Berita Lembata
DPRD Lembata: Pasien Rumah Sakit di Lembata Masih Kesulitan
Dia mengatakan masyarakat banyak mengeluh karena kesulitan untuk mendapatkan darah ketika keluarganya sakit dan membutuh donor darah.
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Di Lembata, pasien di rumah sakit masih kesulitan mendapatkan darah.
Keluarga pasien tidak jarang putus asa karena begitu sulitnya mencari orang untuk mendonorkan darah mereka.
Pemda Lembata terkesan tutup mata masalah darah yang selama ini sering dikeluhkan oleh masyarakat. DPRD Lembata juga tidak serius membicarakan hal ini dengan pemerintah daerah.
Hal ini diutarakan Anggota DPRD Lembata Komisi III DPRD Lembata Filibertus Wuwur.
Dia mengatakan masyarakat banyak mengeluh karena kesulitan untuk mendapatkan darah ketika keluarganya sakit dan membutuh donor darah.
“Apakah tidak pernah dipikirkan oleh pemerintah untuk bank darah di RSUD Lewoleba, pasien yang butuh donor darah sangat sulit untuk mendapatkan darah,” katanya, Sabtu, 20 April 2024.
Menurut Filbertus, darah itu mahal dan vital bagi pasien yang membutuhkan donor darah. Setetes darah bisa menyelamatkan pasien yang sakit atau bahkan sekarat.
Baca juga: BPBD Lembata Gelar Rakor Bahas Karhutla Dan Rabies
Masyarakat Lembata menurut dia bisa dengan suka rela mendonorkan darah untuk kemanusian, tetapi sayangnya belum ada bank darah untuk menyimpan darah.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata, dokter Geryl Huarnoning mengatakan darah memang sangat vital bagi pasien yang membutuhkan donor darah terutama bagi ibu hamil.
Masing -masing rumah sakit semestinya menyiapkan bank darah, yang dikelola oleh PMI.
Di Lembata belum ada bank darah. Di RSUD Lewoleba memang ada tempat untuk penyimpanan darah, tetapi kapasitasnya kecil dan batas waktu penyimpanannya hanya 30 hari. Lewat dari 30 hari, darah tersebut tidak bisa dipakai lagi.
Menurutnya, untuk bank darah, butuh sarana prasarana gedung, alat penyimpan darah, peralatannya juga mahal. Karena itu butuh anggaran yang cukup besar untuk membangun bank darah.
Dia berujar bank darah ini tidak dikelola oleh rumah sakit tetapi ditangani secara khusus oleh PMI.
"Karena itu PMI kita hidupkan kembali dan kalau bisa hibahkan anggaran untuk PMI untuk bangun bank darah di Lembata," ungkapnya. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.