Wawancara Eksklusif

Wawancara Eksklusif Koordinator MAKI, Boyamin Saiman: Harvey Moeis dan Helena Lim Hanya Kaki Tangan

Belakangan kasus dugaan korupsi tata niaga timah wilayah IUP PT Timah Tbk tahun 2015 hingga 2022 ramai jadi pembicaraan di masyarakat.

Editor: Alfons Nedabang
wartakota.com
Boyamin Saiman 

Itu kemudian ditanam ke timah kemudian ditanam ke batu bara, PT-nya saya punya catatan, tapi juga tidak bisa saya sampaikan. Dan apakah yang bersangkutan dekat dengan petinggi penegak hukum atau petinggi pejabat publik, saya tidak relevan untuk menjawabnya.

Karena biarlah nanti penegakan hukum yang menjalankan. Karena nanti kalau saya ke sana juga, terseret-terseret ini menjadi politis, menjadi persaingan kepentingan, bisnis.

Dan konon katanya ini ada yang mau masuk bisnis timah, dan orangnya bisa jadi terkait dengan pemenang pilpres, dan juga ada orang penegak hukum yang ingin promosi, jadi gabung dan menjadi cepat.

Nah, itu kan semua informasi yang sekadar untuk saya ketahui, tapi saya tidak perlu dan tidak akan mengkonfirmasi itu, mendalami itu, dan kemudian saya sampaikan ke publik. Kita fokus penegakan hukumnya dan prosesnya seperti apa.

Apakah Anda mengetahui bahwa RBS ini juga pernah terkait-terkait dengan kasusnya Ferdy Sambo?

Ha ha ha, konon katanya ada pemberitaan seperti itu. Saya juga mohon maaf tidak bisa mengkonfirmasi iya atau tidak. Saya fokus aja. Jadi itu, kalau nanti tidak fokus malah tidak terbongkar dugaan korupsinya atau dugaan penyimpangannya. Itu yang kira-kira saya ingin jadi detektif partikelir yang sangat spesialis, kan gitu kira-kira.

Lalu sebenarnya hubungan antara RBS dengan suaminya Sandra Dewi ini dan Helena Lim, apakah mereka ini terjalin dalam suatu perusahaan atau perjanjian kerja, atau apa yang Anda ketahui?

Dari perusahaan tambang di Kalimantan itu ada entitas tambang batu bara yang di lapangan itu ada perusahaan A, itu yang menjalankan operasional. Perusahaan A itu dimiliki sahamnya oleh PT B. Nah, salah satu pemegang saham atau komisaris utama itu adalah HM.

Kemudian turun lagi atau ke kanan dan ke kiri, ada yang 4 % , 5 % , ada turun lagi 80 % , dan kemudian turun lagi PT B, PT C, PT D, PT F gitu, PT G bahkan, begitu sampai level tertentu dugaannya RBS itu menjadi pemegang saham penuh di 60 % saham, sama anak dan istrinya.

Jadi enggak ada pemegang saham yang lain. Jadi dia saya istilahkan official benefits atau pemilik keuntungan sesungguhnya. Nah, itu yang kalau di perusahaan tambang di Kalimantan. Nah, apakah di perusahaan timah itu juga begitu? Kira-kira dugaannya seperti itu.

Setidaknya ada tadi saya katakan, ada aliran uang. Kemudian pada titik akhir kemudian perusahaan ternyata, perusahaan-perusahaan yang diduga melakukan penambangan baik yang legal maupun ilegal terkait smelter, itu saya katakan tadi 50-70 perusahaan itu yang di mana yang bersangkutan, RBS itu kalau tidak pemegang saham ya komisaris, ya kalau tidak komisaris ya direktur.

Jadi dari tentakel itu saya melihatnya HM, Harvey Moeis itu, hanya kaki tangan. Lah kalau Helena Lim itu dugaannya punya money changer di Jakarta Utara, mungkin juga dipakai untuk menukar uang tapi juga kemudian sekaligus diduga juga menyalurkan CSR yang diduga manipulasi, sehingga itu menjadikan HL tersangka.

Kalau begitu apakah RBS ini orang tertinggi atau di atasnya masih ada lagi?

Kalau versi saya sudah tertinggi, kan kepala. Kalau HM sama HL itu kaki tangan, kalau sudah kepala atau badannya, ya udah tertinggi. Kemudian dia juga ngajak beberapa temannya lah, yang terkait untuk ikut memiliki saham supaya berbagi resiko, ya itu ada.

Makanya tadi saya katakan bentuk piramidanya ada yang ke kanan ke kiri 4 % 6 % , ada yang 10 % . Atau saham itu kan ada seri a, seri b, seri c. Seri a, seri b misalnya, dikuasai dia. Seri c yang agak kecil kemudian dibagi-bagi. Jadi ya kalau dirumuskan banyak bagannya atau skemanya, ya kelihatan.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved