yaitu dengan metode yang paling efektif dan transformative suatu bentuk pengobatan alami yang disebut homeopati untuk menyembuhkan penderitaan emosional dan spiritual. Penyembuhan Hubungan Beracun memberikan wawasan tentang metode homeopati menyelesaikan trauma dari hubungan beracun, diilustrasikan dengan kisah-kisah nyatan dalam bukunya itu, dan karakter fiksi berdasarkan klien yang telah disembuhkan oleh Jerry M. Kantor dengan homeopati.
Keselamatan bagi kita yang beriman tidaklah semata-mata bergantung pada perbuatan baik yang kita lakukan, tetapi terutama adalah kasih karunia Tuhan dan juga pada kesediaan kita untuk merespons undangan Yesus untuk menjumpai Dia melalui hubungan dengan sesama manusia dan alam ciptaan-Nya. Ini adalah ekspresi iman yang mengikuti teladan Kristus dan menjadi ukuran kesetiaan kita terhadap ajaran Injil. Dalam meneladani Kristus, kita mengikuti contoh-Nya dengan berpihak kepada orang-orang yang menderita, sebagaimana yang telah dilakukannya sebelumnya. Hal ini juga yang harus dilakukan terus menerus oleh kita semua dan pendeta yang hari ini diutus dan pendeta yang akan diperhadapkan dan melayani disini.
Ibu Nova harus rela meninggalkan semua kenangang indah yang ada disini. Memang meninggalkan jemaat yang sudah dilayani bertahun-tahun bisa menjadi tantangan emosional, tetapi percayalah bahwa langkah ini adalah bagian dari rencana Tuhan. Maka jemaat juga harus menerimanya.
Ibu Pendeta Nova hendaknya terus menjaga hubungan baik dengan jemaat Viodolorosa Bileno. Meskipun Ibu pendeta akan pergi, tetaplah tersedia untuk memberikan dukungan, nasihat, dan doa bagi mereka. Juga pelihara hubungan baik dengan pendeta Isakh Nautu yang menggantikan. Berikan arahan yang jelas kepada pendeta Nautu, serta berikan mereka dukungan yang diperlukan dalam memulai pelayanannya. Ingatlah bahwa pelayanan tidak hanya tentang individu, tetapi tentang keseluruhan tubuh Kristus. Lepaskan kendali dan percayakan jemaat kepada Tuhan dan pimpinan yang baru di Bileno. Seringkali jadi masalah kalau pendeta lama masih suka campur-campur urusan pada hal tidak diminta.
Bagi Pendeta Nautu yang mengggantikan Ibu Pendeta Nova, belajarlah untuk menghargai dan menghormati warisan pelayanan pendeta sebelumnya. Kenali pencapaian-pencapaian dan tantangan yang telah dihadapi jemaat dan pendeta sebelum Anda. Dengarkan dengan seksama kebutuhan dan harapan jemaat. Berkomunikasilah secara terbuka dan jujur dengan mereka, dan bangunlah hubungan yang kuat berdasarkan kepercayaan. Berdoalah dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan kebijaksanaan dan pengarahan dari Tuhan dalam memimpin jemaat ini. Berdasarkan firman Tuhan, bangunlah visi dan strategi yang jelas untuk pertumbuhan rohani dan pelayanan jemaat.
Pendeta Nautu juga dapat belajar untuk menerima bimbingan dan dukungan dari sesama pendeta dan pimpinan Klasis Kupang Timur. Jangan ragu untuk meminta nasihat dan doa dari mereka yang telah berpengalaman dalam pelayanan gereja.
Untuk kedua pendeta yang diutus maupun diperhadapkan tetaplah rendah hati dan terbuka terhadap perubahan. Kenali bahwa setiap pelayanan memiliki tantangan dan kesempatan uniknya sendiri, dan bersiaplah untuk belajar dan berkembang sepanjang perjalanan Anda berdua. Melalui kerendahan hati, doa, dan kesediaan untuk melayani, Ipen Nova dan Papen Isakh dapat berkontribusi dalam membangun kerajaan Allah di tengah-tengah jemaat dan dimana pun berada.
Di akhir khotbahnya Pendeta Mesakh Dethan mengajak seluruh jemaat yang hadir untuk hidup dengan kesadaran bahwa setiap tindakan kasih kepada sesama adalah tindakan kasih kepada Kristus sendiri. Saat kita berpisah di sini hari ini, ingatlah kata-kata bijak dari Mother Teresa, "Bukan seberapa banyak kita lakukan, tetapi seberapa banyak kasih yang kita berikan dalam melakukan apa yang kita lakukan." Marilah kita menjalani hidup kita dengan penuh kasih, karena pada akhirnya, itulah yang akan mengukur nilai sejati kita di hadapan Tuhan. Itulah maknanya berjumpa dengan Tuhan dalam diri sesama. Amin. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
UKAW Kupang Berdayakan Perempuan Penenun Desa Baumata Melalui Kegiatan PKM |
![]() |
---|
Wakil Rektor UKAW Kupang Hadiri Konvensi Akademis BK-PTKI di Sorong Papua Barat Daya |
![]() |
---|
Mahasiswa Fakultas Ekonomi UKAW Kupang Dapat Pembekalan Sebelum PKL |
![]() |
---|
Ujian Seminar Hasil Tesis Mahasiswa Pascasarjana Teologi UKAW Berlangsung Sukses |
![]() |
---|
Menpora RI Akan Kunjungi UKAW, Sampaikan Kuliah Umum dan Resmikan Lapangan Cricket |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.