Pilpres 2024

PDIP Masih 'Musuhi' Gibran, Sebut Belum Tulus Temui Megawati Soekarnoputri

Niat calon wakil presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka untuk menemui Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, rupanya ditanggapi sinis oleh PDIP.

Penulis: Frans Krowin | Editor: Frans Krowin
KOLASE/POS-KUPANG.COM
BELUM TULUS – Gibran Rakabuming Raka dinilai belum tulus untuk menemui Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. 

POS-KUPANG.COM – Niat calon wakil presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka untuk menemui Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, rupanya masih ditanggapi sinis oleh politisi PDIP.  Masinton Pasaribu malah menuding Gibran sedang memamerkan gimik untuk merendahkan Bu Mega.

Penilaian itu mencuat, setelah cawapres terpilih yang juga Wali Kota Solo itu mengungkapkan pernyataan bahwa dirinya ingin sekali bertemu Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri untuk membicarakan nasib bangsa.

Kepada awak media, Gibran menyebutkan, bahwa dirinya ingin berkonsultasi dengan banyak tokoh nasional, sebelum mendampingi capres terpilih Prabowo Subianto untuk menyusun Kabinet Indonesia Maju.

Salah satu tokoh yang ingin dijumpai, adalah Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri. Namun hingga kini niat bertemu Bu Mega belum kesampaian.

"Ya nanti ya, senior-senior, tokoh-tokoh, ketua-ketua semuanya mintain (diminta) masukkan, tidak terkecuali beliau (Megawati)," ujar Gibran sebagaimana dikutip dari Kompas TV, Senin 6 Mei 2024.

Namun Gibran juga mengaku bahwa sampai saat ini belum ada komunikasi dengan Megawati. Rencana Gibran ini lantas direspons dingin oleh sejumlah politikus PDIP.

Masinton Pasaribu, misalnya, menganggap rencana Gibran ingin berkonsultasi ke Megawati hanyalah gimik.

Menurut dia, Gibran tak perlu membangun komunikasi bergaya gimik seperti itu kepada Megawati karena tidak akan direspons oleh ketua Umum PDIP itu.

"Ya kalau ada yang bilang ingin konsultasi dengan Ibu Megawati, konsultasi terkait kabinet, menurut saya itu cuma gimik-gimik saja, dan itu enggak perlulah.

Ibu Megawati pasti enggak menanggapi gaya komunikasi gimik-gimik seperti itu," tegas Masinton, dikutip dari kompas.com.

Masinton juga menilai, gaya komunikasi yang dibangun Gibran tersebut tak mencerminkan ketulusan dan kejujuran, hanya sebatas gimik.

"Karena itu bukan gaya komunikasi yang tulus, jujur, itu cuma gimik-gimik yang enggak punya makna, dan enggak punya arti tentunya," ujar anggota DPR ini.

"Pasti kalau kita sendiri tidak lah, masa komunikasi dengan Ibu Megawati cuma mau dijadiin gimik gitu lho, ya enggak lah, bukan levelnya begitu," kata Masinton.

Itu Area Prabowo Bukan Gibran

Politikus PDIP lainnya, Hendrawan Supraktikno, mengingatkan bahwa presiden yang memiliki hak prerogatif untuk menyusun kabinet, dalam hal ini Prabowo Subianto, bukan Gibran.

Oleh karena itu, menurut dia, semestinya Prabowo yang membuka komunikasi dengan Megawati jika ingin berkonsultasi soal penyusunan kabinet.

"Yang komunikasi yang punya hak prerogatif, dalam hal ini Pak Prabowo.

Mungkin Gibran bisa nimbrung atau diikutkan," kata Hendrawan kepada Kompas.com, Minggu 5 Mei 2024.

Anggota Komisi XI DPR ini menyebutkan, rencana pertemuan antara Prabowo dan Megawati pun terus dikomunikasikan.

"Komunikasi terus dibangun. Tinggal tunggu momentum yang pas, bisa sebelum atau setelah Rakernas," ujar Hendrawan.

Hendrawan pun berpandangan, pernyataan Gibran tersebut tidak perlu diperpanjang karena menurutnya banyak dinamika politik yang akan terjadi.

"Nanti terkesan pencitraan sudah merangkul atau inklusif," kata dia.

Senada dengan Hendrawan, politikus PDI-P lainnya, Andreas Hugo Pareira, mengingatkan wakil presiden hanya bertugas untuk membantu presiden, termasuk soal menyusun kabinet.

Hugo tidak menjawab gamblang ketika ditanya mengapa PDIP bersikap dingin terhadap Gibran, termasuk apakah karena Gibran masih berada dalam bayang -bayang Presiden Jokowi.

Anggota Komisi X DPR ini hanya mempertanyakan sikap Gibran yang seolah-olah berperan sebagai presiden dengan ingin berkonsultasi ke Megawati soal penyusunan kabinet.

"Saya enggak tahu urusan Gibran, apakah bayang-bayang atau dayang-dayang.

Soal Pak Prabowo akan bicara dengan siapa termasuk kalau mau bicara dengan Ibu Megawati, itu wilayah prerogatif Pak Prabowo.

Sebagai politisi senior, beliau (Prabowo) tentu sangat paham dengan siapa dan kapan dia berbicara," kata dia.

Baca juga: Masa Depan Gibran Bakal Cemerlang, Bisa 2 Kali Wapres, Lalu 2 Kali Presiden

Baca juga: Boyamin Saiman Minta Prabowo-Gibran Cepat Serahkan Nama Calon Menteri ke KPK, Begini Katanya

Sebelumnya PDIP menegaskan bahwa Gibran dan Presiden Joko Widodo saat ini bukan kader partai mereka.

Keduanya, yang dibesarkan oleh PDIP, dianggap tidak loyal bahkan melawan kebijakan partai dalam pilpres 2024.

PDIP mencalonkan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, sementara Gibran justru berpasangan dengan Prabowo Subianto.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI kemudian menetapkan Prabowo-Gibran sebagai pemenang pemilu. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved