Penyakit Ternak

Hasil Tes Sapi yang Dikirim ke Indonesia Negatif Setelah Diduga Ada Kematian Akibat Botulisme

Hal ini menegaskan bahwa tidak ada bukti adanya penyakit eksotik dan Status Kesehatan Hewan Australia tetap tidak berubah, kata pusat tersebut.

Editor: Agustinus Sape
HANDOUT/BRIAN SCOTT
Ada konfirmasi kematian ternak di kapal Brahman Express yang memuat sapi dari Northern Territory ke Indonesia pada awal bulan Maret 2024 ini. 

POS-KUPANG.COM - Sapi Australia yang dikirim ke Indonesia dinyatakan negatif terhadap penyakit eksotik setelah negara tersebut untuk sementara waktu melarang ekspor dari satu stasiun karena 100 hewan mati karena dugaan botulisme.

Pusat Kesiapsiagaan Penyakit Australia mengonfirmasi bahwa pengujian pencegahan memberikan hasil negatif untuk Penyakit Kulit Lumpy dan Penyakit Mulut dan Kuku.

Hal ini menegaskan bahwa tidak ada bukti adanya penyakit eksotik dan Status Kesehatan Hewan Australia tetap tidak berubah, kata pusat tersebut.

Keputusan ini muncul setelah Indonesia mengonfirmasi akan menghentikan sementara ekspor sapi hidup dari salah satu peternakan di Northern Territory setelah kematian sapi tersebut.

Departemen Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Australia pada hari Kamis mengatakan pihak berwenang Indonesia telah menghubungi dan mengkonfirmasi larangan tersebut.

“Ekspor sapi hidup dari perusahaan tertentu yang terdaftar di Northern Territory untuk sementara ditangguhkan, menunggu penyelidikan lebih lanjut untuk menentukan penyebab insiden tersebut,” katanya dalam sebuah pernyataan.

“Departemen terus menyelidiki penyebab kematian ternak. Tanda-tanda klinis yang muncul pada ternak konsisten dengan botulisme.”

Penangguhan tersebut menyusul kematian yang dikonfirmasi di kapal Brahman Express awal bulan ini.

Pada hari Selasa, departemen tersebut mengkonfirmasi beberapa ternak telah mati di kapal pengangkut tersebut selama akhir pekan tetapi tidak dapat mengkonfirmasi jumlah pastinya.

Sapi-sapi tersebut diperiksa sebagaimana diwajibkan berdasarkan Undang-Undang Pengendalian Ekspor sebelum meninggalkan Darwin pada tanggal 14 Maret.

Kapal tiba di Indonesia pada 20 Maret.

Baca juga: Kisah Ekspor Ternak Hidup ke Israel Batal Saat Gelombang Panas Melanda Pantai Perth Australia

Investigasi sedang dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian ternak tersebut, namun tanda-tanda awal menunjukkan adanya botulisme, keracunan langka yang menyerang sistem saraf.

“Ini bukan penyakit menular atau penyakit eksotik dan tidak menimbulkan risiko bagi ternak Australia atau kesehatan manusia,” kata departemen tersebut.

Botulisme pada sapi sering kali disebabkan oleh hewan yang memakan racun yang dihasilkan oleh bakteri dalam pakan yang terkontaminasi.

Departemen tersebut mengatakan botulisme sulit untuk diuji dan memerlukan proses eliminasi yang memakan waktu.

Pengujian yang dilakukan di Laboratorium Kedokteran Hewan Berrimah milik pemerintah Northern Territory telah mengecualikan Bovine Ephemeral Fever dan tick Fever sebagai kemungkinan penyebab kematian.

(canberratimes.com.au/aap) 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 
 
 
 
 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved