Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Senin 22 April 2024, "Kristus Pintu Masuk yang Benar"

Dengan demikian para pendengar lebih mudah mengerti dan menangkap maksud Yesus di balik itu. Pengajaran hari ini diambil dari kebiasaan menggembalakan

Editor: Eflin Rote
YOUTUBE SUARA PAGI RENUNGAN HARIAN KATOLIK
RP. John Lewar SVD 

Hari Biasa Pekan IV Paskah
Lectio: Kisah Rasul 11:1-18
Mazmur 42:2-3; 43:3,4
Yohanes 10:1-10

Oleh: Pastor John Lewar SVD

Ada satu hal yang menarik dalam pengajaran Yesus adalah menggunakan contoh atau perumpamaan dari hal-hal yang sederhana dalam hidup sehari-hari.

Dengan demikian para pendengar lebih mudah mengerti dan menangkap maksud Yesus di balik itu. Pengajaran hari ini diambil dari kebiasaan menggembalakan domba di tengah masyarakat saat itu.

Yesus menggambarkan kebenaran ilahi yang diambil dari hal-hal yang sudah menjadi kebiasaan setempat, sehingga tidak terasa asing. Juga agar tidak mengaburkan maksud yang ingin disampaikan-Nya itu.

Beberapa hal yang sudah jelas dan menjadi pengetahuan umum bagi mereka saat itu antara lain adalah bahwa pencuri atau perampok memang selalu datang untuk mengganggu kawanan domba dan merugikan pemiliknya dengan cara yang tidak biasa.

Orang Yahudi membuat kandang berbentuk lapangan di tanah, berpagar tembok tinggi untuk melindungi domba-domba dari serangan binatang buas di waktu malam. Ada satu pintu yang dikunci dan seorang penjaga bergantian mengawalnya sepanjang malam.

Para pencuri tidak masuk melalui pintu, melainkan memanjat tembok. Hal itu lebih sebenarnya lebih sulit namun menggambarkan bahwa jika orang berniat jahat, biasanya ia akan rela menempuh jalan atau melakukan tindakan berisiko dan berbahaya.

Ini dapat menjadi teguran buat kita. Kita pun seringkali terjebak dalam usaha luar biasa keras, yang lebih daripada usaha kita dalam melayani Allah. Padahal itu hanya untuk melakukan sesuatu yang tidak berkenan kepada Allah.

Hal yang lain dalam penggembalaan domba adalah domba-domba hanya mendengarkan suara gembalanya. Kebiasaan di Timur Tengah, sang gembala memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya. Ini berarti
bahwa si gembala menaruh perhatian khusus pada masing-masing dombanya.

Ia mengetahui dengan tepat berapa jumlah kawanannya. Setiap hari ia menuntun dan membawa domba gembalaannya untuk mencari padang rumput supaya mereka dapat makan. Si gembala tidak perlu menghalau domba-domba itu, cukup berjalan di depan kawanan itu saja.

Selalu siap menghadapi rintangan yang mungkin menghadang dari depan, dan domba-dombanya akan merasa aman untuk berjalan mengikuti langkahnya. Kita orang-orang yang percaya kepada Kristus diibaratkan sebagai kawanan domba, makhluk ciptaan yang bergantung pada Sang Gembala yang adalah Penciptanya.

Kita digembalakan untuk dipersatukan-Nya dalam gereja di dunia, yang adalah kandang yang baik, dilindungi dengan baik oleh Allah sendiri yang menjaga pintu.

Kristus telah menyatakan dirinya adalah Pintu. Ini pertama-tama berarti bahwa Ia menempatkan diri-Nya sebagai penghalang yang merintangi pencuri dan perampok untuk masuk. Yang dimaksud oleh Yesus dalam kelompok pencuri ini adalah ahli-ahli Taurat, kaum Farisi dan imam-imam kepala yang berupaya merintangi dan mencegah Kristus serta kebenaran-Nya hadir di tengah kehidupan umat.

Cara yang mereka pakai adalah mengacaukan benak orangorang dengan pengajaran-pengajaran yang salah tentang Jususelamat kita dan mencuri jiwa-jiwa yang mencari keselamatan ilahi itu. Hal itu sama seperti dengan mereka yang menentang Petrus karena merasa bahwa mereka adalah gembala yang membela gereja.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved