Undana

Yosep Seran Mau Jelaskan Perbedaan Akreditasi Nasional dan Internasional

Prodi yang ada dalam satu bidang ilmu dapat digabung, tentunya dengan melihat kecocokan visi, misi dan lain sebagainya. 

|
Penulis: Rosalia Andrela | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/ROSALIA ANDRELA
Jumpa pers di Undana terkait empat Prodi di Undana yang meraih akreditasi internasional. Kiri ke kanan Alfred Dima selaku Koordinator Prodi S2 Ilmu Lingkungan, Jacob Ratu selaku Kepala LP3M, Annytha Detha selaku Warek Bidang Akademik, dan Yosep Seran Mau selaku Ketua Tim Task Force ASIIN. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Rosalia Andrela

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Universitas Nusa Cendana (Undana), baru saja meraih akreditasi Internasional dari lembaga akreditasi ASIIN (Akkreditierungsagentur für Studiengänge der Ingenieurwissenschaften, der Informatik, der Naturwissenschaften und der Mathematik) yang berbasis di Jerman.

Akreditasi internasional tersebut diraih oleh empat prodi yakni Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian, Prodi Peternakan Fakultas Peternakan, Kelautan dan Perikanan, Prodi Budidaya Perairan, dan Prodi S2 Lingkungan Program Pascasarjana Undana.

Ketua Tim Task Force ASIIN, Prof. Ir. Yosep Seran Mau M.Sc., Ph.D., menyampaikan terkait perbedaan akreditasi nasional dan internasional.

“Masing-masing lembaga akreditasi tentu ada kesamaan maupun perbedaan. Kami sudah pernah terlibat akreditasi nasional dengan BAN-PT, dan sekarang internasional dengan ASIIN. Memang pada prinsipnya sama untuk menjaga agar proses belajar berjalan lancar, sehingga lulusan siap kerja, siap penuhi permintaan pasar dan mampu bersaing. Tetapi dalam proses akreditasi ini ada hal-hal prinsip yang membedakan antara akreditasi nasional dan internasional,” ujar Yosep saat jumpa pers di Gedung Rektorat Lt. II Undana Kupang, Rabu, 17 April 2024.

Yosep menjelaskan sistem BAN-PT keputusan akreditasinya diklasifikasikan jika dulu ada penilaian A, B, C dan seterusnya, kemudian diganti sebagai klasifikasi baik, baik sekali, dan unggul. Sedangkan ASIIN tidak menetapkan klasifikasi tersebut.

Sebelum memutuskan untuk visitasi ke lapangan, hal pertama yang dinilai ASIIN adalah kelayakan dokumen.

“Kalau dokumen yang kami submit dinilai tidak layak, maka ASIIN tidak akan melakukan visitasi. Sebaliknya setelah dokumen dianggap layak maka ASIIN akan melakukan visitasi. Untuk Undana, kami menulis semua dokumen tersebut sejak akhir 2022 hingga awal 2023. Kami submit bulan Juni 2023. Satu minggu kemudian kami dapat feedback, kami perbaiki, submit lagi bulan September, diperiksa lagi, kemudian ASIIN menilai dan memberitahukan dokumen kami layak untuk divisitasi. Visitasi sudah dilakukan pada tanggal 12-14 Desember 2023. Kalau sudah dikunjungi minimal kami dapat requirement,” jelas Yosep.

Baca juga: Undana Kupang Raih Akreditasi Internasional, Satu Tahun Lebih Cepat dari Target

ASIIN sendiri lanjut Yosep, menggunakan sistem pembinaan. Jika ada dokumen yang kurang, tetap diakreditasi tetapi dalam 1 tahun harus diperbaiki yang kurang tersebut dan dinilai lagi. 

“Aspek pembinaan sangat penting, tidak melakukan judgment, dan kami melihat nilai positif dari proses ini. Motto ASIIN adalah continous improvement, atau perbaikan secara berkelanjutan dan diawasi. Artinya setiap tahun kita harus kasih laporan perkembangannya, rekomendasi yang ASIIN berikan apakah sudah dibuat atau belum. Dalam proses ini kami melihat bahwa ASIIN mengontrol lembaga pendidikan agar tetap berkomitmen,” ungkap Yosep.

Terkait dengan akreditsi ini, Yosep menuturkan bahwa ASIIN merupakan lembaga akreditasi internasional yang bidang fokusnya fakultas teknik, informatika, dan MIPA yang didalamnya termasuk lingkungan, pertanian, peternakan, perikanan dan kelautan, serta kehutanan. 

Jika BAN-PT atau lembaga akreditasi perguruan tinggi mandiri lainnya melakukan akreditasi setiap prodi secara individu, maka sistem ASIIN adalah cluster.

Prodi yang ada dalam satu bidang ilmu dapat digabung, tentunya dengan melihat kecocokan visi, misi dan lain sebagainya. 

“Sistem cluster ini bisa memghemat pembiayaan. Karena cukup mahal kalau misalnya Undana mengakreditasi satu prodi, dengan biaya yang begitu besar. Oleh karena itu kita buat cluster, dan 4 cluster ini kalau dihitung per Prodi lebih murah dibanding per individu prodi. Apa yang kami peroleh saat ini tidak terlepas dari dukungan semua pihak, termasuk stakeholder, alumni, mahasiswa, juga media yang telah membantu menginformasikan sehingga kami bisa sampai di tahap ini,” tutur Yosep.

Sebagai Universitas yang memiliki misi global university, Undana tidak hanya mengandalkan akreditasi nasional saja namun wajib mencapai akreditasi Internasional. 

Baca juga: BREAKING NEWS : Empat Prodi Undana Kupang Raih Akreditasi Internasional 

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved