Bencana Banjir dan Gempa
Papua Nugini Porak-poranda Dilanda Banjir dan Gempa Bumi
Papua Niugini rentan aneka bencana. Selain gempa, banjir dan tanah longsor mengancam.
POS-KUPANG.COM, PORT MORESBY - Setidaknya 1.000 rumah di Sepik Timur, Papua Niugini, rusak akibat gempa dan banjir. Gempa terjadi beberapa pekan selepas banjir merendam sebagian distrik di Sepik Timur.
Gempa bermagnitudo 6,2 terjadi pada Minggu (24/3/2024) pagi. Gubernur Provinsi Sepik Timur Allan Bird menyebut ada tiga orang tewas akibat gempa itu.
Gempa terjadi di daerah yang sudah beberapa pekan direndam banjir. ”Banjir sebenarnya mencakup wilayah yang panjangnya lebih dari 800 kilometer sehingga mungkin ada sekitar 60 atau 70 desa yang terkena dampaknya di sepanjang Sungai Sepik,” kata Bird, Senin (25/3/2024).
Karena sedang banjir, masih banyak petugas tanggap darurat dan tenaga medis di sana. ”Banjir bukanlah masalah terbesar mereka. Mereka dengan percaya diri menghadapi banjir karena sudah terbiasa. Namun, gempa bumi, tidak ada seorang pun yang siap menghadapinya. Hal itu menyebabkan kerusakan paling signifikan saat ini,” katanya.
Kini, warga butuh air, makanan, dan tenda untuk tempat tinggal sementara dan menyimpan barang. Bencana ganda, banjir dan gempa, ini mengakibatkan rumah warga rusak atau terendam.
Sukarelawan di Sepik Timur, Gideon Marlow, menyebut warga masih terguncang akibat bencana ganda itu. ”Mereka berusaha menolong diri mereka sendiri, mencari cara berpindah dari wilayah yang terendam banjir ke tempat yang lebih aman,” ujarnya.

Tokoh masyarakat di Desa Kamanibit, Distrik Angoram, Cyril Tara, mengatakan, sebanyak 39 rumah warga desa itu rusak dan terendam. Untungnya, tidak ada warga terluka apalagi tewas. Masalahnya, makanan terbatas. ”Keluarga-keluarga di komunitas kami yang beruntung memiliki rumah yang lebih besar mampu menampung keluarga-keluarga yang kehilangan rumah dan harta benda mereka,” katanya.
Ia berharap pejabat datang ke desanya dan melihat kerusakan di sana. Kini, kebun di desa hancur. ”Kami punya ikan. Akan tetapi, kami tidak punya sagu setelah bencana pada hari Minggu. Air minum kami juga tercemar dan kondisinya tidak begitu baik,” katanya.
Papua Niugini, negara kepulauan di Pasifik Selatan yang terletak di sebelah utara Australia, merupakan negara yang tergolong rentan bencana. Curah hujan yang deras disertai angin kencang menyebabkan banjir besar dan memicu tanah longsor di Papua Niugini, bulan ini.
Media lokal melaporkan, sebanyak 23 orang tewas di Provinsi Chimbu dalam tiga bencana tanah longsor pada 18 Maret. Gelombang badai juga membanjiri desa pesisir Lese Kavora di Provinsi Teluk.

Terletak di rangkaian ”Cincin Api” Pasifik, Papua Niugini juga rawan dilanda gempa. Pada April tahun lalu, gempa berkekuatan 7,0 mengguncang Papua Niugini dan menewaskan empat orang di bagian utara terpencil negara tersebut. Lalu pada September 2022 gempa berkekuatan 7,6 melanda daerah terpencil di pulau itu dan menewaskan 21 orang.
(kompas.id/ap/afp)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.